PADANG, hantaran.co — Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumbar mencatatkan 201 kasus positif baru dalam 24 jam terakhir hingga Minggu (8/11) malam. Di rentang waktu bersamaan, jumlah kasus positif secara nasional sudah menyentuh angka 433.836 kasus. Meski penambahan terus terjadi, riset menunjukkan masyarakat optimis Covid-19 bisa ditaklukkan.
Riset itu dipaparkan oleh lembaga penelitian dunia, IPSOS, yang melihat sejauh mana optimisme warga di negara-negara Asia Tenggara dapat menaklukkan Covid-19. Riset menunjukkan, 75 persen masyarakat Indonesia yakin Covid-19 bisa diatasi dan ekonomi akan kembali menguat pada 6 bulan mendatang.
“Cepat atau lambat, optimisme ini berdasarkan fakta bahwa upaya 3T (testing, tracing, dan treatment) pemerintah, terutama treatment atau pengobatan tentunya semakin membaik,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/11/2020).
Beberapa alasan optimisme yang ada dalam survei IPSOS, kata Reisa, sebesar 53% masyarakat optimis bantuan pemerintah untuk UMKM, 46% masyarakat optimis vaksin akan ditemukan, 37% masyarakat optimis bantuan tunai untuk masyarakat, 32% masyarakat optimis stimulus keuangan untuk pemilik usaha, dan 30% masyarakat optimis pada program kartu prakerja.
Optimisme ini, kata Reisa, tak lepas dari disiplin masyarakat menerapkan 3M yaitu, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Serta, laporan pantauan Satgas Penanganan Covid-19 yang telah menunjukkan sebagian besar masyarakat tetap memakai masker dan menjaga jarak saat masa liburan panjang 28 Oktober hingga 1 November 2020.
Bahkan saat ini, disiplin mencuci tangan sudah tidak lepas dari kebiasaan sehari-hari masyarakat. Ini juga didukung hasil penelitian dari United Nation Children’s Fund (UNICEF) dan Nielsen, yang menunjukkan bahwa cuci tangan paling sering dipraktekkan oleh masyarakat Indonesia.
“Sayangnya 3M masih dipraktekkan terpisah. Kadang rajin mencuci tangan, tetapi kurang disiplin masker dan lengah menjaga jarak. Yang bagus, semuanya dilakukan secara bersamaan, satu paket, satu kesatuan. Kalau dilakukan bersamaan, maka risiko Covid-19 langsung turun drastis, dan penularannya bisa diturunkan sampai 0 persen,” ujar Reisa.
Selain itu, optimisme lain dari penelitian IPSOS menyebutkan, semangat tinggi dan upaya mencari dan juga menyediakan vaksin Covid-19. Ada vaksin yang dikembangkan oleh Indonesia, dan ada dari hasil kerja sama dengan negara-negara lain dalam kerangka kerja sama global dan multilateral.
Managing Director IPSOS Indonesia Soeprapto Tan menjelaskan, ada tiga tujuan dalam survei yang dilakukan tersebut. Pertama, melihat di tahap mana setiap negara di Asia Tenggara bereaksi terhadap Covid-19. Kedua, melihat sejauh mana dampak Covid-19 terhadap penghasilan masyarakat. Ketiga, bagaimana perekonomian selama pandemi.
“Di awal studi pada Mei 2020, Indonesia dibanding negara Asia Tenggara lain tidak jauh. Banyak masyarakat mengatakan pendapatan menurun. Namun, di survei kedua pada September 2020, Indonesia cukup unggul dibanding lima negara lain,” kata Soeprapto Tan dalam Dialog Produktif yang digelar KPCPEN, Kamis (5/11/2020).
Hasil survei tersebut, sambungnya, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki optimisme terhadap pemulihan ekonomi yang lebih tinggi dibanding negara lain di ASEAN. Bahkan kalau dibanding Vietnam yang memiliki jumlah kasus Covid-19 lebih rendah, optimisme pemulihan ekonomi Indonesia lebih tinggi.
“Sebab di Indonesia ini masyarakatnya merasa terbantu dengan sejumlah pendampingan yang dilakukan pemerintah,” ujar Soeprapto lagi, sebagaimana dikutip dari situs web covid-19.go.id.
Setelah ditelisik, optimisme yang ditunjukkan masyarakat Indonesia juga dilatari adanya bantuan pemerintah yang cukup masif. Catatan yang didapat dari survei menunjukkan, masyarakat Indonesia merasa terbantu dengan pendampingan atau insentif terhadap UMKM yang diberikan pemerintah.
Selain itu, masyarakat Indonesia juga optimis vaksin bisa segera ditemukan dan diproduksi. Penyaluran bantuan sosial, Kartu Prakerja, dan stimulus untuk pengusaha juga dianggap punya andil besar dalam mendongkrak optimisme masyarakat Indonesia dalam menyongsong ekonomi yang lebih baik.
“Di Indonesia, 60 persen responden ingin masalah Covid-19 dari sisi kesehatan benar-benar dibereskan dulu. Ini menunjukkan bahwa prioritas masyarakat adalah aspek kesehatan. Sementara 16 persen responden berharap bantuan sosial tetap dilanjutkan. Sisanya, ingin pemerintah memberi kepastian lapangan kerja dan mengontrol harga agar tidak naik,” sambungnya.
Perkembangan Kasus
Sementara itu hingga Minggu 8 November 2020, total sudah 16.019 warga Sumbar pernah terinfeksi Covid-19, di mana terjadi penambahan 201 warga Sumbar yang baru terinfeksi. Selain itu, juga terdapat 242 warga yang baru sembuh sehingga total sembuh mencapai 12.856 orang. Sedangkan kasus meninggal bertambah 3 orang sehingga total menjadi 315.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal dalam keterangannya menjelaskan, tambahan kasus positif diperoleh setelah Tim Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Baso memeriksa 4.363 sampel swab.
“Kasus tertinggi harian tetap disumbangkan oleh Kota Padang. Dalam 24 jam terakhir, 100 warga Kota Padang dinyatakan positif Covid-19,” kata Jasman kepada Haluan.
Sementara itu secara nasional, juga terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif di hari yang sama sebanyak 4.262 kasus, sehingga angka kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 433.836 kasus, di mana 54.879 di antaranya tercatat sebagai kasus aktif atau masih ditangani. (*)
Ishaq/hantaran.co