PADANG, hantaran.co — STKIP PGRI Sumatera Barat (Sumbar) kembali menyelenggarakan Workshop E-Learning dengan tema ‘Meningkatkan Kualitas E-Learning Melalui Pembelajaran Berbasis Massive Open Online Courses (MOOC)’. Kegiatan ini berlangsung dari Kamis 10 September sampai Jumat 11 September lalu.
Workshop ini dilakukan secara daring maupun luring dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ansofino, M.Si; Ir. Budi Raharjo, M.Sc.,Ph.D; Sri Imelwaty, M.Pd.,Ph.D; Anggri Yulio Pernanda, M.Kom dan Ami Anggraini Samudra, S.Pd.,M.Sc, dan dipusatkan di Aula Gedung B STKIP PGRI Sumbar, Jl. Gunung Pangilun Padang.
Ketua STKIP PGRI Sumbar, Zusmelia, mengungkapkan, workshop ini diikuti oleh seluruh jajaran pimpinan dan dosen STKIP PGRI Sumbar. Ia mengatakan, STKIP PGRI Sumbar terus berkomitmen meningkatkan kualitas agar menjadi Perguruan Tinggi yang lebih baik dibanding Perguruan Tinggi lainnya. Salah satunya yaitu dengan meningkatkan kemampuan SDM dalam proses pembelajaran dimasa pandemi Covid-19.
“Workshop ini merupakan momentum yang sangat tepat bagi dosen untuk mengembangkan proses pembelajaran daring yang menarik bagi mahasiswa. Mudah-mudahan pencerahan dan materi yang disampaikan narasumber, mampu mengembangkan kreativitas dosen untuk menciptakan proses pembelajaran yang menarik,” ujarnya Minggu, (13/9/2020).
Wakil Ketua Bidang Akademik STKIP PGRI Sumbar, Sri Imelwaty, saat membuka kegiatan menyampaikan, STKIP PGRI Sumbar tiada henti terus meningkatkan prestasi. Hal itu dibuktikan dengan naiknya peringkat STKIP PGRI Sumbar di bidang kemahasiswaan dari Peringkat 97 kepada peringkat 87 se-Indonesia.
Di Bidang Penelitian STKIP PGRI Sumbar juga masih tetap mempertahankan prestasi pada Klaster Utama. Sudah sekitar dua tahun proses pembelajaran di STKIP PGRI Sumbar sudah menggunakan platfom e-learning. Diawal pandemi Covid-19 pembelajaran tatap muka diubah kedalam bentuk pembelajaran jarak jauh atau online. Secara menyeluruh semua dosen sudah dibiasakan menggunakan e-learning.
Ia menuturkan, ini merupakan sebuah tantangan bagi seorang pendidik yang mesti dijalankan untuk memajukan pendidikan. Sehingga adanya kegiatan ini pemanfaatan e-learning lebih meningkat kualitasnya. Dengan adanya kebijakan pemerintah tentang Merdeka Belajar, sambung dia, STKIP PGRI Sumbar memiliki rencana agar setiap dosen memiliki course di sebuah platfom yang setiap orang bisa untuk mengaksesnya.
“Dosen yang sudah menyelesaikan studi S3 beserta tim teaching-nya di arahkan agar Mata Kuliah yang diampunya bisa diakses oleh mahasiswa dimana saja di indonesia. Ini juga dalam rangka kampus merdeka. Luaran kegiatan ini nantinya adalah STKIP PGRI Sumbar memiliki MOOC dengan Mata Kuliah dalam e-learning yang terstandar,” katanya.
Sementara itu, Budi Raharjo yang merupakan pembicara tamu dalam kegiatan ini mengangkat materi tentang merancang pembelajaran dengan MOOC.
Budi yang berprofesi sebagai dosen ITB, guru, entrepreneur, ahli security, serta musisi itu mengutarakan, kelebihan dari mengajar daring adalah tidak perlu pergi ke kantor, bisa direkam untuk digunakan kemudian hari, berpakaian dapat santai, bisa dibuatkan lelucon. Sementara kekurangannya adalah teknologi masih terbatas, sulit melihat respon mahasiswa.
Ia menambahkan, agar mengajar daring tidak membosankan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, Inspirasi siswa agar tertarik dengan apa yang disampaikan.
Kedua, sampaikan materi dengan bercerita. Selanjutnya, supaya bisa memberi inspirasi, pengajar harus mencari inspirasi dulu sebelum mengajar. Kemudian, jangan jadikan mengajar sekedar menggugurkan kewajiban, dan jangan menyampaikan persentasi terlalu lama.
“Tak hanya itu, dalam mengajar daring, materi yang dipersentasikan dengan yang dibagikan pada siswa sebaiknya berbeda, fokus pada hal-hal yang menarik. Untuk hal-hal yang detail dapat dibuatkan tulisan atau videonya, dan perbanyaklah jam terbang,” tukasnya.
Leni/hantaran.co