Puskesmas Tanjung Bingkung Diduga Terlantarkan Korban Kecelakaan, Bupati Solok Meradang

puskesmas tanjung bingkung

Bupati Solok Epyardi Asda saat sidak ke Puskesmas Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok

SOLOK, hantaran.co–Puskesmas Tanjung Bingkung, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok diamuk massa pada Kamis (10/6) sore. Kejadian ini diduga karena pusat kesehatan itu tidak melayani korban kecelakaan. Bahkan Bupati Solok Epyardi Asda yang mengetahui Puskesmas tersebut menutup layanan Unit Gawat Darurat (UGD), meradang.

Wali Nagari Tanjung Bingkung, Mardanus mengatakan, kejadian berawal dari adanya kecelakaan persis di depan Puskesmas Tanjung Balik pada jam 5 sore. Lalu korban dibawa oleh masyarakat ke Puskesmas. Namun, tidak ada pelayanan. Informasi dari pihak Puskesmas pelayanan UDG hanya sampai jam 2, karena sudah ada surat instruksi.

“Karena kondisi korban sudah sekarat membutuhkan pertolongan yang cepat tapi tak ada layanan, masyarakat marah sampai lah ke pengerusakan. Tapi alhamdulilah cepat diselasaikan masalahnya. Sementara korban kecelakaan itu dibawa oleh warga ke rumah sakit. Jadi berita sampailah ke bupati, dan kami sudah memnyelesaikan dengan pihak Puskesmas,”tuturnya pada Hantaran.co (Haluan) Sabtu (12/6).

Dikatakannya, dari beberapa laporan warga peristiwa itu merupakan akumulasi dari kekecewaan warga yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.

“Ada beberapa laporan dari warga bahwa memang mereka tidak dilayani. Katanya UGD itu sudah tutup 20 hari yang lalu. Bahkan ada warga yang terpaksa harus pergi ke Puskesmas lain atau ke rumah sakit,”ucapnya.

Epyardi Asda, yang mendapat laporan tersebut melakukan sidak ke Puskesmas. Di lokasi, Epy meradang karena pelayanan UGD tidak dibuka dengan alasan ada surat instruksi dari Dinkes. Namun, setelah dikonfirmasi tidak ada perintah dari Dinkes untuk menutup UGD.

“Ini UGD. Unit Gawat Darurat yang seharusnya melayani 24 jam, tapi tidak melayani dengan alasan di luar jam dinasnya. Bahkan ada surat pernyataan mereka tidak kerja di luar jam dinas. Saya tidak mengerti alasannya apa. Kalau seperti ini pelayanan, wajar hasil survei Ombudsman nilai pelayanan di Kabupaten Solok ini anjlok. Ini yang terjadi selama ini. Sedih saya,”ucap Epy.

Mirisnya, Epy mendapati adanya surat pernyataan bersama yang ditandangani oleh lebih dari 30 orang yang menolak bekerja di luar jam dinas, atau tidak mau melayani UGD.

“Lihat,ada surat yang mana mereka (petugas kesehatan Puskesmas) menolak untuk kerja. Pakai matrai lagi. Inilah service di Kabupaten Solok ini. Biar masyarakat tahu semua,”ucap Epy.

Padahal menurutnya, perhatian pemerintah di bidang pelayanan kesehatan sangat besar, terlihat dari anggaran yang disiapkan. Pemerintah menyiapkan dana untuk antisipasi bencana dan khusus kesehatan melalui refocusing.

“Kami anggarkan banyak. Untuk Solok Rp86 miliar. Udah kami anggarkan tapi mereka tak ada yang peduli dalam pelayanan,”katanya.

Terkait dengan peristiwa tersebut, Epy meminta maaf kepada masyarakat jika pelayanan di Puskesmas Tanjung Bingkung selama ini tidak maksimal.

“Saya memang orangnya seperti ini tegas, tipi ini lilahitaala ini semua untuk rakyat saya. Kalau ada masyarakat dipermainkan oleh pejabat atau ASN ini tolong laorkan ke saya. Dan saya sebagai bupati mohon maaf kepada masyarakat Kabupaten Solok khususnya atas pelayanan yang dilakukan oleh Puskesmas Tanjung Bingkuang. Inshaallah ini tak terjadi lagi, saya sudah perintahkan Kabag Pemerintahan untuk menjadi bahan pertimbangan memberikan mereka sangsi yang tegas pada kasus ini,”tutur Epy.

(Rivo/Hantaran.co)

Exit mobile version