BeritaFokusGaya HidupSerbaSerbiSumbarviral

Perkuat Adat dan Budaya, Bupati Hendrajoni Hadiri Penobatan Datuak Lelo Bandaro di Palangai Kaciak

12
×

Perkuat Adat dan Budaya, Bupati Hendrajoni Hadiri Penobatan Datuak Lelo Bandaro di Palangai Kaciak

Sebarkan artikel ini

Pesisir Selatan — Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, menghadiri prosesi adat Batagak Penghulu di Kenagarian Palangai Kaciak, Kecamatan Ranah Pesisir, Minggu (8/6/2025). Dalam kegiatan tersebut, gelar adat Datuak Lelo Bandaro secara resmi dilewakan kepada Syafrizal Chan, seorang tokoh adat sekaligus akademisi.

Prosesi sakral itu berlangsung khidmat dan meriah, dihadiri oleh tokoh masyarakat, ninik mamak, serta pemangku adat dari berbagai suku dan kaum di daerah setempat. Acara dipimpin langsung oleh Rajo Adat Nagari Palangai, Marwan Tuanku Sutan Pariaman.

Dalam sambutannya, Bupati Hendrajoni menyampaikan ucapan selamat kepada Datuak Lelo Bandaro yang baru saja menerima amanah adat. Ia menegaskan bahwa gelar penghulu bukan hanya simbolik, melainkan mengandung tanggung jawab sosial dan budaya yang besar di tengah masyarakat.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, saya mengucapkan selamat kepada Datuak Lelo Bandaro. Semoga amanah ini dapat dijalankan dengan bijak dan menjadi panutan bagi anak kemenakan nantinya,” ujar Bupati Hendrajoni yang juga menyandang gelar adat Datuak Bando Basau dari kaum Sikumbang.

Lebih lanjut, Hendrajoni menekankan pentingnya peran ninik mamak dan pemuka adat dalam mendukung pembangunan daerah. Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan lembaga adat sangat dibutuhkan untuk menjaga nilai-nilai kearifan lokal sekaligus mendorong kemajuan nagari.

“Kami berharap para ninik mamak terus berkontribusi dalam menyatukan ide dan inovasi demi pembangunan berbasis budaya, agar kemajuan daerah tetap selaras dengan nilai-nilai adat dan tradisi,” tambahnya.

Sementara itu, Syafrizal Chan, Datuak Lelo Bandaro, dalam pernyataannya mengaku terharu dan bersyukur atas amanah yang diberikan kepadanya. Ia berkomitmen menjalankan peran penghulu dengan sepenuh hati.

“Ini bukan sekadar gelar, tetapi juga sebuah tanggung jawab besar untuk membina dan melindungi anak kemenakan serta menjaga marwah adat di nagari. Saya akan berupaya menjadi jembatan antara nilai adat dan perkembangan zaman,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya peran pendidikan, nilai moral, dan partisipasi generasi muda dalam memperkuat adat istiadat sebagai fondasi kehidupan sosial.

“Sebagai akademisi dan bagian dari masyarakat adat, saya berharap bisa membawa perspektif baru dalam merawat tradisi sekaligus mendorong kemajuan nagari secara berimbang,” tutupnya.

Rajo Adat Nagari Palangai, Marwan Tuanku Sutan Pariaman, menyatakan bahwa prosesi Batagak Penghulu merupakan bagian dari siklus kehidupan adat yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan.

“Penobatan penghulu ini bukan hanya untuk melanjutkan garis kepemimpinan adat, tetapi juga sebagai penguatan terhadap tatanan sosial masyarakat nagari. Kami sangat menghargai kehadiran Bupati sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap kelangsungan adat Minangkabau,” ungkap Marwan.

Ia menambahkan bahwa dengan hadirnya tokoh seperti Syafrizal Chan sebagai penghulu, diharapkan akan lahir pemimpin adat yang tidak hanya memahami nilai tradisi, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman.

Prosesi Batagak Penghulu merupakan bagian dari warisan budaya Minangkabau yang masih dijaga di tengah arus modernisasi. Penobatan penghulu baru ini dinilai sebagai langkah memperkuat struktur adat dalam kehidupan sosial masyarakat nagari.

Masyarakat Palangai Kaciak menyambut positif kehadiran Bupati Hendrajoni dalam acara tersebut sebagai bentuk dukungan dan perhatian pemerintah terhadap pelestarian adat istiadat. Acara ditutup dengan doa bersama dan makan bajamba, sebagai wujud rasa syukur atas kelancaran dan khidmatnya prosesi adat tersebut.