Paik di Pangka Manih di Ujuang, Kisah Hidup Ketua DPRD Sumbar dalam Sebuah Lagu

Paik di Pangka Manih di Ujuang

Cover lagu Paik di Pangka Manih di Ujuang

PADANG, hantaran.co- Ketua DPRD Sumbar, Supardi rupanya tak sekadar piawai berpolitik, tidak sekadar mahir memimpin. Politisi Gerindra ini rupanya juga santiang bernyanyi.

Bahkan, lirik lagu yang dinyanyikannya, berkisah tentang perjuangan hidupnya sendiri.

Teranyar, Supardi meluncurkan lagu terbaru.Judulnya Paik di Pangka Manih di Ujuang. Ini lagu bukan hanya susunan lirik semata, tapi kisah pilu yang berakhir manis.Tentang perjuangan hidup seseorang yang awalnya di pandang sebelah mata, kini malah jadi tempat bertanya.Orang itu Supardi sendiri.

Hari lah di rambang patang.Duduak basimpuah bamanuang surang.Takana masokisah nan lamo, di Pakan baru mulonya carito….” Demikian sepenggal lirik lagu ciptaan Husin DaruhanDatuak Mangkuto yang dibawakan Supardi dengan apik.

Ada pesan tersirat, dan kisah masa silam Supardi dalam setiap liriknya. Supardi memang menghayati nyanyiannya, sekaligus mengenang secuil kepahitan dalam perjalanan hidup yang dilalui. Dia menyelami masa lalu.

“Lagu yang sayabawakan, dan diciptakan Datuak Husin merupakan kisah secuil perjalanan hidup saya. Itu kenapa saya begitu menghayatinya,” tutur Supardi, saat memperlihatkan video klip lagunya yang tayang di Official Chanel Youtube SPD Band, dan chanel Husin Daruhan.

Bamulo di Pakanbaru. Ya, selain di Payakumbuh, Supardi juga merentang perjuangan hidupnya di Pekanbaru.Keluarga ayahnya banyak di sana. Di Pekanbaru, persisnya di Pasar Kodim, Supardi pernah berdagang kaki lima. Berdagang kecil-kecilan.Kisah inilah yang diangkat ke dalam lagu.

“Sejak kecil saya sudah mandiri.Berdagang sendiri. Di kaki lima. Tidak hanya di Payakumbuh, tapi juga di Pekanbaru, Riau.Semua saya jalani dengan kesungguhan hati, dan menjadi pijakan agar bisa sukses.

“Sejak kecil saya memang terobsesi jadi orang sukses.Setiap melihat orang sukses, saya iri dan bertekad melangkahi kesuksesannya,” kata Supardi.

Kisah hidupnya selama di Pekanbaru diceritakan Supardi kepada DatuakHusin yang merupakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI).Mendengarkisah hidup Supardi, Datuak Husin yang memang dikenal sebagai pencipta lagu handal, langsung merasa mendapat inspirasi.

“Jarang ada politisi yang memang memulai karirnya dari bawah sekali.Supardi, ada di barisan jarang itu.Ketika mendengar ceritanya, saya langsung terinspirasi untuk menciptakan lagu yang berkisah tentang perjalanan hidupnya,” ungkap Husin, Kamis, (22/4).

Butuh waktu dua bulan bagi Husin merampungkan lagu Paik di Pangka Manih di Ujuang. Selesai dibuat, langsung masuk dapur rekaman.

“Pak Supardi langsung menyanyikannya dan memerankan model video klip. Agar lagunya semakin meresap, proses pengambilan video dilakukan di tempat-tempat bersejarah bagi Supardi sendiri. Seperti di Pasar Kodim, Kota Payakumbuh, dan rumah tuanya,” sebut Husin, yang banyak menceritakan lagu untuk tokoh-tokoh Sumatera Barat.

Sejak diunggah ke chanel Youtube, lagu ini langsung dinikmati orang banyak. Tak sedikit yang menyukai.Pemirsanya juga terus naik.

“Lagu ini cepat popular karena dibawakan oleh Ketua DPRD Sumbar, sekaligus melagukan kisah hidupnya.Orang-orang jadi terinspirasi oleh perjalanan hidup seorang Supardi, yang dulunya sering dipandang sebelah mata, tapi sekarang malah menjadi tempat bertanya,” lanjut Husin.

Soal dunia seni, Supardi tidak ujuk-ujuk suka bernyanyi karena menjadi pejabat teras.Dia orang seni, atau lebih tepatnya sebagai tempat mengadu para seniman, baik di Payakumbuh atau Sumatera Barat.Beberapa festival seni pernah digagasnya.Sebagai wakil rakyat, Supardi adalah mulut, kaki dantangan para seniman.

Lagu Paik di Pangka Manih di Ujuang berbahasa Minang kental. Musiknya juga Minang tulen. Mendengar lagu ini seolah membawa kita ke masa silam, melihat Supardi kecil yang berjualan penuh semangat, walau sering diusir dan direndahkan.Lagu ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi siapa saja yang ingin menumbuhkan semangat, setelah tersungkur oleh kerasnya hidup!

(Rel/Hantaran.co)

Exit mobile version