PADANG, HANTARAN.Co— Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi beras di Sumatera Barat (Sumbar)
pada 2025 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sebanyak 793.137 ton beras. Jumlah ini mengalami kenaikan sebanyak 7.712 ton atau 0,98 persen dibandingkan produksi beras pada 2024 yang sebanyak 785.426 ton.
Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto menyebutkan, berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA), puncak panen padi pada 2025 selaras dengan tahun sebelumnya, yaitu terjadi pada Maret, dengan luas panen mencapai 32.645 hektare. Namun demikian, puncak panen padi pada Maret 2025 relatif lebih rendah atau turun sekitar 4.195 hektare.
“Realisasi panen padi sepanjang Januari” September 2025 sebesar 234.084 hektare, atau mengalami kenaikan sekitar 5.121 hektare (2,24 persen) dibandingkan Januari”September 2024 yang mencapai 228.964 hektare. Sementara itu, potensi luas panen padi pada Oktober”Desember 2025 diperkirakan sekitar 50.430 hektare,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (4/11/25).
Dengan demikian, total luas panen padi pada 2025 diperkirakan sebesar 284.514 hektare, atau mengalami penurunan sekitar 10.765 hektare (3,65 persen) dibandingkan luas panen padi pada 2024 yang sebesar 295.279 hektare.
Selatan yang menarik pembentukan awan ke wilayah utara. Hal itu menyebabkan Sumbar kekurangan tutupan awan sehingga sinar matahari mencapai permukaan bumi secara maksimal dan menghasilkan suhu udara yang
cukup tinggi.
“Akibatnya, pertumbuhan awan di Sumbar beberapa hari terakhir sangat minim, bahkan nyaris tidak ada. Itu sebabnya suhu terasa panas. Suhu maksi mum absolut yang kami catat dalam lima hari ter akhir mencapai 32 derajat Celsius,” ujarnya.
Namun, ia menegaskan bahwa kondisi panas ini bersifat sementara dan fluktuatif. Setelah sistem tekanan rendah tersebut melemah, aktivitas hujan akan kembali meningkat secara signifikan di seluruh wilayah Sumbar. (h/fzi)






