Pelaku Wisata dan UMKM Dambakan Pelonggaran

Pandemi

DESTINASI WISATA—Warga menikmati malam di pelataran Jam Gadang yang merupakan ikon wisata Kota Bukittinggi. TIO FURQAN

PADANG, hantaran.co — Pelaku usaha pada sektor yang sangat terdampak oleh pandemi Covid-19 di Sumbar, berharap agar pemerintah segera menyiapkan skema untuk melonggarkan kembali aktivitas perekonomian. Mengingat, penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Sumatra Barat sudah turun level.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Sumbar, Darmawi menyebutkan, penyedia jasa pariwisata sangat merana karena pembatasan yang diberlakukan akibat pandemi Covid-19. Bahkan, sebagian besar pelaku usaha perjalanan di Sumbar memilih untuk menutup usaha.

“Usaha agen travel tidak begerak sama sekali. Dari 251 anggota agen travel di Sumbar, sudah 90 persen tutup usahanya karena tidak mampu lagi bertahan di tengah pandemi. Tidak ada lagi pemasukan,” kata Darmawi kepada Haluan, Kamis (9/9/2021).

Terlebih, sambung Darmawi, belum satu pun bantuan dari pemerintah yang mengalir khusus untuk para pelaku usaha perjalanan. Padahal di satu sisi, selama ini pelaku usaha perjalanan ikut membantu peningkatan pendapatan daerah. “Sejak awal pandemi, tidak pernah ada bantuan finasial khusus bagi perusahaan perjalanan,” ujarnya lagi.

Meski pun demikian, Asita Sumbar tetap menyambut baik status penularan Covid-19 di Sumbar yang mulai melandai, sehingga dapat menjadi angin segar bagi para pelaku usaha perjalanan. Namun, Darmawi berharap agar pemerintah segera menyiapkan skema tertentu agar agenda wisata kembali bisa digelar.

“Jika keadaan sudah melandai, harapannya tentu pemerintah bisa memberi siasat baru berupa regulasi di sektor pariwisata. Kita harus lakukan promosi kembali, kita kejar ketertinggalan, dan menata kembali usaha agar kembali bergerak. Tapi, jika kebijakan pembatasan berlanjut, harus ada siasat lain pula yang disiapkan,” ujarnya.

Menurut Darmawi, skema kebijakan yang bisa diambil oleh pemerintah adalah mendatangkan wisatawan dengan jumlah terbatas pada waktu-waktu tertentu, yang tentu saja tidak sampai menyebabkan timbulnya kerumunan di objek-objek wisata. Sebab, saat ini sudah semakin banyak potensi wisata di Sumbar yang harus dijual.

Ia memisalkan, pengembangan desa wisata di Sumbar yang menjadi sorotan dan bahkan telah dikunjungi langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno beberapa waktu lalu. Seperti diketahui, empat desa di Sumbar masuk dalam daftar 50 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dengan prospek tinggi pengembangan wisata.

“Seperti kunjungan ke desa wisata, itu bisa diberlakukan dengan mendatangkan orang dalam jumlah terbatas dan waktu tertentu. Kita ingin agar wisatawan datang lagi ke Sumbar, tetapi tetap dengan mengutamakan faktor kesehatan dan keamanan,” ujarnya lagi.

Selaraskan dengan UMKM

Selain itu Darmawi berpendapat, salah satu upaya menggerakan kembali ekonomi daerah adalah lekas menyelaraskan sektor pariwisata dengan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumbar. Sebab menurutnya, lebih 60 persen pelaku UMKM di Sumbar berkait paut dengan dunia pariwisata.

Di samping itu, sektor UMKM pun sebenarnya menjadi salah satu yang ikut terdampak karena pandemi Covid-19. Ketua Pengawas Wilayah Forum UMKM Sumbar, Aditiya Juhana S mengatakan, memang diperlukan kelonggaran pada kebijakan PPKM, seiring penularan Covid-19 yang mulai landai.

“Kita hanya ingin ada kelonggaran atas regulasi yang menyangkut hajat para pelaku UMKM di Sumbar. Kita tidak berharap lebih dari itu. Sebab ya mungkin lebih baik kita berusaha sendiri, karena wacana bantuan untuk UMKM saja belum satu pun yang kita terima,” kata Aditiya.

Adit menekankan, bahwa hingga saat ini para pelaku UMKM yang terdata pada Forum UMKM Sumbar memang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Padahal, katanya, tak kuran dari 335 pelaku UMKM tersebut sudah mengajukan permintaan bantuan pada Kementerian Koperasi dan UMKM, yang hingga kini tampaknya masih belum diproses.

“Belum sama sekali untuk ke forum kita. Oleh karena itu kita lebih memilih mandiri dengan swadaya yang ada. Kita juga sudah ajukan 335 UMKM ke Kemenkop sejak Juni 2020 lalu, tapi hingga saat ini belum diproses. Mungkin ada kendala dari pusat, kita juga tidak tahu,” ujar Adit lagi.

Sama halnya dengan sektor wisata, kata Adit, hingga saat ini tak sedikit pelaku UMKM yang memutuskan untuk menutup usahanya karena sudah tidak sanggup lagi bertahan di tengah krisis pandemi.  Sebab, memang usaha yang dijalankan tidak dapat beroperasi sama sekali

“Ada juga yang bertahan walaupun berat. Sebenarnya, jika pemerintah melonggarkan pembatasan ini, pelaku usaha tetap bisa bertahan untuk menyambung hidup sehari-hari dari usaha masing-masing,” ujarnya.

Presiden Minta Bersabar

Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan perwakilan para ketua asosiasi di bidang ekonomi dan bisnis memaparkan bahwa pengendalian Covid-19 di Indonesia semakin membaik. Meski demikian, Jokowi tetap mengingatkan agar pengusaha tidak bersenang-senang dulu atas pencapaian ini.

“Ini saya hanya cerita untuk memberikan optimisme kepada bapak-ibu sekalian. Bahwa posisi kita sudah seperti ini, tetapi juga jangan senang-senang dulu. Jangan euforia. Bekerja, ya, tapi jangan terlalu euforia,” ujar Jokowi dalam keterangan resmi Sekretariat Presiden, Rabu (8/9).

Hadir dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang menyampaikan bahwa pemerintah tetap optismistis menyambut pertumbuhan ekonomi ke depan, seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 yang menunjukkan perbaikan.

Meski demikian, Airlangga menambahkan, pandemi belum usai sehingga para pelaku usaha juga diminta untuk mengingatkan masyarakat, agar selalu waspada. Sebab, dalam pengendalian pandemi, pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada jumlah kasus Covid-19.

“Jadi, kalau jumlah kasus Covid masih tinggi, maka ekonominya akan rendah. Sebaliknya, apabila jumlah kasus Covid rendah, maka ekonominya akan menggeliat,” ujar Airlangga.

Pemerintah, kata Airlangga lagi, akan terus mengkaji regulasi yang berkaitan dengan dunia usaha, sehingga dapat membangkitkan kembali semangat pengusaha untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. “Kita mendorong para pengusaha untuk terus meningkatkan kegiatan ekonomi, sehingga pengangguran juga bisa diturunkan,” ujarnya. (*)

hantaran.co

Exit mobile version