Politik

Terungkap! Ternyata Niniak Mamak Nagari Salayo Bantah Mendukung Cagub Mahyeldi

×

Terungkap! Ternyata Niniak Mamak Nagari Salayo Bantah Mendukung Cagub Mahyeldi

Sebarkan artikel ini

SOLOK, hantaran.co—Beredarnya narasi yang mengklaim niniak mamak Nagari Salayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok mendukung calon Gubernur Sumbar Mahyeldi dan pasangan calon Bupati Solok Jon Firman Pandu dan Candra di Nagari Salayo dibantah oleh tokoh adat setempat.

Diketahui sebelumnya pasangan calon tersebut datang menggunakan pakaian adat Nagari Salayo pada Rabu (16/10/2024). Meski hanya dihadiri beberapa orang, tapi pencatutan niniak mamak tersebut ternyata tidak benar.

Wakil Ketua Kerapatan Adat Nagari Salayo Yanuar Datuak Bagindo Basa yang merupakan Penghulu Adat suku Malayu di nagari tersebut menyatakan bahwa narasi, atau berita tersebut hanya klaim sepihak dari segelintir orang tim sukses tertentu.

“Bahkan para ninik mamak pun tidak mengetahui kedatangan calon tersebut. Kami menduga ini terkait dengan suasana kampanye, apalagi kita tahu saat ini Pilkada,”ucapnya pada Kamis (17/10/2024).

Bahkan diungkapkannya, dari laporan masyarakat di lokasi acara pun hanya sedikit orang berkerumun. Dan itu pun karena jalanan macet dan hanya ingin tahu siapa yang datang.

Dan menurutnya kedatangan salah satu calon tersebut sama seperti masa Pilkada sebelumnya, tidak memberikan dampak langsung bagi masyarakat di Salayo.

“ Tak ada satu pun program kegiatan pembangunan Sumbar yang diberikan ke Nagari Salayo dan jika pun ada sangat sedikit sekali. Dan tidak menutup mata, Pemda Kabupaten Solok lebih banyak membantu dan dari anggota DPR-RI asal Kabupaten Solok. Kami di nagari ini pernah diberi janji manis, tapi setelah ia duduk. Jangankan membangun, nagari kami saja mungkin mereka lupa,” kata Yanuar Datuak Bagindo Basa.

Selain itu, ia mengimbau agar jangan ada yang mengklaim sepihak, sebab warga Nagari Salayo kompak dan solid. Ia mengajak jangan sampai ada upaya pemecahan atau mengelompokan warga.

Terkait baju adat yang digunakan oleh Paslon yang datang tersebut, Dubalang Adat Suku Tapi Air Nagari Salayo, Yuliza Betri Datuak Mantari Bonsu menyampaikan, acara tersebut tidak lebih dari acara arak-arakan biasa.

Karena menurutnya pakaian adat kebesaran atau “baju gadang” itu ada ketentuannya, tidak dipakaikan sembarangan.

“Baju gadang adalah pakai kebesaran milik dan dipakai hanya oleh niniak mamak Nagari Salayo saja bukan orang nagari lain, bahkan ada tatacaranya. Waktu pemakaiannya pun hanya acara-acara adat tertentu nagari saja ataupun undangan adat besar nagari lain,”ujarnya.

“Kalaupun “baju gadang” ini dipakai di luar acara itu atau bukan acara adat sebagaimana dimasa Pilkada seperti kamarin, maka akan tidak punya nilai sakral lagi bagi pemakai, layaknya hanya seperti orang yang lagi pawai atau karnaval atau sekedar untuk bafoto-foto saja,”ungkap Yuliza Betri Datuak Mantari Bunsu.

Sedangkan Ade Hariyanto Datuak Rajo nan Sati seorang tokoh muda ninikmamak dan anggota KAN Salayo, dari kaum bajinih Tuanku nan Tigo dari Suku Subarang Tabek di nagari itu menyatakan, bahwa niniak mamak, kaum muda maupun orang-orang Salayo pada umumnya terkenal sebagai orang-orang atau masyarakat yang cerdas, pandai menilai, dan pandai berterimakasih atas jasa orang lain.
Mana calon yang cuma cari suara dimusim Pilkada dan mana calon yang benar-benar akan membangun Sumbar ataupun Nagari Salayo sudah diketahui rekam jejaknya.

Alun takilek lah takalam. Belum ada terlihat mereka turun tangan ke nagari kami atau pun Kabupaten Solok. Kini niniak mamak, pemuda dan masyarakat Nagari Salayo umumnya hanya akan mendukung tokoh atau calon yang sudah nyata selama ini berjasa dan berbuat membangun nagari maupun daerah Kabupaten Solok,”tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Candri Satriyan Datuak Rajo Kaciak, seorang ninik mamak kaum Dubalang Adat di Nagari Salayo, menurutnya, niniak mamak akan melihat mereka yang punya niat iklas dan tekad membangun daerah.

“Bukan hanya sekedar mencari kedudukan atau kekuasaan kemudian berbuat menguntungkan hanya bagi segelintir orang atau kepentingan sekelompok saja,”ucapnya.

Dan yang terpenting sebagaimana prinsip orang minang, orang Salayo mamakaikan falsafah kok di suku mamaga suku, tibo di nagari mamaga nagari. Indak ka barangok kalua badan.

Dafit/hantaran.co