Ratusan Orang Turki Protes Penerbitan Ulang Kartun Nabi Muhammad

Sekitar 200 orang menggelar aksi protes di Istanbul, Turki pada Minggu (13/9/2020) memprotes penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo. IST

JAKARTA, hantaran.co — Sekitar 200 orang menggelar aksi protes di Istanbul, Turki pada Minggu (13/9/2020) memprotes penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo.

Pengunjuk rasa di Beyazit Square memegang kertas yang memberi peringatan bagi Charlie Hebdo dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang akan ‘membayar mahal’ tindakannya itu.

Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk keputusan Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad, yang dianggap tidak menghormati umat Muslim dan sosok yang dihormati dalam Islam.

Aksi tersebut sebagai bentuk protes setelah Macron menyatakan tidak bisa mencampuri keputusan redaksi majalah Charlie Hebdo yang memicu kecaman umat Muslim di dunia.

“Saya pikir sebagai Presiden Republik Prancis saya tidak boleh menilai keputusan editorial dari seorang jurnalis atau staf editorial. Karena ada kebebasan pers yang sangat melekat,” ujar Macron kepada awak media di sela-sela kunjungannya di Beirut, Libanon, seperti dilansir Associated Press.

Macron lantas melanjutkan pernyataannya dengan mengatakan, “Di Prancis juga ada kebebasan untuk mengutuk yang melekat erat dengan kebebasan hati nurani. Dari sudut pandang itu, saya akan tetap melindungi segala bentuk kebebasan itu, jadi bukan wewenang saya menilai keputusan para jurnalis itu. Saya hanya bisa mengatakan bahwa di Prancis kita bisa mengkritik pemerintah, presiden, dan bahkan mengutuknya”.

Sementara itu, pemimpin redaksi TV Kudus, Turki, Nureddin Sirin, memperingatkan Macron ‘akan membayar mahal’ atas pernyataannya terkait penerbitan kartun Nabi Muhammad. Menurutnya, Macorn telah mendukung upaya penghinaan terhadap Islam dengan menggunakan kebebasan pers sebagai alasannya.

Majalah Charlie Hebdo menerbitkan karikatur itu pada 2006 silam. Pengumuman penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad di majalah itu dilakukan Selasa (1/9/2020) untuk menandai dimulainya persidangan penyerangan kantor mereka pada 2015.

“Kami tidak akan pernah tunduk. Kami tidak akan pernah menyerah,” tulis editor Laurent “Riss” Sourisseau dalam tajuk rencana penerbitan ulang kartun tersebut seperti dikutip dari AFP.

Akibat kejadian itu, 17 orang meninggal termasuk tiga pelaku. Pengadilan Prancis akan mengadili 13 orang tersangka yang diduga terkait dalam serangan terhadap kantor redaksi Charlie Hebdo pada 2015 silam.

Pelaku menyerbu kantor redaksi majalah itu dan melepaskan tembakan senjata api ke arah staf redaksi. Mereka juga menyerang sebuah gerai swalayan makanan halal (kosher) untuk etnis Yahudi. Para pelaku mengklaim aksi mereka sebagai balasan penerbitan karikatur tersebut.

Gelombang protes penerbitan karikatur Nabi Muhammad juga sempat disampaikan oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Ia mengecam dan menyebut penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad S.A.W., oleh majalah satir mingguan Prancis, Charlie Hebdo, sebagai dosa berat. Khamenei menyebut hal itu sebagai tindakan “tidak termaafkan”.

CNNIndonesia/hantaran.co

Exit mobile version