Menuai Berkah Ramadan di Era Pandemi

ramadan pandemi

Salah seorang pedagang pabukoan di Kota Padang menyusun dagangannya. (Haluan)

Tahun lalu, kami bahkan nyaris close down operational. Tapi tahun ini, dengan berbagai kelonggaran, kondisi perlahan mulai membaik. Kini berbagai promo Ramadan dan penerapan aturan baru dalam bisnis perhotelan mulai kembali digencarkan.

OKY ANDRY (Hotel Manager Amaris Padang)

PADANG, hantaran.co — Berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini pemerintah memberi sedikit kelonggaran terhadap aktivitas masyarakat selama Ramadan, di masa pandemi baik aktivitas ibadah maupun aktivitas perekonomian.

Kebijakan ini tampaknya menjadi berkah tersendiri, terutama bagi pedagang pabukoan. Di lain pihak, rendahnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19 bakal menjadi tantangan tersendiri.

Tak hanya di lokasi-lokasi yang telah disediakan, pedagang pabukoan juga tampak menjamur nyaris di setiap sudut Kota Padang. Hampir setiap hari para pembeli berbondong-bondong membeli pelbagai menu berbuka puasa yang ditawarkan.

Keramaian itu terlihat dari pantauan Haluan di Pasar Nanggalo. Ramainya pembeli yang berbelanja pabukoan sempat membuat kemacetan panjang di sepanjang jalan di kawasan Pasar Nanggalo. Di samping itu, masih banyak terlihat penjual dan pembeli yang tidak menerapkan protokol kesehatan, seperti tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak.

Salah seorang pedagang bubur kampiun di Pasar Nanggalo, Maman mengatakan, keramaian mulai terjadi sekitar pukul 15.30-17.30 WIB.
“Biasanya, prioritas pembeli di sini adalah dari kalangan mahasiswa. Namun karena kampus tutup, jumlah mahasiswa mulai berkurang,” ucapnya kepada Haluan, Kamis (16/4).

Maman mengatakan, pendapatannya mulai membaik jika dibanding tahun lalu, di mana dirinya hanya bisa meraup keuntungan sebesar Rp400 ribu per hari. Sedangkan saat ini, keuntungannya bisa mencapai Rp600 ribu per hari.

“Jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19, memang masih di bawah. Dulu, sebelum pandemi, saat bulan puasa saya bisa meraup untung Rp800 per harinya. Sekalipun begitu, saya tetap bersyukur. Alhamdulillah, tahun ini sudah kembali membaik,” ujarnya.

Sementara, Rani (45), seorang penjual lamang tapai, mengungkapkan bahwa semasa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dirinya tidak berjualan. Hal ini karena kondisi pada saat itu yang sangat lengang. Namun, saat ini ia kembali berjualan karena kondisi sudah kembali ramai, lantaran berbagai kelonggaran yang diberikan pemerintah.

“Untuk puasa tahun ini pendapatan saya sudah mulai membaik jika dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun lalu saya malah beralih berjualan sayuran, karena nyaris tidak ada sama sekali pembeli,” katanya.

Ia berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir dan kondisi secepatnya kembali stabil, serta ekonomi kembali pulih seperti sedia kala.

Hal senada juga disampaikan Adang (50), seorang pedagang siomay. Ia mengatakan, semasa PSBB, omzet penjualannya jauh menurun. Bahkan pendapatan per harinya hanya Rp15.000. Namun demikian, ia tetap memutuskan untuk berjualan, dan saat ini penjualannya kembali normal. Sekarang pendapatan per hari yang ia peroleh rata-rata mencapai Rp300 ribu.

“Saya biasanya berjualan di sekitaran Masjid Raya Sumbar. Saya sudah biasa jualan keliling. Ibaratnya di mana ada keramaian, di situ dagangan saya harus ada. Alhamdulillah pendapatan saya saat ini sudah kembali normal,” ujarnya.

Berkah Ramadan tak hanya dirasakan pedagang pabukoan. Hal yang sama juga dirasakan pelaku usaha di bidang perhotelan dan kuliner. Di Hotel Amaris misalnya, pada masa awal pandemi, hotel bintang tiga itu sempat melakukan close down operational (tutup).

Hotel Manager Amaris Padang, Oky Andry mengatakan, kini berbagai promo Ramadan dan penerapan aturan baru dalam bisnis perhotelan mulai kembali digencarkan.

“Untuk Ramadan tahun ini, Hotel Amaris Padang menyediakan promo babuko basamo mulai harga Rp69.888, berlaku pada 20 April 2021 mendatang,” ucapnya, Jumat (16/4).

Oky menjamin, makanan yang disajikan Hotel Amaris, berkualitas premium dan disajikan secara higienis. Termasuk saat pembuatannya.Di samping itu, Hotel Amaris juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat kepada para pengunjung dan karyawan hotel.

“Tamu akan dilayani oleh petugas hotel dalam mengambil makanan dan minuman nantinya. Sehingga tak perlu terjadi kerumunan dan protokol kesehatan dapat diterapkan dengan baik,” tuturnya.

Pelanggan, ucapnya, tidak perlu khawatir, karena Hotel Amaris telah melakukan prosedur pelayanan dengan penerapan New Normal Standard Service.

“Untuk kebersihan kamar, misalnya, kami selalu menyemprotkan disinfektan terlebih dahulu sebelum membersihkan kamar. Housekeeping kami juga dilengkapi dengan alat pelindung standar, seperti sarung tangan, faceshield, dan masker. Semua peralatan di dalam kamar untuk sementara waktu diganti menggunakan peralatan sekali pakai, seperti mengganti gelas menjadi cangkir plastik. Handuk dan peralatan lainnya juga kami sterilkan dengan membungkus menggunakan plastik,” ujar Oky.

Lebih lanjut Oky menjelaskan, yang paling penting adalah sebelum memasukin area hotel tamu akan dicek suhu tubuh oleh pihak sekuriti. Tamu juga diwajibkan memakai masker, menggunakan handsanitizer yang telah disediakan, dan telapak sepatu tamu disemprot menggunakan disinfektan. Selain itu tas dan bawaan lain milik tamu juga tidak luput disterilkan menggunakan disinfektan.

Saat melakukan check in, tamu wajib menggunakan masker dan sarung tangan yang sudah disediakan di di meja resepsionis. Sehingga tidak ada kontak fisik langsung antara tamu dan petugas hotel.

Hal serupa juga diberlakukan di Boardgame Lounge Kafe. Saat Ramadan tahun lalu, para pelanggan tidak diperbolehkan makan di tempat, yang kemudian disiasati dengan menu pesan antar.

“Kami juga memberikan promo gratis ongkos kirim ke seluruh area Padang agar pelanggan tetap bisa menikmati menu makanan di kafe kami, dan karyawan tidak perlu dirumahkan,” ucap pemilik Boardgame Lounge Kafe, Winda Varesa.

Berbeda dengan tahun lalu, Ramadan tahun ini, sudah diberi sedikit kelonggaran. Namun hal itu tidak membuat manajemen Boargame menjadi abai protokol kesehatan.

Boardgame lounge kafe, ucap Winda, terus menjaga kepercayaan dengan menyediakan fasilitas protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan. Boardgame juga senantiasa mengingatkan pengunjung untuk menjaga jarak dan menggunakan masker. “Selain itu, pramusaji dan koki juga wajib menggunakan sarung tangan dan masker,” tuturnya.

Perketat Pengawasan

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Dedi Diantolani mengatakan, selama Ramadan, pengawasan pasa pabukoan terus dilaksanakan di setiap kabupaten/kota. Berbeda halnya dengan Kota Padang yang memang tidak menyelenggarakan pasa pabukoan, sama seperti tahun lalu.

“Untuk penegakan Perda Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) terus berjalan selama Ramadan. Kami sudah menurunkan tim terpadu ke Tanah Datar dan Padang Panjang,” ujarnya saat dihubungi Haluan, Jumat (16/4).

Lebih lanjut, Dedi menyebutkan pelanggaran Perda Nomor 6 Tahun 2020 sejak awal tahun 2021 hingga 16 April 2021, paling banyak terjadi pada pelanggaran perorangan atau personal dengan 32.757 kasus. Sanksi yang sudah diberikan berupa sanksi administratif berupa denda Rp100 ribu per orang, dengan jumlah penindakan 104 kasus. Sanksi kedua berupa kerja sosial, yakni sebanyak 32.652 kasus.

“Kemudian juga kami juga menemukan pelanggaran Perda AKB pada pelaku usaha sebanyak 431 unit usaha. Dengan dua sanksi, yaitu denda Rp500 ribu kepada dua unit usaha dan teguran tertulis kepada 429 unit usaha,” katanya.

Selain itu, Dedi juga menyebutkan, sebanyak 113 kasus penyelenggara kegiatan juga melanggar Perda AKB, dengan rincian denda senilai Rp500 ribu untuk lima kasus, dan 108 kasus yang mendapat sanksi berupa pembubaran dan penghentian sementara.

Sementara itu, di Pasaman Barat, anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan di titik-titik pasa pabukoan.

“Kami berusaha melakukan pendekatan kepada masyarakat, agar tidak abai dengan protokol kesehatan,” ujar Babinsa Simpang Empat, Serma Maryono, Jumat (16/4).

Secara berkala, Muryono bersama Bhabinkamtibmas Nagari Lingkuang Aua, Aipda Juppi berkeliling di pasar, dan menegur pedagang dan pengunjung pasar yang masih melanggar prokes. Saat berpatroli, tim masih menemukan masyarakat yang tidak menggunakan masker dengan alasan tinggal atau gerah. Setelah melakukan pendekatan, beberapa masyarakat mau memakai masker.

Muryono menambahkan, selama berpatroli, dirinya bersama Bhabinkamtibmas berusaha memberikan pemahaman kepada pedagang pabukoan, agar menjual makanan yang sehat, aman, serta selalu menggunakan masker. Kegiatan tersebut mendapat respon positif dari masyarakat, bahkan mereka berharap ada tim yang mengawasi agar penerapan prokes teratur.

“Kami akan berpatroli secara berkala, karena di pusat Kabupaten Pasaman Barat terdapat sejumlah titik yang menjual pabukoan,” katanya.

(hantaran.co/mg-riz/yes/dar)

Exit mobile version