PADANG, hantaran.co – Ketua Umum Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI), Rustam Budiman, angkat bicara terkait persoalan maraknya jaringan teroris di wilayah Sumatera Barat (Sumbar). Bahkan, informasi tersebut merupakan keterangan resmi dari Mabes Polri yang beredar disejumlah media.
Dikutip dari Aktualdetik.com, terkait kondisi itu, ia mendesak Kapolri, Listyo Sigit Prabowo, segera mencopot Kapolda Sumbar, Irjen Pol Teddy Minahasa.
Menurutnya, suasana Ramadan yang seharusnya sejuk dan damai malah dikejutkan oleh informasi dari Mabes Polri tentang adanya jaringan Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatera Barat yang menyebut, saat ini terdapat 1.125 anggota, 400 orang personel aktif, dan selebihnya belum aktif dalam kegiatan, namun sudah mengambil bai’at.
Informasi tersebut, kata Rustam Budiman, menjadi bahan kajian yang serius bagi Badko HMI Sumatera Barat. Menurutnya, informasi tersebut mengejutkan sekaligus menyedihkan publik, khususnya warga Sumatera Barat. Sebab, jumlah 1.125 orang itu bukanlah angka yang kecil untuk kelompok teroris.
“Sungguh jumlah yang sangat besar bagi kita memandang kehadiran kelompok penebar ketakutan ini di Sumbar. Masuknya mereka ke wilayah yang dikenal dengan adat istiadat dan sopan santun tinggi ini tentu menimbulkan pertanyaan besar bagi kita semua, mengapa semudah itu mereka masuk dan berkembang?,” ucap pemuda yang akrab disapa Budi itu pada wartawan, Minggu (17/04/2022).
Kehadiran anggota NII di Sumbar, lanjut Budi, tentunya akan menganggu stabilitas kehidupan sosial masyarakat, dan menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
“Maka dari itu, kami (Badko HMI Sumbar) menilai bahwa Kapolda Sumbar telah gagal memprediksi kehadiran dan perkembangan terorisme di Sumatera Barat, sehingga daerah ini menjadi tidak aman untuk saat ini,” ujarnya.
Kegagalan tersebut, kata Budi, sejak tahap prediksi hingga akhirnya NII berkembang di Sumbar. Bahkan, ia pesimis kedepannya Kapolda Sumbar tidak akan bisa membasmi jaringan kelompok terorisme ini.
“Jangankan untuk membasmi, membaca pergerakan saja sudah terbukti gagal. Kami di HMI selalu tekankan paada kader bahwa jika gagal dalam merencanakan suatu program, maka itu artinya sama dengan merencanakan kegagalan,” tuturnya.
Atas kegagalan tersebut, Badko HMI Sumbar meminta Kapolri, Jendral Listyo Sigit Prabowo untuk segera mencopot Irjen Pol Teddy Minahasa selaku Kapolda Sumatera Barat.
“Herannya, kenapa langsung Densus 88 yang turun tangan menangkap 16 tersangka terorisme di Sumbar. Tentunya ini mengindikasikan bahwa upaya pencegahan dan pendeteksian terhadap terorisme tidak berjalan, dan sudah selayaknya Kapolri mencopot Kapolda Sumbar dari jabatannya,” kata Budi.
Hingga saat ini, perkembangan NII diketahui masih berada di Kabupaten Tanah Datar dan Dharmasraya. Bahkan, target operasi mereka paling besar adalah anak-anak. Maka dari itu, Budi menghimbau seluruh masyarakat Sumatera Barat agar selalu tenang dan tetap waspada pada lingkungan sekitar, terutama terhadap perkembangan aliran-aliran teroris tersebut.
“Ya, kita harus tetap tenang dan waspada, karena tujuan dari organisasi ini adalah menebar ketakutan kepada masyarakat. Jika kita takut, maka mereka semakin berhasil. Dan tentunya, kita harus selalu waspada dan siaga karena hingga saat ini belum ada jaminan Kamtibmas dari kepolisian di tengah-tengah masyarakat,” ucapnya mengakhiri.
hantaran/rel