PADANG, hantaran.co – Kepolisian Sektor (Polsek) Koto Tangah bergerak cepat memburu pelaku penyiraman air panas mendidih terhadap Sri Wahyuni (31), seorang bidan. Pelaku penganiayaan ini diketahui kakak ipar dari korban sendiri.
Setelah mendapat laporan dari korban, Kapolsek Koto Tangah, AKP Afrino, bersama Kanit Reskrim Ipda Mardianto Padang dan jajarannya langsung bergerak untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku.
“Sesampainya di TKP, pelaku sudah kabur. Kami harap pelaku penganiayaan bernama Taufik (54) segera menyerahkan diri, untuk mempertanggung jawabkan atas perbuatanya,” ujar Kapolsek AKP Afrino, Rabu (9/12/2021) malam.
Afrino mengatakan, hasil penyelidikan hubungan antara bidan yang menjadi korban penyiraman air panas dengan pelaku masih ada hubungan keluarga yaitu kakak ipar dari korban.
Atas kejadian tersebut, korban mengalami luka bakar pada bagian wajah hingga bahu sebelah kiri melepuh, dan tangan hingga badannya sebelah kirinya.
“Peristiwa itu terjadi di Jalan Baringin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Selasa (7/12/2021), sekitar pukul 21.00 WIB. Tepatnya di klinik persalinan Bidan Sri Wahyuni, yang mana korban pemilik klinik itu,” ucapnya.
Peristiwa itu terjadi berawal gegara pelaku tidak terima disuruh mengecilkan suara musiknya. Saat itu korban baru saja membantu seorang ibu yang baru melahirkan. Namun dari warung yang ada di samping kliniknya terus terdengar suara musik yang keras, sehingga anak yang baru lahir terus saja menangis.
“Lalu korban datangi dan minta untuk dikecilkan suara musiknya agar tidak terlalu menggangu,” ujarnya.
Kemudian, ketika warung itu didatangi, si pemilik warung yang tidak terima ditegur sempat menjawab dengan kata-kata kasar. Bahkan menjawab dengan sumbang dengan menyebutkan tidak ada kaitannya antara suara speaker dengan anak yang baru lahiran.
“Dikarenakan emosi, korban langsung reflek mendorong speaker asal suara musik itu hingga sedikit bergeser,” katanya.
Lebih jauh disampaikannya, tidak terima speakernya di dorong, penjaga warung yang saat itu sedang merebus air panas yang ada tehnya langsung menyiramkannya air ke arah wajahnya.
“Pelaku ini langsung menyiram wajah korban dengan air panas, kalau saja tidak reflek menutup wajah dengan tangan, mungkin wajahnya sudah habis melepuh,” ucapnya.
Tak terima dengan perlakuan tersebut, korban didampingi sang suami langsung melaporkan kejadian tersebut paginya Rabu (8/12/2021) ke Polsek Koto Tangah untuk ditindak lanjuti. (*)
Fardi/hantaran.co