NasionalPolitik

Sebelum Masa Jabatan Berakhir, Kode dari Anies untuk Sejumlah Partai

6
×

Sebelum Masa Jabatan Berakhir, Kode dari Anies untuk Sejumlah Partai

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, hantaran.co – Sebulan sebelum masa jabatan berakhir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai calon presiden pada perhelatan Pilpres 2024.

Dikutip Kompas.com, pernyataan itu disampaikan Anies dalam sebuah wawancara dengan Reuters di Singapura.

“Saya siap mencalonkan diri sebagai presiden jika sebuah partai mengusung saya,” ujar Anies.

Anies juga menyebut, bahwa kondisinya saat ini yang belum terikat pada satu partai memungkinkannya untuk menjalin komunikasi dengan semua fraksi.

Dalam wawancara dengan Reuters pada pekan lalu, Anies Baswedan juga menyinggung soal elektabilitasnya yang cukup tinggi berdasarkan survei sejumlah lembaga.

“Survei-survei independen ini dilakukan sebelum saya bahkan berkampanye. Menurut saya, mereka memberi saya kredibilitas lebih,” ucapnya.

Kode untuk partai

Pernyataan Anies siap maju sebagai capres sebenarnya tak mengejutkan lagi, karena namanya selalu muncul sebagai calon kuat di berbagai lembaga survei.

Bahkan, jika menilik ke belakang, Anies Baswedan sudah berupaya membidik kursi RI 1 sejak Pilpres 2014, kala itu dia mendaftarkan diri dalam konvensi capres Partai Demokrat.

Sementara itu, Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mengatakan, pernyataan Anies soal kesiapannya menjadi capres lebih ditujukan sebagai kode untuk partai politik.

Wasisto menilai, lewat pernyataan itu Anies secara tak langsung ingin mengumumkan kepada partai-partai peserta pemilu bahwa dia kini terbuka untuk menjalin komunikasi politik, khususnya untuk pencapresan.

Terlebih lagi, pernyataan itu disampaikan Anies menjelang berakhirnya masa jabatannya pada 16 Oktober mendatang.

“Saya pikir Anies memberikan kode khusus bagi calon koalisi parpol pengusungnya,” kata Wasisto kepada Kompas.com, Sabtu (17/9/2022).

Wasisto menyebut, Anies merupakan salah satu kandidat capres dengan tingkat popularitas dan elektabilitas yang tergolong tinggi.

Karena itu, Wasisto menilai, Anies secara sadar mengetahui potensi yang dimilikinya dan hendak menawarkan potensi elektabilitasnya itu kepada calon partai pengusung. Sebab, perolehan suara partai biasanya ikut terkatrol jika capres yang diusung memiliki elektabilitas tinggi.

“Bahwa dengan popularitas yang konsisten akan membawa dampak positif elektabilitas bagi koalisi yang menjadi kendaraan politiknya Anies,” tutur Wasisto.

Tiga partai berkemungkinan usung Anies

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, pernyataan kesiapan Anies untuk menjadi calon presiden akan mempengaruhi pembentukan koalisi parpol.

Koalisi yang dimaksud melibatkan tiga parpol, yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Selama beberapa bulan terakhir, ketiga parpol intens berkomunikasi dan menunjukkan intensi yang sama dalam penentuan sosok yang bakal diusung pada pilpres mendatang.

Berdasarkan hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) NasDem pada Juni lalu, misalnya, partai yang dipimpin Surya Paloh itu memutuskan untuk mendukung tiga bakal calon presiden.

Ketiga sosok itu adalah Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

PKS dalam Musyawarah Majelis Syuro PKS yang dilaksanakan pada Agustus lalu, juga memasukkan Anies sebagai salah satu tokoh yang masuk dalam kriteria bakal capres.

Adapun Partai Demokrat menyatakan memiliki kedekatan emosional tersendiri dengan Anies. Partai berlambang mercy itu bahkan membuka kemungkinan untuk menduetkan sang ketua umum Agus Harimurti Yudhoyono dengan Anies.

”Pernyataan Anies akan mendorong NasDem, Demokrat, dan PKS untuk membicarakan ulang skema koalisi dan mungkin juga bisa mendorong percepatan deklarasi koalisi dan pencapresan. Itu juga bisa mempengaruhi mereka untuk membicarakan lagi formasi capres dan cawapres karena dari sisi capres sepertinya sudah sangat mengerucut,” kata Arya.

Tanggapan NasDem, PKS, dan Demokrat

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Nasdem Willy Aditya mengatakan, pihaknya memang telah memutuskan untuk mendukung Anies sebagai salah satu dari tiga bakal capres sesuai dengan hasil rakernas.

Pernyataan Anies pun dianggap sebagai sambutan dan respons yang baik atas keputusan partai. Namun, dari tiga nama tersebut, Ketua Umum NasDem Surya Paloh masih akan mengerucutkannya menjadi satu nama.

Willy pun tidak memungkiri, jika penentuan figur capres yang akan diusung nantinya bergantung pada koalisi parpol.

Sebab, NasDem belum memenuhi syarat pencalonan capres/cawapres yang diatur dalam Undang-Undang Pemilu, yakni memiliki setidaknya 20 persen kursi DPR atau total perolehan suara nasional dalam pemilu legislatif sebelumnya 25 persen.

Sejauh ini, komunikasi intens untuk menjajaki kemungkinan koalisi dilakukan dengan Demokrat dan PKS.

”Kesepahaman sudah ada, kesepakatan yang belum didapat. Masih berproses. Tinggal tunggu kesepakatan, itu yang cukup jadi titik krusial sejauh ini,” kata Willy.

Ketua DPP PKS Ahmad Mabruri mengapresiasi pernyataan kesiapan Anies. Menurutnya, sosok tersebut bukan nama baru di lingkaran ketiga parpol.

Selain sudah ditetapkan sebagai bakal capres NasDem, figur tersebut juga sudah menjadi pembicaraan di lingkup internal PKS.

Oleh karena itu, pernyataan kesiapan Anies relatif tidak memunculkan respons yang berbeda dalam pembicaraan tentang koalisi.

Perbincangan di antara PKS, NasDem, dan Demokrat masih intens membahas soal format koalisi dan belum mencapai tahap keputusan deklarasi.

Hal itu salah satunya disebabkan oleh belum adanya kesepakatan terkait capres/cawapres yang bakal diusung jika mereka sepakat untuk berkoalisi.

“Pembicaraan tentang capres/cawapres ini kan tidak sederhana. Kami mesti teliti dan perhitungan agar ketika maju bisa menang. Aspek-aspeknya kan kompleks,” kata Mabruri.

Sementara itu, Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat Kamhar Lakumani menuturkan, bakal menghormati pernyataan Anies yang bersedia jika ada parpol yang mengusungnya.

Anies dinilai memiliki kedekatan historis dengan Ketum AHY. Sebab, Demokrat merupakan panggung pertama bagi Anies dalam politik formal.

Persahabatan antara Anies dan AHY pun sudah terjalin sejak lama, jauh sebelum keduanya memasuki arena politik nasional.

”Nama Mas Anies sendiri sebelumnya telah dipresentasikan DPD Partai Demokrat DKI Jakarta untuk bisa berpasangan dengan Mas Ketum AHY,” ujar Kamhar.

hantaran/rel