Sumbar Bisa Menjadi Contoh Pengelolaan Pariwisata yang Baik di Tengah Pandemi, Ini Alasannya

Pariwisata

Simbol Penanda (landmark) Kebun Teh Liki Solok Selatan di hamparan kebun teh kawasan Lubuk Gadang, Sangir, Kabupaten Solok selatan, Selasa (1/9. Sebagai daya tarik wisata baru, tak banyak wisatawan berkunjung ke kawasan perkebunan teh itu di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. IRHAM

PADANG, hantaran.co — Pengamat Pariwisata dari Universitas Andalas (Unand), Sari Lenggogeni, menilai, semestinya Sumbar bisa menjadi contoh dalam pengelolaan pariwisata yang baik di tengah pandemi pada 2021 nanti. Sebab, Sumbar punya sejumlah modal yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

“Saya kira pada 2021 pandemi memang belum akan berakhir. Tapi, saya merasa Sumbar sebenarnya bisa jadi percontohan. Kita di Sumbar punya keunggulan seperti sarana laboratorium pemeriksaan sampel swab. Mestinya ini bisa jadi pertimbangan bagi wisatawan untuk datang ke Sumbar,” kata Lenggogeni kepada Haluan Senin (28/12/2020).

Namun demikian, ia menilai sangat diperlukan skrining di setiap tempat destinasi wisata dan saat penyelenggaraan iven-iven pariwisata di Sumbar pada tahun depan. “Buat model iven, pariwisata yang jadi prototipe yang tidak memberikan risiko besar terhadap penularan Covid-19. Menurut saya Sumbar harus begitu,” katanya lagi.

Menurutnya lagi, pekerjaan terbesarsektor pariwisata Sumbar pada 2021 memang berada pada penerapan protokol kesehatan yang ketat, sehingga membuat wisatawan merasa aman saat datang ke Ranah Minang.

“Jadi, jangan fokus ke pariwisatanya saja, sebab intinya, apa pun destinasinya, industrinya, ya jangan jalankan berdasarkan standar kondisi normal. Tetap prioritas perhatian pada protokol kesehatan. Jika Sumbar nantinya zona merah penularan Covid-19, orang tentu tidak akan melirik,” ucap Lenggogeni lagi. (*)

Yesi/hantaran.co

Exit mobile version