PB ISSI Dorong Komunitas Sepeda Ikut Terlibat TdS 2021

TdS 2021

Ketua Umum PB Ikatan Sports Sepeda Indonesia (ISSI) Raja Sapta Oktohari (tengah), saat jumpa pers di Hotel Mercure, Selasa (24/11/2020) terkait rencana iven TdS 2021. HAMDANI

PADANG, hantaran.co — Perhelatan iven balap sepeda tahunan Tour de Singkarak (TdS) 2021 akan berbeda ketimbang penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya. Sebab, tahun depan TdS tak hanya akan menghadirkan pebalap sepeda profesional, tetapi juga pebalap amatir dari komunitas sepeda.

Hal itu disampaikan Ketua Umum PB Ikatan Sports Sepeda Indonesia (ISSI), Raja Sapta Oktohari, saat jumpa pers di Hotel Mercure, Padang, Selasa (24/11/2020). Ia menyebutkan, baru-baru ini pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan tiga kementerian terkait, yakni Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Kementerian BUMN, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

“Dari hasil pertemuan tersebut dipastikan bahwa tahun depan akan ada lima iven balap sepeda yang akan di gelar di Indonesia. Termasuk salah satunya Tour de Singkarak,” katanya.

Raja mengatakan, lewat tagline “Cycling for All”, TdS 2021 bakal menjadi iven pertama di Indonesia yang menggabungkan keterlibatan atlet balap sepeda profesional dan pesepeda amatir dari komunitas dalam satu iven.

Dengan begini, diharapkan dampak TdS akan lebih maksimal, dengan semakin banyaknya orang berkunjung ke Sumbar.

“Kita tahu, bahwa di tengah pandemi ini, bersepeda menjadi salah satu olahraga yang paling digandrungi. Komunitas-komunitas sepeda pun dengan sendirinya semakin banyak bermunculan. Nah, dengan ikut merangkul komunitas sepeda, tentunya diharapkan akan semakin banyak orang yang datang ke Sumbar,” ujarnya.

Di samping itu, apabila tujuan utama TdS adalah pariwisata, maka keterlibatan komunitas sepeda ini akan menjadi lebih masuk akal. Menurutnya, pebalap profesional yang mengikuti iven balap sepeda biasanya hanya fokus untuk berlomba.

“Mereka datang ke Sumbar semata-mata hanya untuk berkompetisi. Setelah lomba selesai, mereka pulang ke negaranya masing-masing. Hal ini berbeda dengan pesepeda dari komunitas, yang memang sifatnya lebih santai. Tidak seperti atlet profesional, mereka akan lebih punya banyak waktu untuk bersantai dan berwisata,” tuturnya. (*)

Hamdani/hantaran.co

Exit mobile version