Rara Sandhy Winanda: Hilangkan Pemikiran Matematika Itu Menakutkan

BEKALI GURU GUGUS IV KOTO SANI SINGKARAK KABUPATEN SOLOK

Matematika

Korwil SD di Gugus IV, Koto Sani, Singkarak. Kabupaten Solok, usai diberikan pembekalan oleh Departemen Matematika FMIPA UNP, Senin (17/10). IST

SOLOK, HALUAN – Dosen dari Departemen Matematika UNP, Rara Sandhy Winanda, mencoba menghilangkan pemikiran siswa soal pelajaran matematika itu menakutkan. Pemikiran ini katanya tak boleh terus dibiarkan karena akan berdampak buruk kepada siswa. Karena matemtika itu sangat penting dan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

“Pemikiran ini harus secepatnya disudahi. Karena kalau siswa masih saja takut dengan pelajaran matematika, ini akan menganggu kehidupan sehari-harinya juga. Matemtika itu dipakai di semua aspek kehidupan, loh,” katanya usai pengabdian masyarakat untuk Korwil SD di Gugus IV, Koto Sani, Singkarak. Kabupaten Solok, Senin (17/10).

Berangkat dari kondisi itu kata Rara, ia bersama Fitrani Dwina, dan Maulani Meutia Rani, memberikan pemahaman kepada guru untuk bisa memberikan pembelajaran matematika yang lebih menyenangkan. Matematika sering menjadi pelajaran yang ‘paling ditakuti’ oleh siswa, bahkan disetujui oleh para guru.

“Hal ini mungkin disebabkan oleh metode mengajar guru di sekolah dasar yang memfokuskan pada hapalan rumus-rumus, hapalan hasil jumlah dan perkalian yang membuat siswa memiliki beban untuk menghapal banyak hal abstrak,” katanya Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNP.

Selain itu, juga ditemukan guru mengalami kesulitan menyusun pembelajaran yang terurut yang berawal dari konsep konkret (enaktif), gambar (ikonik), dan abstrak (simbolik) sehingga pembelajaran yang berlangsung di kelas tidak menarik minat siswa untuk belajar. Bahkan guru hanya menggunakan buku-buku yang hanya berisi gambar dan simbol-simbol saja (tahap ikonik dan simbolik).

“Guru pun jarang menggunakan media yang konkret sehingga pembelajaran yang dilakukan terlalu abstrak dan tidak sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, sehingga siswa sulit untuk memahami materi dengan baik, akibatnya siswa fobia dengan matematika,” ujarnya Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

Ke depan guru memang memerlukan pemantapan materi matematika khususnya materi geometri dan aljabar melalui pemanfaatan media interaktif yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Ini sangat perlu dilatih bagaimana cara merancang dan membuat media pembelajaran interaktif dan mampu menarik minat siswa untuk belajar pada materi geometri dan aljabar sehingga siswa tidak fobia dengan matematika dan mudah memahami materi dengan baik.

“Latihan menggunakan media yang sudah dibuat dalam mengajarkan materi geometri dan aljabar pada bilangan bulat dan pecahan dalam pembelajaran matematika itu juga kita bekali dari Departemen Matematika UNP,” katanya.

Lanjut Rara, pengajaran matematika yang diintegrasikan dengan Technological pendagogical and content knowledge (TPACK) diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika di sekolah, terutama Sekolah Dasar. TPACK sangat penting bagi para guru sebab perkembangan zaman menuntut guru mengintegrasikan teknologi dengan sukses ke dalam proses pengajaran.

“Matematika, sebagai salah satu pelajaran yang esensial untuk mengembangkan pola pikir dan logika siswa, juga tidak lepas dari kondisi ini. Guru matematika perlu diberikan pelatihan bagaimana merencanakan dan menerapkan program yang menyeimbangkan pedagogik dan teknologi siswa,” ujarnya.

Ditambahkannya ada beberapa workshop yang diberikan kepada guru SD di Gugus IV, Koto Sani, Singkarak, yaitu tiga kali pertemuan tatap muka  dan satu kali tugas. Pertemuan pertama, Rabu 31 Agustus 2022 dengan jumlah peserta 22 orang yang terdiri atas masing-masing SD dari 7 SD yang berada di gugus tersebut dengan materi ‘Pembuatan Media Pembelajaran Matematika (Batang Cuissenaire) operasi pecahan dengan batang Cuisennaire. Pemateri pemateri Dra. Fitrani Dwina, M.Pd. dan Dra. Dewi Murni, M.Pd.

Pertemuan kedua, Jumat 9 September 2022 dengan materi ‘Luas Bidang Datar; dengan pemateri Dra. Helma, M.Si. Pertemuan ketiga, Jumat 30 September 2022 dengan materi ‘Papan Musi (papan multifungsi) untuk menghitung Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dengan pemateri Dra. Fitrani Dwina, M.Si, dan Dra. Minora Longom Nasution, M.Si. (isr)

 

Exit mobile version