kesehatan

PEMDA PERLU SESUAIKAN KEBIJAKAN, Agam dan Padang Masuk Zona Merah Covid-19

×

PEMDA PERLU SESUAIKAN KEBIJAKAN, Agam dan Padang Masuk Zona Merah Covid-19

Sebarkan artikel ini
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro, saat menjabarkan data Kemenkes per 18 September 2020 di Kantor Presiden. Sumbar sendiri sejauh ini, telah mencatatkan 4.272 kasus positif Covid-19. IST/COVID19.GO.ID

PADANG, hantaran.co — Setelah sebelumnya turunmenjadi zona oranye Covid-19 dengan tingkat penyebaran sedang, status Kota Padang kembali naik menjadi zona merah dengan tingkat penyebaran tinggi pada Minggu (20/9/2020). Selain Kota Padang, bahkan Kabupaten Agam juga untuk ikut dalam daerah terkategori zona merah.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sumbar Jasman Rizal selaku Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumbar menyampaikan, penetapan zonasi daerah yang baru ini akan berlaku sejak 20-26 September 2020. Kemudian, zonasi daerah akan kembali diperbaharui pada 27 September.

“Pada minggu ke-28 pandemi Covid-19, terjadi beberapa perubahan zonasi yang cukup signifikan, salah satunya Kota Padang dan Kabupaten Agam yang naik status menjadi zona merah,” kata Jasman.

Dengan penetapan dua daerah itu sebagai zona merah, maka tersisa sembilan daerah zona oranye di Sumbar yakni, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat, serta Kabupaten Dharmasraya.

Sementara sisanya, yakni Kota Padang Panjang, Kota Solok, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Solok, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan Kabupaten Solok Selatan berstatus sebagai zona kuning.

“Dengan adanya perubahan zonasi daerah di minggu ke-28 ini, kami berharap pemerintah kabupaten/kota dapat melakukan penyesuai aktivitas di daerahnya sesuai dengan zonasi masing-masing. Tujuannya jelas, agar penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan,” tuturnya.

Terhitung pada 20 September 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumbar mencatat telah terjadi penambahan sebanyak 109 kasus baru, sehingga total menjadi 4.272. Sementara jumlah pasien sembuh juga bertambah, yaitu sebanyak 55 orang dan pasien meninggal dunia bertambah sebanyak dua orang.

Jasman menyebut, berdasarkan laporan yang diterimanya dari Tim Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Baso, ada sebanyak 3.870 sampel yang diperiksa. Hasilnya, sebanyak 109 sampel terkonfirmasi positif Covid-19.

Dengan begini, total telah ada sebanyak 167.726 sampel dari 138.578 orang yang diperiksa, di mana sebanyak 4,272 di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 312 orang (7,30 persen) masih dirawat di berbagai RS rujukan.

Kemudian, sebanyak 1.430 orang (33,47 persen) menjalani isolasi mandiri dan sebanyak 95 orang (2,22 persen) menjalani isolasi daerah. Lalu, sebanyak 50 orang (1,17 persen) dikarantina di BPSDM Sumbar, dan sebanyak 63 orang (1,47 persen) di PPSDM Regional Bukittinggi.

“Sejauh ini, total sudah ada sebanyak 2.228 orang (52,49 persen) yang dinyatakan. Sedangkan, pasien meninggal dunia berjumlah sebanyak 94 orang (2,20 persen),” ujarnya.

Kota Padang kembali mencatatkan kasus baru tertinggi dengan 53 kasus. Disusul Kota Bukittinggi enam orang, Kota Payakumbuh tujuh orang, Kabupaten Pasaman Barat empat orang, dan Kabupaten Agam sembilan orang.

Berikutnya, Kota Pariaman dua orang, Kabupaten Kepulauan Mentawai tiga orang, Kota Padang Panjang delapan orang, Kota Solok dua orang, Kabupaten Padang Pariaman tujuh orang, Kabupaten Limapuluh Kota dua orang, kabupaten Pesisir Selatan dua orang, Kabupaten Tanah Datar dua orang, dan Kota Payakumbuh tujuh orang. Sementara itu, jumlah pasien suspek hingga saat ini adalah 411 orang, dengan rincian, 85 orang dirawat dan 326 orang menjalani isolasi mandiri. 

Rekor Kesembuhan Nasional

Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berjalan lebih dari enam bulan, tetapi hingga saat ini belum ada tanda-tanda pemerintah sudah berhasil mengendalikan penularan virus corona. Pada Minggu (20/9/2020), penularan Covid-19 bertambah 3.989 kasus baru, sehingga total kasus mencapai 244.676 orang.

Meski demikian, dua sebelumnya atau pada Jumat 18  September, terjadi penambahan pasien sembuh harian paling tinggi sejak kasus pertama di umumkan oleh Presiden Joko Widodo pada Maret lalu, dengan catatan kesembuhan menembus 4.088 kasus.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro menjabarkan data Kementerian Kesehatan per 18 September 2020 saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jumat (18/9/2020). “Saat ini angka kesembuhan semakin baik. Recovery rate berada di kisaran 71%, artinya 7 dari 10 orang yang terpapar dari Covid-19 telah sehat dan produktif kembali,” sebut Reisa.

Total pasien sembuh, sambungnya, sudah mencapai 170.774 kasus. Sementara untuk kasus aktifnya ada 56.409 kasus. Reisa juga menyatakan, dari data-data itu menunjukkan bahwa saat ini pasien positif yang sedang dirawat kurang dari 1/3 total kasus yang ada. Sekedar mengetahui, kasus aktif itu adalah jumlah pasien yang saat ini dalam perawatan atau isolasi. 

Karenanya kondisi baik ini harus dipertahankan dan ditingkatkan. “Yang utama bagi kita semua adalah memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Mari terus biasakan diri dengan menerapkan protokol kesehatan yang benar,” imbaunya. 

Presiden Joko Widodo kata Reisa, sudah mengingatkan, agar pemerintah daerah tidak asal-asalan dalam mengambil keputusan. Presiden meminta Pemda menggunakan data sebaran kasus dalam mengambil keputusan. Seluruh pemda juga diminta untuk mencegah penularan dengan cara membatasi kegiatan. 

“Jadi apabila daerah, kabupaten/kota, tempat kita tinggal, mencatat adanya transmisi lokal, kita sebaiknya membatasi kegiatan. Untuk informasi, transmisi lokal adalah penularan yang berasal dari dalam wilayah itu sendiri,” jelas Reisa. 

Hamdani/hantaran.co