Sumbar

Pemko Bukittinggi Dukung Crash Program Imunisasi Polio di Sumbar

8
×

Pemko Bukittinggi Dukung Crash Program Imunisasi Polio di Sumbar

Sebarkan artikel ini
Pertemuan Advokasi dan Sosialisasi Crash Program dan Penguatan Imunisasi Polio di Provinsi Sumbar di Hotel Santika Premiere Padang.Ist

BUKITTINGGI, hantaran.co – Pemerintah Kota Bukittinggi mendukung pelaksanaan Crash Program Imunisasi Polio (Imunisasi polio tambahan) di Sumbar, guna antisipasi Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus polio.

Hal itu disampaikan oleh Sekda Kota Bukittinggi, Martias Wanto, usai menghadiri pertemuan Advokasi dan Sosialisasi Crash Program dan Penguatan Imunisasi Polio di Provinsi Sumbar,  yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar bersama Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, di Hotel Santika Premiere Padang.

“Kita mendukung upaya pencegahan penularan kasus polio di Sumbar melalui  pelaksanaan Crash Program Imunisasi Polio. Melalui pemberian imunisasi tambahan, diharapkan Sumbar khususnya Bukittingi bebas dari kasus polio,” ujar Martias Wanto, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Bukittinggi, Linda Faroza, dan Kapala Bagian Pemerintahan Setdako, Mihandrik, Selasa (21/2).

Màrtias Wanto menyebutkan, Crash Program Imunisasi Polio merupakan kegiatan pemberian imunisasi polio tambahan pada sasaran tanpa memandang status dan interval imunisasi sebelumnya, baik itu imunisasi rutin maupun Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Kegiatan ini dilaksanakan pada wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat untuk mencegah penularan virus polio.

“Alhamdulillah sampai saat ini belum ditemukan kasus polio di Kota Bukittinggi. Untuk antisipasi, kita sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tetap waspada. Kemudian kita himbau warga untuk ikut imunisasi serentak pada tanggal 6-13 Maret 2023 di Posyandu, Poskeskel, Posbindu, dan Paud terdekat,” kata sekda.

Saat pelaksanaan Crash Program Imunisasi Polio imbuhnya, dilakukan pemberian satu dosis Imunisasi bivalent Oral Pollo Vaccine (bOPV), dan empat dosis imunisasi Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV). Imunisasi bOPV ditujukan untuk seluruh anak usia 0 sampai dangan 59 bulan. Sedangkan imunisai IPV, ditujukan untuk seluruh anak usia 4 sampai dengan 59 bulan.

Menurut Sekda, Provinsi Sumbar menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang berdasarkan hasil risk assessment dikategorikan sebagai provinsi yang berisiko tinggi terhadap penularan virus polio.

Berdasarkan rekomendasi WHO, Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) dan Komite Ahli Eradikasi Polio, dibutuhkan upaya berupa kegiatan Crash Program Imunisasi Polio di seluruh kabupaten/kota di Sumbar.

“Pelaksanaan Crash Program Imunisasi Polio tersebut bertujuan untuk meningkatkan imunitas anak terhadap polio dalam rangka mempertahankan status Indonesia Bebas Polio,” tuturnya.

Kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Crash Program dan Penguatan Imunisasi Polio tersebut dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumbar,  Senin (20/2), dan turut dihadiri Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Buya Gusrizal Gazahar.

Dalam kegiatan itu, Sekda Bukittinggi Martias Wanto, Atas nama Wali Kota Bukittinggi, melakukan penandatanganan bersama tentang pernyataan dukungan lintas sektor dalam pelaksanan  Crash Program Polio Provinsi Sumbar.

Ketua MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar dalam kegiatan itu juga memberikan dukungan penuh terhadap pemberian imunisasi polio. Menurutnya, dukungan tersebut telah dirapatkan dengan MUI se- Sumbar, sehingga imunisasi ini aman diberikan pada anak, untuk mengantisipasi dampak buruk polio.

Wetrizon/hantaran.co