Meski Pandemi, Aktivitas Bongkar Muat Petikemas di Pelabuhan Teluk Bayur Malah Alami Peningkatan, Ternyata Karena Ini

ekspor

Aktivitas bongkar muat petikemas di Pelabuhan Teluk Bayur tercatat mengalami peningkatan yang positif pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 meskipun pandemi Covid-19 merebak sejak triwulan pertama tahun 2020 sampai tahun 2021. TIO

PADANG, hantaran.co Aktivitas bongkar muat petikemas di Pelabuhan Teluk Bayur tercatat mengalami peningkatan yang positif pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 meskipun pandemi Covid-19 merebak sejak triwulan pertama tahun 2020 sampai tahun 2021.

PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Cabang Teluk Bayur mencatat pada tahun 2020 lalu, realisasi bongkar muat petikemas di pelabuhan Teluk Bayur yaitu 97.448 twenty-foot equivalent unit (Teus). Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2019, maka terjadi peningkatan sekitar 7,5 persen.

“Meskipun sepanjang tahun 2020 pandemi Covid-19 melanda di Kota Padang dan Sumbar pada umumnya, alhamdulilah salah satu komoditi kami yakni petikemas mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2019 yang mencapai 89.156 teus,” jelas General Manager (GM) PT. Pelindo II Cabang Teluk Bayur, Nunu Husnul Khitam, pada kegiatan Media Gathering, Kamis (4/2/2021).

Nunu mengatakan, penyebab meningkatnya bongkar muat petikemas pada tahun 2020 meskipun di tengah pandemi Covid-19 adalah karena PT. Pelindo II Cabang Teluk Bayur melakukan berbagai upaya, strategi, dan inovasi agar sektor perekonomian tetap tumbuh di Sumbar.

Ia menambahkan, salah satu inovasi dan strategi yang dilakukan yakni mempercepat inovasi dan implementasi digital dan meningkatkan kolaborasi serta partnership dengan berbagai pihak.

“Sesuai dengan corporate value PT. Pelindo pada tahun 2020 yaitu amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif yang disingkat dengan Akhlak,” ujarnya.

Diakui memang, selain aktivitas bongkar muat petikemas, beberapa aktivitas barang di PT. Pelindo II Cabang Teluk Bayur mengalami penurunan walaupun tidak terlalu signifikan akibat pandemi virus Covid-19.

Nunu mengungkapkan, untuk aktivitas general cargo pada tahun 2020 tercatat sebanyak 211.104 ton sedangkan tahun 2019 mencapai 261.020 ton. Lalu, Bag Cargo pada tahun 2019 tercatat sebanyak 499.245 ton dan menurun pada tahun 2020 yakni 371.671 ton.

“Kemudian untuk curah cair pada tahun 2019 tercatat ada sebanyak 2.239.411 ton dan menurun tahun 2020 sebanyak 2.206.180 ton. Hal yang sama terjadi pada curah kering dimana pada tahun 2019 ada sebanyak 1.723.604 ton dan pada 2020 ada sebesar 1.414.062 ton,” ujar Nunu.

Lebih lanjut Nunu menjelaskan, penurunan aktivitas juga terjadi pada aktivitas kapal di PT. Pelindo II Cabang Teluk Bayur pada tahun 2020 diantaranya untuk pelayaran luar negeri pada tahun 2019 ada sebanyak 381 unit dan 2020 menurun pada 341 unit.

Sementara pelayaran rakyat pada tahun 2019 tercatat ada sebanyak 827 unit dan menurun pada tahun 2020 yakni 590 unit. Sedangkan untuk pelayaran kapal negara atau tamu pada tahun 2020 hanya sebanyak 5 unit dibandingkan tahun 2019 yakni 28 unit.

“Namun untuk pelayaran dalam negeri mengalami peningkatan pada tahun 2020 yakni 1.320 unit dibandingkan dengan tahun 2019 yakni 1.291 unit,” katanya.

Sementara itu, untuk aktivitas ekspor pada tahun 2020 di PT. Pelindo II Cabang Teluk Bayur, Nunu, mengungkapkan, beberapa komoditi andalan di Pelabuhan Teluk Bayur diekspor di beberapa negara di tengah pandemi Covid-19.

Ia merincikan, komoditas Crude Palm Oil (CPO) diekspor di 4 negara diantaranya India, Burma, Tiongkok, dan Afrika. Kemudian, komoditas cangkang diekspor ke negara Polandia dan Jepang.

“Lalu, komoditas bungkil diekspor ke negara Selandia Baru dan Australia, komoditas karet diekspor ke negara Amerika Serikat, dan batubara diekspor ke negara Thailand,” ucapnya.

Meskipun pandemi Covid-19 merupakan bencana internasional, tidak membuat aktivitas di pelabuhan Teluk Bayur terganggu atau berhenti. Sepanjang tahun 2020 sampai sekarang aktivitas di pelabuhan Teluk Bayur tetap beroperasi 24 jam.

Nunu mengatakan, sebagai pintu gerbang perekonomian Sumbar, pelabuhan Teluk Bayur memiliki peranan penting dalam hal pendistribusian barang dan kapal agar perekonomian tetap berjalan.

Sementara PT. Pelindo II Cabang Teluk Bayur memprediksi ekspor minyak sawit atau CPO meningkat. Hal ini dampak dari banyaknya perusahaan eksportir minyak sawit ke beberapa negara.

General Manager PT Pelabuhan Tanjung Priok Cabang Teluk Bayur, Fauzi mengatakan, salah satu upaya dalam meningkat ekspor CPO adalah mulai beroperasinya PT. Padang Raya Cakrawala. Perusahaan yang tergabung dalam Apical Group ini mampu memproduksi minyak sawit mentah dengan ratusan ton perhari.

“Untuk CPO ini ekspornya ke daerah Asia Selatan. Target kami 2021, tetap optimis meningkat dalam kondisi seperti ini,” tuturnya.

Fauzi menyebutkan, di kawasan Pelabuhan Teluk Bayur cukup banyak investor, khususnya di bidang produksi minyak sawit mentah. “(Perusahaan) itu terus melakukan aktivitas, sehingga diprediksi tahun ini akan mengalami kenaikan,” ujarnya.

Dikatakannya lagi, target peningkatan ekspor minyak sawit mentah tahun ini sebanyak 1,3 juta ton. Sebelumnya tahun 2020, eksportir minyak sawit hanya 2,2 juta ton.

“Kami perkirakan CPO naik 1,3 juta. Apalagi dengan hadirnya PT Padang Raya Cakrawala, pabriknya sudah mulai beroperasi September 2020 sudah uji coba. Dan kapalnya juga bisa masuk sepanjang 170 meter dan GWT sekitar 40 ribu ton,” katanya.

Selanjutnya, produksi minyak sawit mentah yang dilakukan PT Padang Raya Cakrawala mencapai 350 ton perhari. Begitupun beberapa perusahaan lainnya juga akan memasuki pasar Amerika seperti yang dilakukan PT Wilmar Nabati.

Tak hanya soal eksportir minyak sawit mentah, dalam kondisi pandemi covid-19 untuk arus peti kemas di Pelabuhan Teluk Bayur juga mengalami peningkatan pada 2020. Arus peti kemas ini mengalami kenaikan sebesar 7,5 persen dibandingkan 2019. (*)

Tio Furqan/hantaran.co

Exit mobile version