BUKITINGGI, hantaran.co – Puluhan pelaku usaha industri pariwisata Kota Bukittinggi ikuti pelatihan digitalisasi branding, pemasaran dan penjualan pada desa wisata, homestay, pondok wisata, kuliner, souvenir dan fotografi, Senin (23/05). Pelatihan ini digelar Pemko Bukittinggi melalui Dinas Pariwisata Pemuda Olahraga (Disparpora) di Hotel Rocky.
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar menyampaikan, masyarakat patut bersyukur karena Bukittinggi memiliki alam dan udara yang sangat diidamkan para wisatawan. Selain itu, Bukittinggi juga punya nilai budaya tak benda yang seharusnya tidak dijadikan suatu yang eksklusif. Budaya itu harus ada di mana-mana dan dapat dirasakan langsung di tengah masyarakat.
“Jam Gadang itu generator Kota Bukittinggi yang menjadi bagian dari landmark kota, bukan bagian dari budaya Minangkabau. Ini yang harus diupayakan bersama, bagaimana budaya Minang ini tidak hilang dan menjadi suatu yang dicari wisatawan saat datang ke Bukittinggi,” ungkap Wako.
Terkait branding imbuh Erman Safar, Pemko berkomitmen untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Salah satunya dengan menambah beberapa varian produk wisatawan agar masyarakat dan pengunjung tidak jenuh.
“Salah satu rencana dengan menjadikan wisata hutan menyala di Benteng Fort de Kock. Untuk Desa Wisata, sedang dirancang bagaimana membangun dan mengembangkan pariwisata dengan bantuan pemerintah, agar pariwisata semakin berkembang. Tentunya butuh digitalisasi branding agar semakin dikenal wisatawan, karena saat ini berada di tengah perkembangan teknologi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disparpora Bukittinggi melalui Kabid Parekraf Aprilia Astuti menjelaskan, pelatihan ini merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan visi misi pemerintah dalam sektor pariwisata. Dalam kegiatan ini, peserta diberikan ilmu untuk meningkatkan kapasitas SDM untuk menunjang kepariwisataan, sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan dan juga jumlah jam kunjungan atau menginap para wisatawan di Kota Bukittinggi.
“Pelatihan dilaksanakan selama tiga hari, 23 hingga 25 Mei 2022. Dua hari pelatihan indoor dan 1 hari pelatihan lapangan. Kegiatan ini diikuti 50 orang peserta dari pelaku usaha industri pariwisata menggunakan DAK non fisik tahun 2022,” katanya.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber Kepala Disparpora Bukittinggi, Dekan dan beberapa dosen Fakultas Pariwisata serta Fakultas Teknik UM Sumbar.
Wetrizon/hantaran