PASBAR, HANTARAN.Co–Masyarakat Pasaman Barat (Pasbar) memproduksi sampah mencapai 127.135 kg per hari. Agar tidak menumpuk dan menimbulkan masalah, Pemda Pasbar minta nagari menganggarkannya.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Pasbar Doddy San Ismail dalam Forum Group Discussion (FGD) Strategi Kebijakan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Kolaborasi Triple Helix (Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat) di Aula Kantor Bupati, Selasa (14/10/2025).
Ia menegaskan bahwa masalah sampah adalah isu krusial yang berdampak pada kesehatan dan ekonomi, sehingga membutuhkan kerja sama semua pihak.
“Satu orang menghasilkan sampah 0,28 kg. Dengan jumlah masyarakat Pasaman Barat 454.053 jiwa, berarti sampah yang diperoleh mencapai 127.135 kg per hari. Ini masalah yang sangat besar dan harus diselesaikan,” tegas Doddy San Ismail.
Ia menekankan, masalah sampah saat ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle, atau prinsip sanitasi 3M).
Menindaklanjuti hal tersebut, Sekda meminta Camat, Wali Nagari, dan Bamus untuk menggiatkan gotong royong di wilayah masing-masing. Ia juga mengacu pada Keputusan Menteri Desa (Kepmendesa) Nomor 71 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah di tingkat Desa.
“Sebagai catatan bagi Camat dan Wali Nagari, saya minta tahun 2026 seluruh Nagari menyediakan anggarannya untuk permasalahan sampah,”ujarnya.
Sekda menjelaskan bahwa penanganan sampah akan melibatkan tiga pilar utama: Pemerintah membuat regulasi, Swasta mengembangkan teknologi ramah lingkungan, dan Masyarakat berpartisipasi aktif dalam pengelolaan mengacu pada UU no 18 tahun 2008 bahwa yg bertanggung masalah sampah adalah Pemerintah, Masyarakat dan swasta
“Saya yakin dengan adanya kolaborasi Triple Helix ini, masalah sampah dapat diatasi dan menjadikan Pasaman Barat yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,”ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Edison Zelmi, menambahkan bahwa FGD ini bertujuan untuk membangun kerja sama dan komitmen antara pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam pengelolaan sampah berkelanjutan di Kabupaten Pasaman Barat.
“FGD ini berhasil membangun komitmen dan kerja sama. Beberapa rekomendasi yang dihasilkan antara lain peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan kapasitas pemerintah dan swasta, serta pengembangan model pengelolaan sampah berbasis teknologi,” tutup Edison Zelmi.
FGD ini turut mengundang narasumber dari Universitas Negeri Padang (UNP), antara lain Prof. Indang Dewata, Prof. Nurhasan Syah, Prof. Eri Barlian, Prof. Iswandi, dan Prof. Heldi.