JAKARTA, hantaran.co – Pembagian bantuan langsung tunai (BLT) subsidi BBM oleh pemerintah baru-baru ini malah memicu persoalan baru di tengah masyarakat. Diketahui penyaluran BLT BBM pada sejumlah daerah ricuh dikarenakan masyarakat berdesakan dan bersitegang dengan petugas. Kejadian ini diperparah lagi karena kehadiran anak-anak di lokasi pembagian BLT menjadi korban para penerima manfaat.
Menyikapi hal tersebut, Anggota Komisi VIII DPR RI Lisda Hendrajoni mendesak pemerintah agar segera mencarikan solusi terbaik dan tepat dalam pembagian BLT BBM tersebut.
“Padahal program bantuan tunai ini sudah bertahun-tahun dijalankan di Indonesia. Namun yang terjadi dilapangan masih saja belum menemukan formula yang tepat dalam penyalurannya. Kami meminta pemerintah harus segera mencari solusi terkait persoalan ini,” kata Lisda melalui keterangan resminya yang diterima hantaran.co jaringan Haluan, Jum’at (23/9/2022).
Srikandi NasDem ini menyebut, persoalan yang terjadi dilapangan jangan dianggap sepele dan dibiarkan begitu saja oleh pihak terkait. Pemerintah jangan seolah-olah hanya menjadi penonton ditengah penderitaan rakyat.
“Ya, harus segera dicarikan solusi terbaiknya. Jangan sampai persoalan yang terjadi saat ini dianggap sepele. Jadikan ini pelajaran bagi kita semua untuk selalu berbenah,” ujarnya.
Menurut Lisda, solusi terbaik dalam penyaluran BLT BBM adalah dengan memperbanyak titik lokasi pembagian, khususnya pada daerah-daerah yang punya banyak penerima.
“Kami berharap dalam pembagian BLT yang bersifat massal ini, harus diperbanyak pula lokasi pembagiannya, sehingga tidak menumpuk di satu titik tertentu. Atau bisa juga menggunakan sistem bergiliran berdasarkan area-area tertentu, tujuannya untuk menghindari adanya penumpukan massa,” ucap Lisda.
Sebelumya, pembagian bantuan langsung tunai (BLT) di Desa Pasirhalang, Kabupaten Sukabumi ricuh. Ibu-ibu terlibat aksi saling dorong dan memaksa masuk ke dalam aula pembagian BLT di Balai Desa Pasirhalang, Selasa (13/9/2022).
Video kericuhan itu beredar di aplikasi perpesanan. Mulanya pintu aula tertutup, lalu dibuka oleh satpam desa. Beberapa warga juga awalnya tertib duduk di kursi yang telah disediakan.
Tak berselang lama, warga yang sebagian besar ibu-ibu itu mendorong pintu hingga berdesakan. Dari arah berlawanan, satpam desa sempat menghadang ibu-ibu agar tidak berebut masuk.
Kepala Desa Pasirhalang Poernama mengatakan, hari ini merupakan hari pertama penyaluran BLT BBM dan BNPT dengan total Rp 500 ribu. Dia juga membenarkan terkait kericuhan tersebut.
“Iya betul. Sebetulnya susah ya kalau sudah berbicara dengan masyarakat,” kata Poernama pada wartawan di Balai Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
Dia menyebut, pembagian BLT itu sudah diatur sedemikian rupa hingga tak berbenturan antar warga. Di Pasirhalang kata dia, terdapat 4 kedusunan yaitu Dusun Sukaraja, Cibeureum, Tugu dan Cisero.
Menurutnya, meski sudah diberlakukan penjadwalan, warga yang datang untuk mengambil BLT tidak melaksanakannya dengan baik.
“Kita sudah atur setiap kegiatan ini, di dalam perencanaan awal, biasa yang saya lakukan itu penjadwalan waktu. Pertama jam 08.00 WIB sampai jam 09.00 WIB terus lanjut dan segala macamnya,” ujarnya.
Peornama mengatakan, kericuhan itu terjadi karena antusias warga yang membludak. Dia pun tak bisa mengambil tindakan apapun saat warga sudah bergerombol di Balai Desa.
“Karena antusias lah, saya tidak mencegah pada saat warga sudah ke sini ingin saling mendahului, ya apa adanya gitu, kita tidak bisa melakukan apa-apa,” tuturnya.
Sementara itu, jumlah penerima manfaat BLT BBM dan BNPT di Desa Pasirhalang sebesar 721 KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Menurutnya, jumlah tersebut jauh dari yang diusulkan pihak desa.
“Saya kira itu juga bukan rahasia lagi ke setiap daerah, jadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kami, oleh warga masyarakat. Sehingga dibandingkan dengan yang diusulkan itu lebih banyak yang tidak menerima daripada yang menerima. Dan hal ini pula yang sering dipertanyakan oleh masyarakat. Jadi karena ini kewenangan dari pusat, desa itu hanya lebih kepada pekerjaan yang mengusulkan tapi kewenangannya ada di sana jadi kami tidak bisa berbuat banyak,” ucapnya lagi.
hantaran/*