PADANG, hantaran.co —Tenaga kesehatan (nakes) di Sumatra Barat (Sumbar) mulai menerima suntikan vaksin Covid-19 jenis Moderna, sebagai suntikan tahap III atau booster (pemacu) pelindungan yang lebih baik dari ancaman terpapar virus corona. Suntikan vaksin ketiga diperlukan di tengah terjadinya lonjakan penambahan kasus yang cukup tinggi di Sumbar.
Direktur Utama (Dirut) RSUP Dr M Djamil melalui Pelaksana Harian (Plh) Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang, dr. Bestari Jaka Budiman menjelaskan, pihaknya telah menerima 3.900 dosis vaksin Moderna pada Kamis (29/7/2021) siang dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Penyaluran zat penguat imun itu ditujukan bagi seluruh karyawan dan relawan di rumah sakit itu yang berjumlah 4.000 lebih.
“Kita targetkan dapat tuntas divaksin dalam satu hari, karena mekanisme pelaksanaan vaksin ini sedikit lebih cepat dengan vaksin sebelumnya. Total seluruhnya termasuk dengan relawan kita berjumlah sekitar 4.328 orang yang akan diberi vaksin moderna ini,” katanya, Jumat (30/7/2021).
Meski demikian, sambung Bestari, proses vaksinasi tetap diawali dengan pemeriksaan kesehatan pada calon penerima vaksin tahap III ini, seperti proses screening terutama bagi penerima yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan. Pihaknya pun sudah menyiapkan 130 vaskinator untuk mempercepat proses penyuntikan.
Sementara itu, Ketua Komisariat Daerah Kejadian Ikatan Pasca Imunisasi (KIPI) Sumbar, dr. Raveinal, menjelaskan, pemberian vaksin booster bagi nakes yang telah menerima dua kali suntikan. Jumlah vaksin yang akan diberikan sebanyak 0,5 cc dan hanya diberikan satu kali.
“Vaksin terdahulu dan sekarang ada perbedaannya, vaksin Moderna dikembangkan dengan teknik mRNA, memiliki daya imunogenitas yang lebih tinggi daripada vaksin inactivated sebelumnya yang bersumber dari virus yang dilemahkan,” katanya.
Ia menjelaskan, efek samping dari vaksin jenis Moderna tidak jauh berbeda dengan vaksin-vaksin yang sudah beredar di Indonesia sebelumnya. Setelah divaksin, sebagian penerimanya akan merasakan efek berupa pegal dan gejala ringan lainnya.
Menurut Raveinal, kondisi penularan Covid-19 di Sumbar masih tinggi, bahkan beberapa waktu belakangan penambahan kasus baru mencapai seribu dalam sehari. Dengan kondisi penularan tersebut, maka proses vaksinasi harus dipercepat seiring, karena saat ini capaian vaksinasi di Sumbar masih tergolong rendah dibanding daerah lain.
“Kepada masyarakat, tolong untuk divaksin segera. Di samping itu, kami lagi-lagi mengimbau agar tetap menerapkan prokes. Jauhi berita-berita hoaks tentang vaksin. Vaksinasi ini sebagai upaya kita untuk segera mengakhiri pandemi,” katanya.
Ada pun salah seorang nakes yang sudah menerima vaksin Moderna, dr. Firman Abi menilai, dengan adanya suntikan ketiga atau booster tersebut, diharapkan bisa meningkatkan kekebalan sistem imun tubuh, sehingga lebih terlindungi dari potensi tertular virus corona. Ditambah lagi, saat ini virus Covid-19 juga terus bermutasi dan dapat menular lebih cepat.
“Saya yakin vaksinasi ini dapat meningkatkan kekebalan imunitas tubuh, terlebih bagi nakes yang hari-harinya berdekatan dengan pasien yang terinfeksi virus. Masyarakat kita harap segera divaksinasi, karena virus yang sudah bermutasi dapat menyebar lebih cepat dan gejala yang akan dialami juga lebih berat,” ujarnya.
Terkait pemberian vaksin dosis ketiga ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksin tersebut secara khusus akan digunakan untuk booster suntikan ketiga bagi para nakes yang mengalami tekanan yang luar biasa, terutama dalam menghadapi lonjakan penambahan kasus baru.
“Sehingga kami ingin memastikan nakes terlindungi secara maksimal, karena para nakes mengalami tekanan yang luar biasa dalam menghadapi penambahan kasus,” kata Budi.
Ia menyebutkan, keputusan untuk menggunakan booster Moderna tersebut telah sesuai dengan penelitian Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.Vaksin berteknologi mRNA itu juga sudah mendapat lampu hijau izin penggunaan darurat (EUA) BPOM pada 2 Juli 2021
BPOM mencatat, efikasi alias kemanjuran vaksin Moderna mencapai 94 persen untuk kalangan usia di atas 18 hingga 65 tahun. Sementara efikasi untuk lansia alias 65 tahun ke atas mencapai 86,4 persen. Data penelitian, vaksin Moderna masih manjur melawan mutasi virus SARS-CoV-2 varian B117 Alfa, B1351 Beta, dan P1 Gamma. Sementara untuk varian B1617 Delta, masih belum dilaporkan bukti terkini.
Tak hanya itu, vaksin Moderna menurutnya memiliki kelebihan yang cocok digunakan bagi warga Indonesia yang memiliki komorbid alias penyakit penyerta. Dalam uji klinis fase tiga, vaksin Moderna terbukti cukup bagus untuk masyarakat yang menderita penyakit paru-paru Kronis, jantung, obesitas, diabetes, liver, hingga HIV. (*)
Riga/hantaran.co