Siswa SMP yang Gantung Diri di Dharmasraya Dikenal Berkelakuan Baik dan Tak Pernah Ada Masalah di Sekolah

Gantung

Ilustrasi Gantung Diri

DHARMASRAYA, hantaran.co – Kepergian YF (15) masih meninggal kesedihan mendalam bagi kedua orangtuanya, Zulfa Effendi dan Yanti.

Apalagi kepergian si buah hatinya itu dengan cara yang tak baik pula, gantung diri di kamarnya. Sebelum gantung diri, YF  warga Gunung Medan, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, tak memperlihatkan gelat yang aneh.

Kata ayahnya Zulfa Effendi, sebelum ia pergi ke pasar anaknya pakai baju rumah biasa. Namun, ketika ditemukan tergantung di kamarnya malah memakai seragam putih biru SMP. Mirisnya lagi, aksi gantung dirinya juga direkam  dengan handphone miliknya.

Ayah korban Zulfa Effendi yang sehari hari disapa Ajo oleh warga sekitar, bekerja sebagai tukang jahit di depan SPBU Umega Gunung Medan itu merasa tidak ada masalah dengan korban. Ia mengaku anaknya berkelakuan baik, tidak pernah banyak tingkah laku yang buruk.

Begitu pula pengakuan Yanti. Anaknya pada malam sebelum kejadian minta untuk dibelikan baju untuk hari raya Idulfitri. Siangnya ayah dan ibunya pergi ke Pasar Pulau Punjung untuk membelikan permintaan anaknya yang masih dalam batas kewajaran dan korban minta belikan baju warna merah.

Tetangga korban, Adiska, juga mengaku bahwa korban anak yang baik dan pendiam. Ia heran apa penyebab korban melakukan hal itu.

Salah seorang guru SMPN Unggul Dharmasraya juga mengatakan bahwa anak didiknya itu termasuk anak yang berkelakuan baik dan tidak pernah ada masalah.

Ayah YF dengan menahan tangis dan tidak percaya anaknya itu akan melakukan hal itu memaparkan, malamnya anaknya itu minta dibelikan baju, siangnya ia bersama ibunya YF pergi ke Pasar Pulau Punjung untuk membelikan baju permintaan anaknya warna merah. Namun, karena modelnya tidak disebutkannya lalu ayahnya menelpon YF beberapa kali, namun telpon tidak diangkat.

Perasaannya tidak enak, lalu ia pulang. Kemudian ibunya bersama adik YF memanggil anaknya, namun tidak ada jawaban. Setelah itu ibunya membuka pintu kamar ternyata terkunci. Lalu ayahnya mendobrak pintu kamar, ternyata anaknya sudah tergantung dengan tali kain.

Ayah korban pun memotong tali gantungan itu, dan ia memeluk anaknya yang sudah tidak bergerak. Dengan bantuan Adiska tetangganya melarikan korban ke Puskesmas Gunung Medan.

“Waktu saya menggendongnya ke Puskesmas, ia masih panas badannya. Namun, setelah sampai di Puskesmas korban tidak bernyawa lagi,” ungkap Adiska yang bersebelahan dengan korban.

Korban disemayamkan di kediamannya yang menurut rencana akan dimakamkan di pemakaman umum Gunung Medan, Senin (3/5/2021) pagi. (*)

Maryadi/hantaran.co

Exit mobile version