BeritaOlahraga

Monev KONI Sumbar: Mendeteksi Peluang, Menyiapkan Jalan Menuju PON 2028

5
×

Monev KONI Sumbar: Mendeteksi Peluang, Menyiapkan Jalan Menuju PON 2028

Sebarkan artikel ini

Kudus,hantaran.Co–TIM Monitoring dan Evaluasi (Monev) KONI Sumatera Barat berangkat ke Kudus bukan sekadar sebagai pengamat. Mereka membawa misi strategis: memetakan kekuatan, mengawal perjuangan atlet, dan menyalakan kembali semangat prestasi menuju PON 2028 di NTB-NTT.

Sabtu, 11 Oktober 2025, pagi itu rombongan kecil dari Padang bersiap menuju Kudus. Di antara mereka, ada Dr. Risky Syahputra, M.Pd, Dr. Atradinal, M.Pd, Dr. Ardo Okilanda, M.Pd, dr. Budi Azwar, Henddy Adrian Luthan, SE, dan Jasman Hery.

Mereka bukan atlet, bukan pula pelatih. Namun, tugas yang diemban tak kalah penting: mengumpulkan data, membaca kekuatan, dan menakar peluang Sumatera Barat di gelanggang Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri II 2025, sekaligus memetakan arah pembinaan jangka panjang menuju 2028.

Berangkat dengan Misi dan Data

Hanya tiga hari sebelum keberangkatan, Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Sumbar telah merampungkan pengumpulan hasil-hasil pertandingan dari berbagai cabang olahraga. Dari analisis cepat itu, lahirlah target realistis: delapan medali emas menjadi bidikan utama kontingen Ranah Minang di Kudus.

Berbekal data yang terbatas dan waktu yang singkat, tim Monev melangkah tanpa banyak seremoni. Namun semangat mereka tebal: mengawal, mencatat, dan menyemangati.

“Misi pertama kami sederhana; menyuntikkan semangat pada setiap atlet cabang olahraga yang bertanding,” ujar Dr. Risky Syahputra, anggota Tim Monev KONI Sumbar.

Kehadiran mereka di arena pertandingan memberi efek nyata. Setiap kali tim Monev muncul di pinggir gelanggang, para atlet seolah mendapat energi baru. Ada keyakinan tumbuh di dada mereka: perjuangan ini tidak sendiri.

Hasil yang Menjawab

Perjalanan tim Monev bukan sekadar agenda evaluasi, tetapi juga momentum refleksi. Di tengah keterbatasan, kontingen Sumbar justru menunjukkan performa menjanjikan.

Tujuh medali emas berhasil dikumpulkan; tiga dari sambo, dua dari gulat, satu dari pencak silat, dan satu dari kempo.

Torehan itu hanya terpaut tipis dari target awal delapan medali emas menandai bahwa arah pembinaan sudah berada di jalur yang benar.

Lebih menarik lagi, sebagian besar peraih medali adalah wajah baru, atlet-atlet muda yang baru pertama kali mencicipi atmosfer kejuaraan nasional. Mereka tampil tanpa beban, dengan semangat mentah yang meledak di arena.

“Ini sinyal kuat kebangkitan olahraga Sumbar,” ujar Henddy Adrian Luthan, anggota senior Binpres KONI Sumbar.

“Kalau pembinaan dilakukan sejak dini dan berkesinambungan, kita punya peluang besar untuk kembali berjaya di PON 2028,” lanjut mantan karateka andalan Sumbar itu.

Menyalakan Harapan dari Kudus

Kudus mungkin hanya satu persinggahan. Namun bagi tim Monev KONI Sumbar, kota kecil di Jawa Tengah itu menjadi titik awal harapan baru.

Dari data sederhana, semangat tanpa batas, dan kerja sama antarpemangku kepentingan, peta kejayaan olahraga Ranah Minang mulai tergambar kembali.

Pekerjaan rumah masih panjang. Tapi dari setiap gelanggang yang mereka datangi, dari setiap peluh atlet yang mereka saksikan, terselip keyakinan: Sumatera Barat sedang bangkit.