Ramadan Bulan Pendidikan

Pendidikan

Dr. Drs. M. Sayuti Dt. Rajo Panghulu Ketua LKAAM Sumbar IST

Dr. Drs. M. Sayuti Dt. Rajo Panghulu

Ketua LKAAM Sumbar

Ramadan memiliki banyak keistimewaan dibanding bulan-bulan lainnya. Bagi umat Islam bulan Ramadan merupakan bulan pendidikan dan latihan disiplin. Sehingga, apa pun amalan dan tindakan yang ditempa selama sebulan ini, harapannya juga dapat diterapkan pada 11 bulan lainnya.

Sebagai umat muslim, kita menganggap selama satu bulan ini adalah masa latihan untuk menjalani 11 bulan lainnya. Benar-benar dilatih disiplin. Ada aturan yang harus dipatuhi selama menjalani bulan ini.

Istilah “babuko di magrib manahan di subuh” adalah seumpama yang sudah barang pasti diketahui dalam menjalankan puasa. Namun jika direnungkan ada makna kedisiplinan didalamnya, di mana dari waktu-waktu yang telah diatur kita dituntut untuk patuh.

Umat muslim juga ditempa agar bisa memaksimalkan ibadah dan mengatur waktu dengan baik. Bagaimana kita bisa bangun malam, makan di waktu-waktu yang ditentukan, menamatkan Al-Quran dan ibadah-ibadah lainnya.

Seiring dengan itu, kedisiplinan akan menghasilkan peningkatan amalan. Amalan berbanding dengan kebiasaan. Dengan disiplin otomatis amaliyah kita akan meningkat. Namun kalau tidak menjalankan sesuai aturan, amalan akan menjadi rendah.

Puasa mendidik kesungguhan, kesungguhan dalam hal ibadah, berjuang melawan hawa nafsu, membiasakan berlaku sabar dan menahan hawa nafsu. Selama satu bulan penuh kita dididik dan ditempa menjadi pribadi-pribadi yang kuat, tangguh baik secara fisik maupun rohani. Memiliki kesolehan spiritual sekaligus sosial.

Kesalehan spiritual dinyatakan dengan melaksanakan berbagai perintah Allah dan rasul-Nya seperti berpuasa, mendirikan ibadah fardhu, ibadah-ibadah sunah (tarawih, rawatib dan lain sebagainya), memperbanyak bacaan Al-Quran, dan bahkan mentadabburi-Nya, bershalawat atas Nabi dan beristighfar memhomon ampun kepada Alllah.

Sementara kesalehan sosial dinyatakan dengan kepedulian terhadap fakir, miskin, anak-anak yatim dan kaum mustad’afin. Ramadan juga mendidik dan melatih diri agar menjadi pribadi yang disiplin dengan waktu. Disiplin dengan hanya sahur dan berbuka pada waktu yang telah ditentukan.

Disiplin dengan makanan, tidak boleh makan dan minum secara berlebihan ketika berbuka, walau di siang hari merasakan lapar dan dahaga. Ramadan juga bulan melatih diri menjadi pribadi yang jujur. Jujur terhadap diri sendiri dan kepada orang lain.

Dengan demikian, bulan Ramadan menjadi momentum bagi kita untuk meningkatkan kualitas diri, melakukan perbaikan-perbaikan prilaku, amal kebajikan menuju derajat yang paling tinggi yakni kelompok orang yang bertakwa, termasuk bagi generasi muda.

Generasi muda harus terus didorong dan dimotivasi dalam melatih amalan-amalan di bulan Ramadan. Salah satu cara memotivasi generasi muda adalah dengan pemberian reward (hadiah). Misalnya siapa yang menamatkan Al-Quran selama Ramadan diberi reward apakah penghargaan, piagam, sertifikat, atau lain-lain. Itu salah satu cara pemerintah daerah untuk memotivasi.

Sebab generasi muda harus didorong dan dimotivasi. Output lainnya yang diharapkan dengan bulan Ramadan ini, generasi muda dapat mengalihkan kegiatannya menjadi kegiatan positif dan jangan adalagi maksiat, narkoba, kenalpot bising, ugal-ugalan dan kenakalan remaja lainnya. (*)

Exit mobile version