Sumbar Antisipasi Ledakan Covid-19

Wagub

Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy saat memimpin rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Kantor Gubernur Sumbar, Kamis (24/6). Satgas Penanganan Covid-19 provinsi dan kabupaten/kota diminta untuk mengantisipasi potensi ledakan kasus seperti yang terjadi di Pulau Jawa. IST/BIRO ADPIM PEMPROV

Penguatan PPKM Mikro dan Nagari Tageh dilakukan dengan penyediaan tempat isolasi terpusat di setiap nagari. Langkah ini diharapkan mampu menekan tingkat keterisian rumah sakit dengan menahan pasien Covid-19 bergejala ringan di tempat karantina yang disediakan nagari.

Audy Joinaldy

Wakil Gubernur Sumbar

PADANG, hantaran.co — Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, seperti yang mulai terjadi di sejumlah daerah di Pulau Jawa dan menderek ledakan kasus secara nasional. Sejauh ini, kasus positif kumulatif Covid-19 di Sumbar hampir menyentuh angka 50 ribu.

Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar, Audy Joinaldy, menyatakan, Forkopimda Sumbar telah memberi arahan pada Satgas Penanganan Covid-19 tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk memperkuat penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala Mikro, sebagaimana juga diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kita upayakan segala aturan yang telah disampaikan oleh pemerintah pusat baik itu penguatan PPKM Mikro atau pembatasan tingkat local, agar peningkatan kasus Covid-19 tidak melonjak seperti yang saat ini terjadi di Pulau Jawa,” ujar Audy usai Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di Kantor Gubernur, Kamis (24/6).

Bila perlu, kata Audy, Pemprov Sumbar akan menindaklanjuti instruksi penanganan Covid-19 dari pemerintah pusat dalam bentuk Surat Edaran (SE) Gubernur, agar pengendalian pandemi di Sumbar dapat lebif efektif. Termasuk juga arahan terkait penerapan protokol kesehatan (prokes) saat Hari Raya Iduladha yang akan berlangsung lebih kurang sebulan lagi.

Di samping itu, Audy menambahkan, penguatan PPKM Mikro dan pengaplikasian Nagari Tageh dilakukan dengan penyediaan tempat isolasi terpusat di setiap nagari. Langkah ini diharapkan mampu menekan tingkat keterisian rumah sakit (RS) dengan menahan pasien Covid-19 bergejala ringan di tempat karantina yang disediakan oleh nagari.

Audy menyebutkan, pemerintah telah mengalokasikan dana desa/nagari pada setiap nagari sebesar delapan persen untuk pelaksanaan PPKM Mikro dan penanganan Covid-19. Menurutnya, dengan upaya pengendalian dari level terkecil itu, potensi kenaikan kasus di Sumbar bisa dicegah lebih dini.

Kemudian, sambung Audy, terkait Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 sakit, untuk saat ini di Sumbar telah mencapai sekitar 52,6 persen. Menurutnya, angka tersebut masih kategori aman dan cukup untuk merawat pasien dengan gejala berat.

Menggenjot Vaksinasi

Selain itu, Audy menambahkan, dalam upaya pengendalian pandemi, Pemprov Sumbar juga terus mempercepat pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat. Ditambah saat ini capaian vaksinasi Sumbar masih tergolong rendah dibanding provinsi lain.

“Kita sudah ada kemajuan dalam capaian vaksinasi ini. Awalnya peringkat paling bawah, sekarang sudah naik ke peringkat 32 secara nasional. Dalam beberapa minggu ke depan kita targetkan bisa masuk peringkat 25 dan terus meningkat,” katanya lagi.

Audy mengatakan, capaian vaksinasi di Sumbar sudah menyentuh angka 24 persen dari target total penerima 874.698 orang. Kelompok lanjut usia (lansia), katanya, masih menjadi kalangan penerima vaksin Covid-19 paling rendah di Sumbar.

Menurut Audy, salah satu upaya konkret dalam mengendalikan pandemi adalah dengan mempercepat vaksinasi. Pemprov Sumbar pun sudah melakukan program Gebyar Serentak Vaksinasi di daerah-daerah untuk mempercepat realisasi vaksinasi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar Arry Yuswandi menyebutkan, kalangan lanjut usia (lansia) memang masih menjadi kelompok dengan penerima vaksin terendah sejauh ini, yaitu baru 2,53 persen dari total target penerima sebanyak 442.033 orang. Sementara untuk kelompok lain, realisasinya sudah cukup tinggi.

“Saat ini angka vaksinasi lansia masih di 2,53 persen. Kita sedang upayakan agar penerima vaksin dari kalangan lansia di Sumbar ini lebih luas dan menyeluruh,” ujar Arry.

Menurut Arry, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan masih rendahnya realisasi vaksinasi Covid-19 di kalangan lansia. Mulai dari akses yang sulit, hingga tingkat pemahaman akan pentingnya vaksin yang masih sangat rendah. Di samping itu, selama Ramadan yang lalu, pelaksanaan vaksinasi juga tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Pemprov Sumbar, sambung Arry, sudah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan capaian vaksinasi bagi kelompok lansia. Seperti, dengan mendatangi atau menjemput lansia di rumahnya untuk bisa datang ke fasilitas kesehatan (faskes) guna menerima suntikan vaksin.

“Vaksinasi dilakukan dengan pola jemput bola, karena kemungkinan lansia datang ke Puskesmas itu sangat kecil. Jadi, pola vaksinasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan lansia di suatu nagari atau satu jorong, sehingga bisa dilakukan pelayanan di tempat,” ujarnya lagi.

Ada pun berdasarkan data Kemenkes pada laman vaksin.kemenkes.go.id, per 24 Juni, jumlah pemberian vaksin Covid-19 di Sumbar untuk dosis pertama sudah mencapai 239.882 penerima, dan dosis kedua 145.591 penerima. Ada pun total target penerima adalah 874.698 orang, yang terdiri dari kelompok lansia, tenaga kesehatan, dan pelayan publik.

Data vaksin.kemenkes.go.id juga menunjukkan, untuk vaksinasi Covid-19 bagi lansia, dari 442.033 target penerima sudah 11.274 lansia yang sudah menerima suntikan dosis I dan 8.171 penerima untuk dosis II. Kemudian untuk petugas publik capaian vaksin dosis I sudah 196.466 penerima, dan dosis II 108.047 penerima, dari target 400.274 petugas publik. Sedangkan untuk tenaga kesehatan sudah mencapai 32.082 orang untuk dosis pertama dan 29.373 untuk dosis kedua, dari target penerima 32.391 tenaga kesehatan.

Sementara itu, kasus penularan Covid-19 di Sumbar hampir menembus 50 ribu kasus. Data Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar pada Kamis (24/6) terjadi penambahan kasus sebanyak 209 orang, sehingga total kasus positif sudah mencapai 49.706 orang.

“Dilaporkan dari 1.996 sampel yang diperiksa di Fakultas Kedokteran Unand dan Lab. Veteriner Baso, terkonfirmasi tambahan 209 orang warga Sumbar positif terinfeksi Covid-19,” ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal.

Sementara itu, sambung Jasman, untuk pasien sembuh tercatat 192 orang setelah dinyatakan negatif melalui dua kali pemeriksaan. Sehingga total pasien sembuh saat ini sebanyak 45.767 orang Selain itu jumlah pasien yang meniggal sudah mencapai 1.147 orang setelah terjadi penambahan sebanyak  empat kasus. (*)

Darwina/hantaran.co

Exit mobile version