BUKITTINGGI, hantaran.co — Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Kota Bukittinggi, berubah nama menjadi Rumah Sakit Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi. Peresmian nama Rumah Sakit (RS) Otak Dr. Drs. M. Hatta ini, dilakukan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Jumat (9/4/2021).
Peresmian penggunaan nama tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan penekanan tombol sirine peresmian oleh Menkes RI Budi Gunadi Sadikin, didampingi Direktur Utama RS Otak M. Hatta, Dr. dr. M. Alsen Arlan, Sp.B-KBD, MARS, keluarga Bung Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta, dan Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar.
Direktur Utama RS Otak Dr. Drs. M. Hatta, Alsen Arlan mengatakan, kegiatan peresmian penggunaan nama RS Otak M. Hatta ini bersamaan dengan ulang tahun rumah sakit yang ke 45 tahun. RS Otak M. Hatta Bukittinggi merupakan rumah sakit khusus otak milik Kementerian Kesehatan RI, serta sudah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum ( PPK BLU ).
RS ini mempunyai sejarah panjang dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Berawal pada tahun 1976 didirikan RS Imanuel oleh yayasan Baptis dengan ±60 tempat tidur yang melayani kebidanan, bedah dan penyakit dalam. Pada 1982 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Bukittinggi sebagai RS vertikal tipe C Unit Pelayanan Teknis dengan 4 pelayanan dasar.
Melihat banyaknya kasus stroke di Sumatera Barat (Sumbar), dan atas perjuangan tokoh masyarakat serta perantau minang, maka pada 2002 RSUP Bukittinggi berubah nama menjadi Pusat Pengembangan Penanggulangan Stroke Nasional Bukittinggi.
Tahun 2005 Pusat Pengembangan Penanggulangan Stroke Nasional Bukittinggi berubah nama menjadi Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukittinggi, dengan pelayanannya adalah Pelayanan Stroke dan Bedah Saraf.
Kemudian pada 2019 lalu, RSSN Bukittinggi ditetapkan sebagai Rumah Sakit Otak melalui Permenkes Nomor 76 Tahun 2019. Dalam rangka mengenang dan melanjutkan semangat perjuangan Bung Hatta, maka ditetapkan RSSN Kota Bukittinggi menjadi Rumah Sakit Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi.
“RS Otak M. Hatta Bukittinggi telah terakreditasi paripurna oleh komisi akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan telah ditetapkan sebagai unit kerja yang memenuhi persyaratan WBK ( Wilayah bebas dari korupsi). Saa tini RS Otak M. Hatta memiliki 142 tempat tidur dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan kompeten di bidangnya masing-masing, dan siap memberikan pelayanan sepenuh hati,” kata Alsen.
Ia menuturkan, layanan unggulan yang dimiliki RS ini adalah Code Stroke, atau penanganan stroke dengan metode trombolisis di IGD. Kemudian pelayanan bedah saraf, Neurointervensi, pemeriksaan stroke check up dan medical check up, serta Neurorestorasi/Neurorehabilitasi dan Health tourism. RS Otak M. Hatta berdiri di atas lahan 1,2 hektar yang memiliki 25 dokter spesialis dan 560 petugas kesehatan lainnya.
“RS. Otak M. Hatta Bukittinggi selalu berkomitmen kuat untuk mengutamakan mutu pelayanan dan keselamatan pasien sesuai dengan visi misi serta motto RS Otak M. Hatta, yaitu dengan semangat baru, bekerja cerdas, cermat dan ikhlas. RS ini akan menjadi rumah sakit terdepan menuju Go Internasional,” tutur Alsen.
Perwakilan keluarga Bung Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta, menyampaikan apresiasi atas pencantuman nama Bung Hatta pada RS Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi, yang merupakan milik Kementerian Kesehatan. Menurutnya, Bung Hatta tidak hanya milik Bukittinggi tapi milik dunia.
“Pencantuman nama Bung Hatta ini menjadi sebuah kebanggaan bagi kami keluarga. Kami sangat bersyukur karena banyak pihak yang memakai dan terus mengenang nama Ayah kami. Terima kasih untuk Menkes dan mari tingkatkan kualitas rumah sakit ini, menuju Go Internasional,” ujarnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, rumah sakit vertikal seperti RS DR. Drs. M Hatta bisa jadi rumah sakit rujukan internasional. Kemenkes bangga punya Rumah Sakit Otak DR Drs. Mohammad Hatta yang berada di Bukittinggi, tempat kelahiran Bung Hatta.
“Bangsa Indonesia bangga punya proklamator Bung Hatta, dan Kemenkes bangga punya Rumah Sakit Otak Dr. Drs. Mohammad Hatta. Perubahan nama RS ini dalam rangka mengenang dan melanjutkan semangat perjuangan Bung Hatta,” ujar Menkes.
Menkes juga berharap agar vaksinasi yang dilaksanakan bisa berjalan maksimal, terutama bagi tenaga kesehatan dan lansia yang memiliki resiko tinggi. Menurut Menkes, resiko lansia terkena covid dan meninggal cukup tinggi, hingga 12 persen.
“Saat ini sudah 9 juta lebih warga Indonesia yang telah divaksin. Tolong fokuskan vaksinasi untuk lansia, apalagi jelang lebaran ini,” ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin. (*)
Gatot/hantaran.co