Pariaman, HANTARAN.CO — Dibalik bawaannya yang tenang, senyum nan teduh tersimpan kisah perjuangan yang menginspirasi. Ia adalah Nurul Zahra, finalis cabang Tahfiz 30 Juz Putri asal Sumatera Barat pada ajang Seleksi Tilawatil Quran dan Musabaqah Al Hadis (STQH) Nasional, di Kendari Sulawesi Tenggara.
Zahra begitu sapaan teman-temannya, Lahir pada 21 Maret 2005 di Pariaman, Sumatera Barat. Zahra terlahir dari pasangan Jon Hendri dan Erni. Ayahnya seorang wiraswasta, sementara ibunya mengabdi sebagai guru di SD IT Ibnu Abas Kota Pariaman.
Sejak kelas satu SMP, Zahra memulai perjalanannya menghafal Al-Qur’an dengan kemauan dari dalam dirinya. “Belajar Al-Qur’an ini atas kemauan sendiri,” ungkapnya, usai tampil pada babak final STQH di Gedung BPMP Kendari, Kamis, (17/10/2025).
Tak tanggung-tanggung anak sulung dari 3 bersaudara ini menghafal Alquran ingin membahagiakan kedua orang tua. “Saya ingin membahagiakan orang tua. Dengan Al-Qur’an, kita dimuliakan dan bisa menghadiahkan mahkota untuk orang tua di akhirat kelak,” ungkap Zahra.
Dalam mencapai tujuannya Zahra tak sendiri, setiap langkahnya dibimbing oleh sang guru dengan target yang jelas. Ia ditargetkan menamatkan dua juz per bulan. “Dari tahsin hingga hafalan, setiap langkah kita dibimbing dengan target rutin, menamatkan dua juz per bulan,” kisahnya.
Perjalanan Zahra tidak lepas dari dukungan guru dan pelatih yang selalu membimbing dan memperbaiki kesalahannya. “Alhamdulillah, semua ini berkat pertolongan Allah dan bimbingan ustadzah. Semoga Allah menjaga mereka selalu,” ujarnya.
Sebagai finalis nasional, Zahra ingin mengajak teman-teman generasi muda ikut mencintai Al-Qur’an. Ia mengingatkan, itu semua bisa diawali niat yang ikhlas, konsistensi murajaah, dan motivasi membahagiakan orang tua serta meraih ridha Allah sebagai kunci keberhasilan.
Selain hafalan, Zahra merasakan berkah Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, menjaga dan mengamalkan Al-Qur’an mendatangkan rezeki, kemuliaan, dan kebahagiaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Dengan prestasi dan semangatnya, Zahra ingin menjadi inspirasi bagi generasi muda. “Teruslah mempersamai Al-Qur’an. Tidak ada kefakiran bersama Al-Qur’an. InsyaAllah kita dimuliakan,” begitu ajakannya untuk para generasi muda.
Dakam ajang STQH Nasional ini Nurul Zahra menjadi satu-satunya finalis yang mewakili Sumatera Barat dalam babak final. Penampilannya hampir sempurna, tanpa bel. Semoga membawa kemenangan untuk Ranah Minang. (*)