PADANG, hantaran.co — Pemprov Sumbar terus bergeriliya mencari bantuan oksigen ke berbagai daerah, untuk memenuhi kebutahan medis dalam perawatan pasien Covid-19 yang jumlahnya terus meningkat seiring lonjakan kasus positif. Secara nasional, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kebutuhan oksigen memang meningkat hingga lima kali lipat.
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan, jumlah kasus positif Covid-19 yang masih mengalami kenaikan sangat berdampak pada jumlah kebutuhan oksigen yang juga meningkat signfikan. Ia mengaku telah menjalin komunikasi dengan sejumlah daerah tetangga untuk membantu pasokan oksigen ke Sumbar.
“Kebutuhan kita yang meningkat itu memang oksigen. Untuk itu, Pemprov sudah koordinasi dengan Pemprov Sumatra Selatan, dan mereka siap mengirim berapa pun kebutuhan oksigen kita. Semoga ini bisa teratasi, tinggal untuk transportasi pengangkutan oksigennya yang harus kita siapkan,” ujar Mahyeldi, Selasa (27/7/2021).
Selain itu, sambung Mahyeldi, pihaknya juga tengah menunggu kedatangan bantuan oksigen dari Pemprov Sumatra Utara yang sudah berada dalam perjalanan. Sebelumnya, Sumbar juga menerima bantuan oksigen dari Provinsi Riau sebanyak 30 ton. Ia menyatakan, akan terus menjalin komunikasi dengan kepala daerah se-Sumatra untuk bisa membantu kebutuhan oksigen di Sumbar.
Pemprov Sumbar, kata Mahyeldi, juga meminta seluruh rumah sakit, terutama yang melayani perawatan Covid-19, untuk membuat laporan dan data terkait ketersediaan dan kebutuhan oksigen. Sehingga, pemerintah daerah bisa langsung mengawasi pasokan oksigen ke seluruh rumah sakit tersebut.
“Kita minta rumah sakit yang berhubungan dengan penanganan Covid-19, agar memberikan data terkait kebutuhan oksigennya. Kalau di RSUD dr. Rasidin Padang, untuk oksigen aman karena ada kerja sama dengan pihak ketiga,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, Arry Yuswandy menambahkan, bahwa kebutuhan oksigen di Sumbar saat ini mencapai 500 ribu kubik dan diperkirakan akan terus meningkat. Sedangkan suplai saat ini tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan tersebut.
“Makanya kita minta kepada rumah sakit rujukan agar membuatkan laporan mengenai kebutuhan oksigennya. Dari 42 rumah sakit rujukan, baru 21 rumah sakit yang membuatkan laporan,” kata Arry.
Selain itu, sambung Arry, dalam memperkuat perawatan di rumah sakit, Dinkes Sumbar juga akan membentuk Satgas Oksigen yang bertugas mendata dan mengatur ketersediaan dan pendistribusian oksiden di rumah sakit. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu sejumlah rumah sakit di Sumbar melaporkan kekurangan oksigen.
“Kita sedang membentuk Tim Satgas Oksigen dan tengah mempersiapkan SK. Agar bisa berbagi peran menyiapkan kebutuhan oksigen setiap hari. Kita akan coba pendataannya agar lebih baik, sehingga nanti saat ada oksigen masuk, bisa dieksekusi langsung oleh Satgas Oksigen,” tutur Arry.
Di tempat lain, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, pemerintah tengah menyiapkan strategi dalam memenuhi peningkatan kebutuhan oksigen untuk para pasien Covid-19. Saat ini kebutuhan oksigen medis meningkat lebih dari lima kali lipat dibanding periode sebelum Lebaran 2021.
“Kebutuhan oksigen kita sebelum Lebaran 400 ton per hari. Sekarang sudah naik menjadi 2.500 ton per hari. Kapasitas produksi di Indonesia 1.700 ton per hari, sehingga kita ada gap. Karena sama seperti obat, kenaikannya tinggi sekali,” kata Budi dikutip dari presidenri.go.id.
Ia mengatakan, untuk mengatasi kekurangan oksigen tersebut, pemerintah berupaya mengadakan konsentrator oksigen, baik melalui jalur impor maupun dukungan dari negara-negara sahabat. Selanjutnya, konsentrator oksigen akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit dan tempat isolasi terpusat Covid-19 yang memerlukan.
“Setiap 1.000 oksigen konsentrator bisa memproduksi sekitar 20 ton oksigen per hari. Ini sudah ada donasi 17.000 dan mulai berdatangan. Kita rencana sudah beli 20.000 unit yang nanti akan kita distribusikan ke seluruh rumah sakit dengan tempat isolasi agar orang yang membutuhkan oksigen, yang positif, bisa menghirup oksigen yang dihasilkan oleh oxygen concentrator ini,” ujarnya.
Strategi lainnya, sambung Budi, yaitu dengan memanfaatkan kapasitas ekstra dari pabrik-pabrik industri yang memproduksi oksigen untuk menghasilkan cairan oksigen yang akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan menjaga dan memenuhi kebutuhan oksigen dalam penanganan pandemi ini.
Penuhi Kebutuhan Nakes
Di samping itu, Mahyeldi menyebutkan, peningkatan jumlah kasus juga berdampak pada kebutuhan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan (nakes). Ia menyebutkan, saat ini rumah sakit mulai melaporkan kekurangan nakes dalam penanganan Covid-19, seperti yang dialami oleh RUSD dr Rasidin Padang.
Mahyeldi menambahkan, pihaknya berencana meminta bantuan ke kabupaten/kota lain di Sumbar dengan kasus Covid-19 yang tidak terlalu tinggi untuk mengirim nakes ke daerah dengan jumlah kasus Covid-19 yang tinggi, seperti Kota Padang.
“Selain kebutuhan oksigen, penanganan juga terkendala di rumah sakit karena ada kekurangan SDM nakes. Kita sudah menyampaikan kepada kebupaten/kota yang memiliki kelebihan nakes agar berkoordinasi dengan rumah sakit yang kekurangan nakes,” katanya.
Menurut Mahyeldi, masih tingginya kasus penularan Covid-19 di Kota Padang lantaran ikut menerima pasien positif dari luar daerah, bahkan luar provinsi. Hal ini berdampak pada asesmen penilaian penangan pandemi, sehingga Kota Padang masih harus memberlakukan PPKM Level IV. Meski demikian, pihaknya terus berupaya menekan laju penularan Covid-19 di ibu kota provinsi.
“Yang masih tinggi itu di Kota Padang, karena tidak hanya pasien dari Padang yang ditampung di sini. Makanya kami tidak henti-henti memesankan kepada masyarakat untuk mendisiplinkan diri menerapkan prokes,” katanya. (*)
Darwina/hantaran.co