Meski Pandemi, DPK Bank Nagari Justru Bertambah Rp929,510 Miliar

PADANG, hantaran.co Meski dalam masa pandemi Covid-19, namun Dana Pihak Ketiga (DPK) PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera Barat justru bertambah Rp929,510 miliar.

 “DPK tetap tinggi, tumbuh 4,77% dari Rp19,478 triliun pada Desember 2019 menjadi Rp20,408 triliun pada Desember 2020,” ujar Direktur Keuangan Bank Nagari, Sania Putra, kepada Haluan, Jumat (22/1/2021).

Untungnya tambahan DPK dominan berasal dari sumber pendanaan berbiaya murah seperti seperti tabungan dan giro atau atau current account and saving account  CASA sehingga efisiensi biaya perbankan tetap terjaga.

Menurut Sania, setelah pihaknya melakukan pengkajian, ternyata pertumbuhan DPK tersebut ditopang oleh layanan digital yang sudah sejak 2017 lalu mulai dikembangkan oleh Bank Nagari.

“Alhamdulillah, usaha pengembangan teknologi perbankan yang telah kita mulai sejak 2017 lalu, ternyata berbuah dan sangat bermanfaat untuk nasabah kita pada masa pandemi saat ini,” kata Sania.

Dikatakannya, meski ada sejumlah pembatasan karena wabah, namun tidak mempengaruhi pelayanan Bank Nagari karena bank telah berdaya dalam hal teknologi sehingga semua transaksi bisa dengan  sistem digital.

“Oleh karena itu pada 2021 kita tetap akan menjadikan teknologi sebagai ujung tombak pertumbuhan bisnis,” kata Sania didampingi Pemimpin Divisi Dana dan Treasury Roni Edrian, dan Pemimpin Divisi Sekretaris Perusahaan Idrianis.

Hadir juga saat itu Pemimpin Grup Pengembangan Dana dan Jasa Rano Fardian Farid,  serta Pemimpin Bagian Humas, Publikasi, Kesekretariatan dan Perlindungan Konsumen Intan Evannita Evandry.

Sania mengatakan, layanan digital Bank Nagari seperti Mbanking misalnya, sejak pandemi Maret 2020 lalu hingga akhir 2020, jumlah penggunanya naik hingga 94% dari 44 ribu nasabah menjadi 87 ribu lebih pada akhir Desember 2020.

Begitupun layanan digital Bank Nagari lainnya seperti SMNS banking, SMS notifikasi, Nagari Cash Management (NCM), jasa layanan keuangan yang ditujukan untuk nasabah perorangan dan non-perorangan, Autodebet, serta Nagari Portal Paymen (mengelola pembayaran), juga mengalami peningkatan jumlah pengguna.

Tak hanya pengguna meningkat, namun frekuensi layanan digital juga bertambah.  Jika pada Desember 2019 frekuensi transaksi mobile banking hanya 3,254 triliun, pada akhir 2020 menjadi 9,882 triliun atau bertambah 6,628 triliun pada 2020 dengan pertumbuhan  lebih 200 persen.

Peningkatan teknologi ini membuat pendapatan non bunga (fee based income) Bank Nagari juga naik dari Rp31 miliar pada 2019 menjadi Rp38 miliar pada 2020 atau mengalami pertumbuhan sebesar  20,14% atau Rp 6,366 miliar.

Fee Based Income adalah usaha sebuah bank dalam mencari pendapatan lain di luar pendapatan bunga kredit, salah satunya jalanya adalah dari pendapatan pemberiaan jasa-jasa kepada nasabahnya. Fee Based Income merupakan salah satu jenis pendapatan operasional bank non bunga.

“Selama masa pandemi 2020, Fee Based Income kita  rata-rata sudah Rp3 miliar per bulan, cukup signifikan naiknya dengan tahun 2019 yang hanya 1,5 miliaran per bulannya,” kata Sania lagi.

Ditambahkan sania, Pada tahun 2020, Bank Nagari melaunching beberapa produk digital antara lain Layanan QRIS pada tanggal 14 Maret 2020 dan Laku Pandai pada  14 Maret 2020 serta Layanan CRM pada tanggal 23 Maret 2020.

Sejak diluncurkan pada Maret 2020 lalu, layanan QRIS Bank Nagari kini telah bekerja sama dengan 6.736 merchant di seluruh Sumbar dengan 13,9 miliar total transaksi per akhir Desember 2020.

“Bank Nagari juga mendapatkan penghargaan dari Bank Indoensia Perwakilan Sumatera Barat dan Bank Indoenesia Perwakilan RIau untuk merchant terbanyak selama 2020,” ujar Sania lagi.

Untuk laku pandai, Bank Nagari kini sudah memiliki 327 agen.  Lalu CRM (Cash Recycle Machine) kini sudah hadir pada 4 Kantor Cabang yaitu Cabang Utama Padang, Cabang Payakumbuh, Cabang Bukittinggi dan Cabang Solok.

Kemudian Bank Nagari juga bekerja sama dalam hal  Pengelolaan Digitalisasi di Lingkungan Pemerintah Daerah  yakni Implementasi Smart Tax Solution (Tapping Box)  pada 3 kota yakni Padang, Bukittingi dan Padang Panjang.

Kemudian E-Retribusi Bank Nagari berbasis WEB untuk membantu PEMDA dalam pengelolaan Retribusi secara Digital dalam rangka meningkatkan Pendapatan Daerah sehingga terciptanya efektifitas, efiensi dan akuntanbilitas transaksi retribusi bagi pemerintah daerah.

Bank Nagari juga bekerja sama dengan Badan Keuangan daerah (Bakeuda) Provinsi Sumatera Barat, Jasa Raharja dan Kepolisian Republik Indonesia (DITLANTAS) untuk layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor.

Dengan kantor Payment point di 18 UPTD Samsat di Sumbar dan penyediaan mobil Samsat keliling. Kemudian layanan Samsat Corner (pelayanan di tempat keramaian/ mall), Samsat Drive Thru, Samsat Gerai (layanan pembayaran pajak di tempat keramaian dan tempat strategis.

Juga Samsat MPP (Mal Pelayanan Publik) di UPTD Samsat Kota Payakumbuh, UPTD Samsat Kota Padang dan UPTD Samsat Kota Pariaman serta Samsat Nagari (Layanan pembayaran Pajak Yang dilaksanakan di Kantor Wali Nagari).

Bank Nagari juga melakukan kerja sama dengan mitra fintech antara lain Gopay, Ovo dan Tokopedia serta meningkatkan kerja sama dengan universitas  dan perguruan tinggi se-Sumatera Barat. (*)

Afrianita/hantaran.co

Exit mobile version