AGAM, hantaran.co — Ninik Mamak Basa Nan Barampek Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, menegaskan, yang berhak terhadap tanah ulayat Nagari Bawan yang digarap PT AMP Plantation (HGU : 10 dan 11) itu adalah Ninik Mamak Basa Nan Barampek Bawan.
Ninik mamak Basa Nan Barampek Nagari Bawan menyampaikan surat penyataan sikap tersebut kepada Pemerintahan Daerah Agam, DPRD Agam, Kapolres Agam, dan Pihak PT AMP itu sendiri.
“Dasar kita memberikan surat pernyataan sikap ini adalah surat yang diberikan PT AMP tertanggal 11 Agustus 2020. Dimana dalam surat itu PT AMP meminta dukungan kepada kami Ninik Mamak Basa Nan Barambek untuk menyelesaikan tanah yang digarap oleh PT AMP Plantation (HGU:10-11),” kata Sy. Dt. Tan Majolelo di Lubuk Basung, Senin (9/11/2020).
Ia menyampaikan, Ninik Mamak Basa Nan Barampek, Sarung Sako, Pusako dan anak kemanakan, serta Pariuak Tambago, menanggapi surat Ninik Mamak Nagari Bawan tanggal 23 September 2020 tentang penyelesaian tanah ulayat Nagari Bawan yang dijadikan perkebunan oleh PT AMP.
“Kami tegaskan sepanjang aturan adat Salingka Nagari Bawan yang berlaku, yang berhak memegang atau memiliki ulayat itu adalah Ninik Mamak Basa Nan Barampek Nagari Bawan,” katanya.
Lebih Lanjut disampaikan Sy. Dt. Tan Majolelo terkait surat Ninik Mamak Bayan itu, ia melihat terdapat unsur kealpaan, dimana dalam surat itu pihaknya atas nama Ninik Mamak Basa Nan Barampek tidak diikut sertakan atau ditinggalkan. “Oleh sebab itu, kami sampaikan bahwa yang berwenang di ulayat itu adalah Basa Nan Barampek Bawan,” ujarnya.
Namun, SY. Dt. Tan Majolelo juga menyampaikan, jika ia dan kaumnya berhasil dan ada keuntungan dari pemanfaatan kebun yang dikelola oleh PT. AMP tersebut, pihaknya tidak akan meninggalkan pihak ninik mamak lain di Nagari Bawan itu.
“Jadi, kami tidak akan meninggalkan ninik mamak yang lain. Jika ada keuntungan maka kita juga akan berikan kepada ninik mamak lainya,” katanya.
SY. Dt. Tan Majolelo menyampaikan jika ada permasalahan Tanah Ulayat Basa Nan Barampek Nagari Bawan terkait tanah yang dikelola oleh PT. AMP dalam HGU:10 dan 11, pihak yang berhak menyelesaikan itu adalah Ninik Mamak Basa Nan Barampek Nagari Bawan bersama dengan cucu kemanakanya.
“Kami lah yang berhak atas ulayat itu berbatasan dengan Ninik Mamak Tapian Kandis, Ninik Mamak Kinali, serta Ninik Mamak Basa Nan Barampek Tiku,” tegasnya.
Sementara itu, salah seorang Kemanakan Ninik Mamak Nan Barampek Bawan, Herman, berharap kepada Pemerintah Daerah Agam untuk meluruskan kembali bahwa yang berhak atas ulayat yang dikelola oleh PT AMP itu adalah urusanya bersama dengan Ninik Mamak Basa Nan Barampek Bawan.
“Kami atas nama kemanakan meminta kepada Pemda untuk meluruskan kembali, bahwa ulayat atau Plasma Bawan itu adalah hak Ninik Mamak Basa Nan Barampek,” kata Herman.
Begitu juga kepada PT. AMP, ia meminta agar segala sesuai yang berhubungan dengan keuangan atas tanah ulayat itu pihak PT. AMP harus berurusan dengan Ninik Mamak Basa Nan Barampek Nagari Bawan.
“Jadi, HGU 10 dan 11 itu PT AMP urusanya dengan Ninik Mamak Basa Nan Barampek, jika tidak kami anak kemanakan akan duduki tanah ulayat kami lagi,” katanya.
Anggota DPRD Agam, Rizky Abdilah Fadhal, yang menerima surat dari Ninik Mamak Basa Nan Barampek Nagari Bawan menyatakan sebagai wakil rakyat ia berkewajiban untuk menerima surat yang diberikan masyarakat.
“Kami atas nama DPRD menerima surat ini sesuai dengan alurnya surat ini akan kita sampaikan pada pimpinan, selanjutnya akan dibahas di Bamus apakah disetujui untuk ditindaklanjuti atau bagaiman,” katanya. (*)
hantaran.co