Ramadan

Punya Hutang Puasa pada Ramadan Sebelumnya

15
×

Punya Hutang Puasa pada Ramadan Sebelumnya

Sebarkan artikel ini
Ustaz
Ustaz Dr. Aldomi Putra, S.Th.I, M.A,. IST

Dr. Aldomi Putra, S.Th.I, M.A

Pertanyaan: Assalammu’alaikum Ustaz. Bagaimana jika kita punya hutang puasa pada Ramadan sebelumnya, dan belum menggantinya hingga Ramadan datang lagi?

Dari Suci Susmira di Padang

Bagaimana jika kita punya hutang puasa pada Ramadan sebelumnya, dan belum menggantinya hingga Ramadan datang lagi?

Orang yang tidak puasa Ramadhan karena uzur atau rukhsah, maka kewajibannya adalah mengganti pusa yang ditinggalkannya sesuai dengan berapa hari yang ditinggalkannya, Allah Ta’ala berfirman;

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Maka siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. [Qs. Albaqarah/2:184.

Jika orang yang tidak berpuasa tersebut wanita haid, maka wajib baginya qadha puasa, sebagaimana perkataan A’isyah r.a

قالت كان يصيبنا ذلك فنؤمر بقضاء الصوم ولا نؤمر بقضاء الصلاة

A’isyah berkata, kami juga ada mengalami hal itu (haid), lalu kami diperintahkan untuk mengqhadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqhadha shalat. (H.R. Muslim) (Imam Muslim, Shahih Muslim, , Stuttgart: Jam’iyah al-Mukniz al-Islâmi, 2018, juz 1, hal. 149).

Jika yang tidak berpuasa adalah orang yang telah lanjut usia, maka baginya adalah membayar fidyah saja, sebagaimana perkataan Ibn Abbas r.a;

عن ابن عباس ، قال : « رخص للشيخ الكبير أن يفطر ، ويطعم على كل يوم مسكينا ولا قضاء عليه »

Dari Ibn Abbas ia berkata, telah diringankan bagi orang yang telah tua berbuka puasa, dan memberi makan orang miskin (fidyah) setiap hari, dan tidak ada qadha baginya. (H.R. al-Hakim, No.; 1559. Hadis ini shahih munurut syarat imam Bukhari).

Keterangan ayat dan hadis di atas, sangat jelas, bahwa wajib bagi orang tidak berpuasa untuk menqadadha di hari lain dan atau membayar fidyah.

Namun jika puasa yang ditinggalkan belum juga di qadhadha sehingga sampai pula Ramadhan berikutnya, maka kewajibannya adalah mengqadadha dan bayar fidyah.

Syeikh Sulaiman Arrasuli menyebutkan bahwa di antara orang yang wajib bayar fidyah adalah orang yang terlambat mengqhadha puasa Ramadhan hingga sampai masuk pula Ramadhan yang dibelakang (Ramadhan berikutnya), maka berbilang fidyah, sebab berbilang tahun, umpamanya belum juga diqadha puasanya yang tinggal sampai dua Ramadhan atau tiga Ramadhan, maka berbilang fidyah sebanyak tahun itu, kalau tidak ada ‘uzur yang mengharuskan, seperti sakit dan sebagainya. (Syeikh Sulaiman Arrasuli, Kitab Pedoman Puasa,Bukitinggi: Tsamarah al-Ikhwan, 1936, hal. 23).

Wallahu ‘Alam.

Wallahu ‘Alam

Rubrik tanya jawab hadir setiap Senin hingga Sabtu selama Ramadan 1442 Hijriah/2021 Masehi di Harian Haluan dan hantaran.co. Rubrik ini diasuh oleh Ustaz Dr. Aldomi Putra, S.Th.I, M.A, Dosen STAI Yastis Padang, Wakil Sekretaris PD Tarbiyah-Perti Sumbar, Alumnus MTI Canduang, IAIN Imam Bonjol Padang, dan Pascasarjana S3 Institut PTIQ Jakarta