Padang,hantaran.Co–Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sumbar, Efendi mengatakan, tahun ini ada sebanyak sembilan atlet tinju yang dikirim untuk berlaga di POPNas XVII. Efendi menyayangkan hanya dua atlet yang dibiayai ke POPNas.
“Kondisi ini sangat kami sayangkan. Mereka (atlet) itu akan bertanding membawa nama Sumbar. Tapi dari sembilan atlet yang lolos, hanya dua yang dibiayai. Yang lain harus menanggung biaya sendiri,” ujar Efendi kepada Haluan, Minggu (19/10/2025).
Efendi menjelaskan, seluruh atlet tersebut sudah melewati proses seleksi ketat di ajang Pra-POPNas, yang kala itu bahkan menjadikan Sumbar sebagai tuan rumah. Dari sepuluh kelas yang dipertandingkan, sembilan atlet Sumbar berhasil lolos dan bahkan berhasil meraih enam medali emas dan tiga perak.
“Artinya, proses seleksi sudah berjalan dengan baik dan hasilnya luar biasa. Tapi sayangnya perhatian pemerintah justru tak sebanding dengan prestasi yang sudah ditunjukkan anak-anak ini,” katanya.
Ia mempertanyakan dasar kebijakan yang membuat sebagian besar atlet harus berangkat secara mandiri. “Pertanyaannya, apakah ini karena kemampuan anggaran daerah yang memang terbatas, atau memang Dispora tidak menganggarkan? Kalau tidak dianggarkan, tentu aneh, karena ini agenda nasional, bukan sekadar turnamen lokal,” ucapnya.
Meski menghadapi keterbatasan, Effendi memastikan Pertina Sumbar tetap akan memberangkatkan seluruh atletnya ke Popnas 2025. Pihaknya tengah mempersiapkan langkah teknis dan koordinasi internal guna memastikan tidak ada atlet yang tertinggal. “Bagaimanapun caranya mereka harus berangkat. Mereka sudah berjuang sejak tahap seleksi, tidak mungkin kami biarkan hanya karena persoalan biaya,” ucapnya.
Lebih lanjut Efendi menekankan pentingnya pembinaan atlet usia dini sebagai bagian dari regenerasi olahraga Sumbar. Ia mengingatkan bahwa atlet pelajar yang tampil di Popnas adalah calon atlet yang akan memperkuat Sumbar di Pekan Olahraga Nasional (PON) mendatang. “Kalau kita ingin prestasi berkelanjutan, pembinaan atlet junior tidak boleh diabaikan. Ini investasi masa depan olahraga Sumbar,” ujarnya.
Menurut Efendi, cabang olahraga tinju merupakan salah satu cabor potensial yang telah terbukti menyumbangkan banyak medali emas bagi Sumbar, baik di tingkat nasional maupun PON. Oleh karena itu, ia menilai pemerintah perlu menetapkan prioritas pembiayaan bagi cabor-cabor yang sudah terbukti berprestasi.
“Kalau anggaran memang terbatas, ya selektiflah. Dukung penuh olahraga yang sudah terbukti membawa medali untuk Sumbar seperti tinju dan gulat. Jangan sampai bibit muda potensial kehilangan motivasi hanya karena minimnya dukungan,” katanya.
Effendi menegaskan bahwa Pertina Sumbar tidak akan berhenti membina atlet-atlet muda. Meski harus berjuang dengan keterbatasan. Ia berharap ke depan Pemprov Sumbar bersama Dispora dapat memperkuat komitmen dalam membangun sistem pembinaan yang lebih konsisten dan berpihak kepada atlet.
“Regenerasi tidak bisa berjalan tanpa biaya dan perhatian. Kalau pemerintah sungguh ingin bicara prestasi, maka pembinaan usia dini harus ditempatkan sebagai prioritas utama,” tutur Effendi.