Kendari, HANTARAN.CO – Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Nasional ke 28 di Kota Kendari Sulawesi Tenggara resmi dibuka Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno bersama Menteri Agama Nasaruddin Umar, Sabtu (11/10/25) malam.
Dipusatkan di Alun-alun Tugu Persatuan, Plt Kakanwil Kemenag Sumbar Edison bersama istri Ny. Pipit Edison, Kabiro Kesra Al Amin, Kepala Bidang Penais zawa Abrar Munanda, Kabag Kesra Hendri Hasbullah serat seluruh kafilah, Sabtu (11/10/2025) malam di Arena Utama STQHN
Ajang dua tahunan ini mengangkat tema “Syiar Al-Qur’an dan Hadis: Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan”, yang menegaskan peran nilai-nilai wahyu sebagai panduan kehidupan berbangsa di tengah tantangan global.
Dalam suasana khidmat, ribuan masyarakat memadati lokasi pembukaan untuk menyaksikan kemeriahan STQH yang diikuti kafilah dari seluruh provinsi di Indonesia. Kegiatan ini menjadi momentum spiritual sekaligus kultural, tempat nilai-nilai ilahiah ditumbuhkan dan diwariskan lintas generasi.
Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam sambutannya menyampaikan bahwa STQH tidak sekadar ajang perlombaan tilawah, tetapi sebuah syiar iman yang meneguhkan komitmen bangsa terhadap ajaran Al-Qur’an dan Hadis.
“Kita semua berbahagia dan berkumpul dalam suasana penuh keberkahan, tidak hanya sebagai seremoni, tetapi sebagai pernyataan iman bahwa Al-Qur’an dan Hadis bukan sekadar bacaan, melainkan fondasi hidup bangsa,” ujarnya.
Menag menegaskan, Al-Qur’an dan Hadis harus menjadi inspirasi dalam membangun karakter bangsa yang berakhlak, tangguh, dan berdaya saing.
Ia mengajak seluruh peserta menjadikan STQH sebagai wahana untuk menumbuhkan generasi Qurani yang tidak hanya fasih melantunkan ayat, tetapi juga menjiwai nilai-nilainya dalam tindakan nyata.
Lebih jauh, Nasaruddin menekankan pentingnya dimensi ekoteologis dalam penyelenggaraan STQH kali ini. Tema kali ini tidak hadir di ruang kosong, tetapi hadir sebagai suara kenabian.
“Di tengah meningkatnya ketegangan sosial dan tantangan ekologis, Al-Qur’an dan Hadis hadir sebagai suara kenabian yang menyeru pada harmoni, kasih sayang, dan tanggung jawab,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa mencintai bumi merupakan bagian dari keimanan, sementara menjaga lingkungan adalah bentuk zikir sosial yang menghidupkan nilai-nilai keagamaan dalam keseharian.
“Melalui penyelenggaraan STQH, kita tidak hanya menumbuhkan cinta pada wahyu, tetapi juga meneguhkan kesadaran moral untuk menjaga kehidupan,” kata Menag.
Dikatakan Menag, STQH Nasional ke-28 di Kendari menjadi refleksi bersama bahwa kemajuan bangsa tidak dapat dipisahkan dari keteladanan akhlak.
Melalui syiar ini, Kementerian Agama berharap nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadis terus menjadi cahaya yang menuntun umat menuju kehidupan yang berkeadaban dan berkeadilan. (*)