SOLOK, HANTARAN.CO — Kabut tipis menggantung di antara kebun teh, menyelimuti dua danau misterius yang konon tercipta dari darah seekor naga. Di tengah dinginnya pagi, bisikan legenda dan pesona alam menyatu membentuk cerita yang sulit dilupakan: inilah Danau Kembar, permata tersembunyi di jantung Sumatera Barat.
Terletak di ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut, kawasan Danau Kembar di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, menjadi magnet wisata alam yang kian mencuri perhatian. Dibalut udara sejuk, hamparan kebun teh, dan panorama pegunungan, dua danau ini bukan hanya menyuguhkan pemandangan memikat, tetapi juga menyimpan kisah mistis yang masih hidup di tengah masyarakat.
Danau Di Atas dan Danau Di Bawah—meski dinamakan “kembar”—justru memiliki posisi yang bertolak belakang dari namanya. Danau Di Atas, secara geografis, terletak lebih rendah dibanding Danau Di Bawah. Fenomena unik ini semakin memperkuat daya tarik kawasan yang disebut-sebut sebagai salah satu surga tersembunyi di Ranah Minang.
Namun, bukan hanya soal keindahan yang membuat tempat ini istimewa. Warga setempat percaya, kedua danau ini terbentuk dari kisah epik pertempuran antara Niniak Gadang Bahan—seorang tokoh sakti dalam legenda rakyat—melawan seekor naga raksasa yang melingkari perbukitan. Konon, darah naga yang mengalir membelah bumi, membentuk dua cekungan yang kini dikenal sebagai Danau Kembar.
“Sejak kecil, kami selalu diingatkan agar menjaga ucapan saat berada di sekitar danau. Kata orang tua, ada penjaga alam yang tak terlihat,” ujar Eri Hidayat, warga setempat yang kini menjadi pemandu wisata lokal.
Cerita mistis ini justru menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Panji Tri Atmojo, pengunjung asal Pekanbaru, mengaku takjub dengan atmosfer yang ditawarkan kawasan ini.
“Pemandangannya luar biasa. Saat pagi hari, kabut membuat kami serasa berada di negeri di atas awan,” ujarnya.
Daya tarik kawasan ini juga turut mendongkrak sektor ekonomi lokal. Rina Marlina, pengelola homestay di sekitar Danau Di Atas, menyebut peningkatan jumlah wisatawan terlihat signifikan, terutama di akhir pekan dan musim liburan.
“Banyak tamu dari Jakarta, Riau, dan bahkan luar negeri yang ingin merasakan kesejukan dan ketenangan di sini. Kami berharap akses jalan terus diperbaiki agar lebih nyaman dijangkau,” harapnya.
Menjawab antusiasme tersebut, Pemerintah Kabupaten Solok tengah mengembangkan kawasan Danau Kembar sebagai destinasi ekowisata unggulan berbasis kearifan lokal. Integrasi antara alam, budaya, dan cerita rakyat diyakini mampu menjadi nilai jual unik yang sulit ditandingi.
Danau Kembar bukan sekadar tempat pelesiran. Ia adalah ruang di mana alam, sejarah, dan mitos berpadu dalam harmoni. Bagi siapa pun yang berkunjung, bukan hanya keindahan yang dibawa pulang, tapi juga cerita—tentang tanah yang dijaga legenda, dan danau yang hidup dalam bisikan alam. (h/pmy)