Kesehatan

Sumbar Terima Bantuan Obat-obatan Untuk Pasien Isoman

4
×

Sumbar Terima Bantuan Obat-obatan Untuk Pasien Isoman

Sebarkan artikel ini
obat pasien isoman sumbar
Ilustrasi obat

PADANG, hantaran.co- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menerima bantuan obat-obatan untuk pasien isolasi mandiri (isoman) dari Presiden Joko Widodo. Gubernur Sumbar, Mahyeldi menyebutkan bahwa obat tersebut terdiri dari tiga paket obat.

“Kami telah terima obat dari presiden untuk pasien isoman. Jadi ada tiga jenis paket obat, terdiri dari paket warna hijau, biru dan kuning. Inshaallah besok oksigen konsentrator dari Bapak presiden akan kami terima juga. Kami juga sudah menyampaikan kebutuhan vaksin, yang Insya Allah dalam minggu ini akan kami dapatkan. Kami ucapkan terima kasih bantuan Pak presiden,” ujarnya kepada media di ruang VIP Bandar Udara Internasional Minangkabau, Jumat, (6/8).

Ia menyampaikan ucapan terima kasihnya terhadap kontribusi presiden RI itu kepada Provinsi Sumatra Barat. Ia berharap ke depannya bantuan ini dapat mengendalikan dan menekan kenaikan kasus covid-19. Sebelumnya, disebutkan bahwa Mahyeldi telah menyampaikan perkembangan penanganan covid-19 kepada Presiden Joko Widodo.

“Kemarin kami dihubungi Pak Presiden, maka dari itu kami ceritakan semuanya dan kemudian minta bantuan kepada bapak presiden. Sekalian kita ceritakan sempat kekurangan oksigen. Maka dari itu Pak Presiden berinisiatif membantu kita oksigen konsentrat sebanyak 100 unit,” katanya lagi.

Kemudian obat untuk isoman akan diberikan kepada daerah yang paling banyak pasien isomannya dan paling membutuhkan. Mahyeldi juga menanggapi terkait wacana isolasi terapung di Padang. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Nasional kata Mahyeldi, menawarkan tempat isolasi terapung sebagai solusi untuk isolasi mandiri bagi pasien OTG dan gejala ringan di Kota Padang guna mengantisipasi meningkatnya kasus positif di daerah itu.

“Tempat isolasi terapung merupakan salah satu bantuan yang bisa diberikan melalui Kementerian Perhubungan. Ini bisa membantu menambah kemampuan daerah dalam hal penyediaan tempat isolasi mandiri bagi pasien COVID-19. Kita akan koordinasikan dengan BNPB,” kata Mahyeldi.

Ia menyebut Sumbar memang telah memiliki konsep penyediaan tempat isolasi mandiri hingga ke tingkat nagari/desa melalui Program Nagari Tageh. Namun dengan meningkatkan kasus positif karena semakin dimasifkannya tracing dan testing, tempat isolasi tambahan akan sangat dibutuhkan.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi menyebutkan obat itu terdiri dari pencegahan PCR negatif atau terapi pada PCR positif pada OTG. Kedua, untuk yang positif PCR dengan gejala panas atau hilang penciuman yaitu anosmia. Ketiga, untuk pasien PCR positif yang gejalanya panas dan batuk kering.

“Masing-masing tiga paket obat itu, terdiri satu box. Kemudian nanti, 100 unit konsentrator akan diserahkan kepada rumah sakit yang membutuhkan. Fungsinya sama dengan ventilator, yaitu mesin yang portable mengolah udara di ruangan yang disalurkan kepada pasien,” tutur Arry.

Oleh karena itu, pihaknya memprioritaskan yang paling membutuhkan terlebih dahulu karena jumlahnya tidak banyak. Sementara, kata Arry stok vaksin yang disimpan di gudang Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat telah habis, karena prioritas sisa vaksin sudah ada peruntukkannya ke daerah.

“Stok vaksin sudah habis, sisa sekarang yang sudah ada peruntukkannya. Sisa stok yang ada sekarang, itu adalah sinovac 30.750 dosis. Itu sudah dibagi ke seluruh kabupaten kota. Maka dari itu, kita tunggu tambahan yang pusat datang yang kita ajukan sebelumnya sebanyak 800 ribu dosis,” ujarnya.

Arry menambahkan, total semua vaksin yang sudah didapatkan Sumbar sebanyak 1.096.470 dosis. Jenis vaksin itu Sinovac, AstraZeneca dan Moderna. AstraZeneca diberikan khusus untuk keluarga TNI dan Polri, sedangkan vaksin Sinovac untuk umum. Meski demikian, masyarakat juga boleh mendapatkan vaksin AstraZeneca seperti yang diberikan kepada TNI dan Polri.

“Kalau masyarakat umum mau vaksin AstraZeneca, boleh tidak ada larangan. Ketika TNI dan Polri punya program vaksinasi, ada juga masyarakat yang ikut vaksin, itu disediakan,”ucapnya.

(Darwina/Hantaran.co)