BeritaFokusPendidikanSerbaSerbiSumbarviral

Orang Tua Siswa Gelar Aksi Damai Tuntut Zonasi di SMAN 1 Sutera Pesisir Selatan

7
×

Orang Tua Siswa Gelar Aksi Damai Tuntut Zonasi di SMAN 1 Sutera Pesisir Selatan

Sebarkan artikel ini

Pesisir Selatan — Puluhan orang tua siswa menggelar aksi damai di depan gerbang SMAN 1 Sutera, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, pada Sabtu (12/7/2025). Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap hasil Seleksi Penerimaan Masuk Bersama (SPMB) tahun 2025, khususnya jalur domisili atau zonasi.

Para orang tua murid menilai, proses seleksi yang dilakukan pihak sekolah tidak sesuai dengan harapan mereka, sebab banyak anak-anak yang tinggal sangat dekat dengan sekolah justru tidak diterima.

Arji Wasit (55), salah seorang perwakilan orang tua siswa, mengatakan bahwa tujuan dari aksi tersebut adalah menuntut kejelasan dan keadilan agar anak-anak mereka bisa bersekolah di SMAN 1 Sutera.

“Kami berharap seleksi ini dilakukan secara transparan, memprioritaskan anak-anak yang berdomisili di Kenagarian Surantih, tempat sekolah ini berdiri,” ujarnya.

Selain jalur domisili, orang tua juga meminta agar jalur afirmasi dan jalur prestasi benar-benar diberikan kepada siswa yang berasal dari Nagari Surantih dan dibuktikan dengan dokumen resmi.

Dalam orasi yang disampaikan, mereka juga meminta Gubernur Sumatera Barat dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Mereka memberikan tenggat waktu selama lima hari, sejak aksi digelar untuk menindaklanjuti aspirasi para orang tua siswa.

“Jika tidak ada tanggapan, kami akan mendatangkan lebih banyak massa dan menghentikan kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 Sutera,” tegas Arji.

Sebelumnya, puluhan orang tua juga sempat mengadukan permasalahan ini secara langsung kepada Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, pada Kamis (10/7). Mereka menyatakan keberatan karena anak-anak mereka tidak diterima di jalur domisili meskipun tinggal berdampingan langsung dengan gedung sekolah.

Fitriani, salah satu orang tua murid, menyatakan kekecewaannya karena seleksi jalur domisili atau zonasi tetap mempertimbangkan nilai akademik, padahal menurut informasi yang ia dapat, jarak tempat tinggal menjadi pertimbangan utama dalam jalur zonasi.

“Kalau kami tahu nilai juga jadi penentu, tentu kami akan memilih jalur afirmasi atau prestasi,” kata Fitriani.

Kondisi ini membuat sejumlah keluarga harus mempertimbangkan sekolah alternatif seperti SMAN 2 Sutera, SMKN 1 Sutera, atau sekolah lain di luar Kecamatan Sutera. Namun opsi tersebut dianggap memberatkan secara ekonomi dan emosional, terutama karena biaya transportasi dan pengawasan anak.

Aksi damai ini dikawal pihak kepolisian dan berlangsung tertib. Pada kesempatan itu juga dibuat berita acara yang ditandatangani oleh pihak sekolah diwakili oleh M. Satrianto, S.Pd, Ketua Komite Sekolah Desmorizal, perwakilan orang tua siswa, dan aparat kepolisian.

Isi berita acara menyepakati bahwa kepala sekolah, ketua komite, dan perwakilan orang tua akan segera menghadap ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. Hasil pertemuan dijadwalkan diterima orang tua dalam waktu paling lambat dua bulan. Orang tua tetap berharap anak-anak mereka dapat diterima di SMAN 1 Sutera, dan menegaskan belum mendaftarkan ke sekolah lain.