PADANG, hantaran.co — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) memastikan tidak akan melakukan tes swab besar-besaran usai pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2021. Pasalnya, penerapan protokol kesehatan selama hari pemilihan dinilai telah maksimal.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal menuturkan, pihaknya optimis klaster pilkada yang semula dikhawatirkan banyak pihak tidak akan benar-benar terjadi.
“Yang jelas, kita tidak usah panik secara berlebihan. Pemeriksaan swab setelah pilkada akan tetap dilakukan seperti biasa, dan dengan jumlah yang juga tidak akan jauh berbeda,” ujarnnya, Rabu (9/12/2020).
Ia mengatakan, berdasarkan pantauan ke sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Sumbar, penerapan protokol kesehatan telah berjalan dengan baik. Semuanya telah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, mulai dari penjadwalan kedatangan pemilih, penggunaan sarung tangan plastik, pencucian tangan dan pengukuran suhu tubuh sebelum memilih, hingga penggunaan pena milik pribadi warga untuk mencoblos.
“Alhamdulilllah, semua protokol kesehatan berjalan lancar. Kami optimis tidak akan ada klaster pilkada. Toh, nanti kalaupun ada kasus, kami sudah siap untuk mengantisipasi,” katanya.
Kepala Dinas Kemunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sumbar itu juga melaporkan bahwa hingga Kamis (10/12/2020), penambahan kasus positif Covid-19 berjumlah sebanyak 136 kasus. Sementara pasien sembuh bertambah sebanyak 200 orang.
Sehingga, sampai saat ini, total akumulasi kasus positif Covid-19 di Sumbar telah mencapai 18.911 kasus. Jumlah tersebut dengan rincian, dirawat di berbagai rumah sakit 349 orang (1,6 persen), solasi mandiri 1.525 orang (7,1 orang), isolasi provinsi 48 orang (0,2 persen), serta isolasi kabupaten/ kota 126 orang (0,6 persen).
“Sedangkan untuk pasien meninggal dunia, total berjumlah sebanyak 466 orang (2,2 persen), dan pasien sembuh sebanyak 18.911 orang (88,3 persen),” katanya.
Ia menyebut, pasien baru masih didominasi oleh Kota Padang, yakni sebanyak 55 orang. Kemudian, Kota Bukittinggi dua orang, Kota Solok dua orang, Kota Pariaman satu orang, Kota Sawahlunto tujuh orang, Kabupaten Agam dua orang, dan Kabupaten Dharmasraya dua orang.
Selanjutnya, Kabupaten Solok enam orang, Kabupaten Kepulauan Mentawai satu orang, Kabupaten Padang Pariaman empat orang, Kabupaten Pasaman tujuh orang, Kabupaten Pasaman Barat dua orang, serta Kabupaten Pesisir Selatan 26 orang. Lalu, Kabupaten Sijunjung sembilan orang, Kabupaten Solok Selatan empat orang, dan Kabupaten Tanah Datar lima orang. “Sejauh ini, pasien suspek di Sumbar telah berjumlah sebanyak 345 orang, dengan rincian, dirawat sebanyak 155 orang dan isolasi mandiri sebanyak 190 orang,” ucapnya. (*)
Hamdani/hantaran.co