AMPIANG PARAK, HANTARAN.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Selatan melalui Wakil Bupati Risnaldi Ibrahim meresmikan operasional Early Warning System (EWS) Tsunami di Nagari Ampiang Parak, Kecamatan Sutera, Senin (6/10/25).
Peresmian ini menjadi langkah nyata pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman bencana megathrust yang berpotensi memicu gempa besar dan tsunami di pantai barat Sumatera. Wabup Risnaldi menekankan Kabupaten Pesisir Selatan secara geografis merupakan salah satu wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana gempa dan tsunami. Karena itu, kehadiran EWS menjadi kebutuhan men- desak bagi nagari-nagari di kawasan pesisir.
“Kita berada di jalur rawan megathrust yang sewaktu-waktu bisa memicu gempa besar disertai tsunami. EWS ini adalah alarm penyelamat nyawa, agar masyarakat bisa segera evakuasi ketika terjadi ancaman. Keselamatan warga harus menjadi prioritas utama,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Pesisir Selatan, Yuskardi menjelaskan, pemasangan EWS di Ampiang
Parak merupakan bagian dari program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) yang diprakarsai BNPB dan didukung Bank Dunia. “Untuk bisa dipasang EWS, nagari harus memenuhi persyaratan sebagai nagari tangguh bencana. Artinya, nagari sudah memiliki dokumen kajian risiko bencana, rencana kontinjensi, serta rencana evakuasi gempa dan tsunami dan lainnya,” jelas Yuskardi.
Ia menambahkan, hingga saat ini baru dua nagari di Pesisir Selatan yang memiliki EWS, yaitu Nagari Ampiang Parak dan Nagari Kambang Barat. Padahal, total kebutuhan mencapai 72 nagari rawan tsunami. “Dari enam nagari yang sudah dilatih BNPB, baru dua yang bisa difasilitasi dengan EWS. Nilainya sekitar Rp360 juta per unit. Ini jelas masih sangat jauh dari kebutuhan,”ungkapnya.
Selain dibangun di nagari, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) juga telah mendirikan beberapa unit EWS di kawasan lain, seperti di Pasar Baru, Sago, Painan, dan Lakitan. Risnaldi berharap dengan
bertambahnya fasilitas peringatan dini, masyarakat semakin sadar akan ancaman bencana dan siap melakukan
evakuasi mandiri jika terjadi gempa megathrust yang berpotensi tsunami.
“Selain EWS, yang paling penting adalah kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat. Mari kita bersama-sama menjaga keselamatan dengan memahami jalur evakuasi, titik kumpul, dan selalu waspada,” tutup Risnaldi. (*)