BUKITTINGGI, hantaran.co – SDN 02 Percontohan Kota Bukittinggi menerima penghargaan Standarisasi Lembaga Perlindungan Khusus Ramah Anak (LPKRA) Kementerian PPPA RI. Penghargaan diterima langsung Plt. Kepala SDN 02 Percontohan Bukittinggi bersama Kepala Dinas P3AP2KB Provinsi Sumatera Barat dan Kota Bukittinggi di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar mengaku bangga SDN 02 Percontohan Bukittinggi dapat meraih penghargaan tingkat nasional, mewakili Sumatra Barat. Hal ini katanya, tentu dapat menjadi motivasi bagi sekolah lainnya untuk meningkatkan layanan terkait perlindungan anak.
“Alhamdulillah, tentu sangat bangga sekali. Semoga bisa jadi contoh untuk sekolah lainnya. Perlindungan anak memang harus jadi prioritas. Pemko Bukittinggi akan berikan dukungan dan pendampingan penuh,” ungkap Wako, Sabtu(25/11).
Sementara itu, Kepala DP3APPKB Bukittinggi Nauli Handayani menyampaikan, SDN 02 Percontohan, menjadi satu-satunya unit penanganan kasus ramah anak di satuan pendidikan yang terstandarisasi oleh Kementerian PPA mewakili Provinsi Sumatera Barat. Torehan ini, tentu tidak mudah dan melalui proses yang panjang.
“Kami terus berikan pembinaan kepada setiap satuan pendidikan. Sehingga, mampu memberikan pemenuhan hak dan perlindungan khusus bagi anak termasuk mekanisme pengaduan untuk penanganan kasus di satuan pendidikan,” jelasnya.
SDN 02 Percontohan Bukittinggi, menginisiasi Sekolah Ramah Anak sejak tahun 2018, Dinas P3APPKB melakukan pembinaan dan evaluasi secara berkala setiap tahun kepada seluruh satuan pendidikan di Kota Bukittinggi. Hasil evaluasi tersebut dinyatakan bahwa SDN 02 Percontohan telah 2 kali mendapatkan penghargaan Sekolah Ramah Anak Terbaik tingkat kota.
“Standarisasi unit penanganan kasus ramah anak di satuan pendidikan, baru pertama kali diadakan oleh Kementrian PPA. SDN 02 Percontohan adalah satu-satunya unit penanganan kasus ramah anak yang distandarisasi oleh kement PPA dari 71 unit dan Lembaga yang tersatandarisasi tersebar pada 47 kabupaten/kota se Indonesia,” lanjutnya.
Wtz/hantaran.co
Komentar