NasionalSumbar

Pertama Dalam Sejarah, Kabupaten Solok Raih Adipura

×

Pertama Dalam Sejarah, Kabupaten Solok Raih Adipura

Sebarkan artikel ini
kabupaten solok adipura pertama sejarah
Bupati Solok Epyardi Asda saat menerima penghargaan Adipura dari Kementerian LHK di Jakarta pada Selasa (5/3/2024)

SOLOK, hantaran.co—Kabupaten Solok perdana mendapat penghargaan Adipura 2023. Prestasi tersebut pertama didapat sejak berjalannya Adipura pada 1986 atau sudah 38 tahun baru merasakan penghargaan tersebut.

Penyerahan penghargaan kategori kota kecil itu dihadiri Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya dan diterima langsung oleh Bupati Solok Epyardi Asda di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat pada Selasa (5/3/2024).

Epyardi Asda mengatakan, penghargaan itu merupakan bukti adanya kemajuan sektor lingkungan di Kabupaten Solok. Bahkan suatu prestasi karena perdana diterima Kabupaten Solok.

“Alhamdulilah akhirnya kami terima perdana penghargaan ini., Ini tentu juga berkaitan dengan kesadaran masyarakat dan di lingkungan pemerintahan Kabupaten Solok. Meski begitu kami tentu belum puas. Karena bagaimana pun ini baru awal dan masih banyak yang perlu kami benahi,”ucapnya.

Epyardi juga mengapresiasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menaungi lingkungan tersebut. Hal itu juga tidak lepas dari kekompakan Solok Super Team (SST) yang dibentuknya di lingkungan Pemkab Solok agar sejalan bersama-sama dalam menjalankan roda pemerintah khususnya dalam melayani masyarakat.

“Saya ucapkan terima kasih kepada OPDnya dan Solok Super Team yang terus memberikan sumbangsihnya untuk kabupaten kita ini. Ini bukan kerja saya sendiri tapi tim,”ujarnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Solok Asnur mengatakan, Kabupaten Solok mencetak sejarah karena perdana mendapat penghargaan Adipura kategori kota kecil.

“Ini pertama sejak Adipura lahir di tahun 1986. Bahkan kita (Kabupaten Solok) menjadi titik pantau Adipura. Karena menjadi titik pantau itu ada syaratnya. Nah sebelumnya kita tidak pernah jadi titik pantau,”ucapnya.

Dijelaskannya, menjadi titik pantau juga tidak menjamin mendapat penghargaan Adipura.

“Tidak ada jaminan juga dapat Adipura. Karena ada kabupaten dan kota lain sudah enam kali mendapat titik pantau tetapi tidak dapat meraih Adipura,”ujarnya.

Ke depan kata Asnur, DLH akan mengupayakan peningkatan dalam sektor lingkungan. Salah satunya membuat dokumen kebijakan strategi daerah.

“Kami akan sosialisasikan soal ini, mulai dari pengelolaan sampah di kantor, komposer, dan lain-lainnya. Lalu pasar dan lainnya,”kata Asnur.

Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, Adipura adalah agenda nasional instrumen program yang sudah dijalankan sejak tahun 1986. Adipura adalah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan untuk tujuan kepemimpinan dan komitemen pemerintan kabupaten dan kota.

“Pemerintah kabupaten dan kota didorong untuk menciptakan pola kerja dan sistem pengalolaan sampah yang terintegarasi dari hulu ke hilir berkelanjutan. Pengelolaan diharapkan bukan saja untuk mengurangi dampak sampah tapi mempertimbangkan dampak kesehatan sampai untuk bahan baku daur ulang sampah,”tuturnya.

(Dafit/Hantaran.co)