Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Limapuluh Kota, Guspardi Gaus Sebut Pancasila Jati Diri Orang Minangkabau

Empat Pilar

Anggota DPR RI, Guspardi Gaus. IST

LIMAPULUH KOTA, hantaran.co — Anggota DPR RI, Guspardi Gaus, melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Nagari Koto Tangah, Kecamatan Akabiliru, Kabupaten Limapuluh Kota, Selasa (17/11/2020). Peserta sosialisasi kegiatan ini terdiri dari warga dua kecamatan, yaitunya dari Kecamatan Akabiluru dan Kecamatan Payakumbuh.

Dalam paparannya Guspardi Gaus menyampaikan, yang dimaksud 4 pilar kebangsaan adalah, terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. 4 pilar ini, jelas dia, dirumuskan oleh 3 orang minang, dari 9 perumus yang ada.

“Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila itu sangat mencerminkan karakter masyarakat  Minangkabau dan orang minang memiliki kontribusi yang sangat besar untuk pancasila. Pancasila merupakan jati diri kita di Minangkabau,” ucap mantan anggota dan pimpinan DPRD Sumbar tiga periode itu.

Lebih lanjut, Guspardi Gaus mengajak masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota untuk mengamalkan Pancasila. “Mencerdaskan kehidupan bangsa harus diseriusi demi perbaikan kehidupan bangsa ke depan, baik kehidupan demokrasi dan juga kehidupan individu-individu manusia indonesia. Termasuk mengamalkan empat pilar ini, harus diseriusi oleh kita semua,” imbuhnya.

Nasarumber lainnya yang ikut mendampingi Guspardi Gaus menyosialisasikan empat pilar kebangsaan, Dr Afifi Fauzi Abbas menyampaikan, 4 pilar adalah kumpulan nilai-nilai yang luhur yang dijadikan modal dasar untuk berbangsa dan bernegara. Sehingga terciptanya negara yang adil, makmur, dan sejahtera. “Empat pilar ini lahir atas inisiatif MPR saat diketuai oleh Taufik Kiemas. Dimana Taufik Kiemas juga merupakan orang minang,” tandasnya.

Sementara itu, Wali Nagari Koto Tangah, Hendra Dt Bogah, mengucapkan terima kasih atas kunjungan Gusapardi dan memilih Nagari Koto Tangah sebagai tempat sosialisasi 4 pilar. “Melalui kegiatan ini masyarakat jadi bertambah ilmunya, bagaimana semestinya kita memaknai kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Sekaligus jadi pengingat untuk masyarakat agar tidak luntur rasa nasionalismenya,” ujar Hendra. (*)

Leni/hantaran.co

Exit mobile version