Melihat Cara Gubernur Mahyeldi Mengurai Persoalan Warga dari Dekat Lewat Program Singgah Sahur

Singgah

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, saat santap sahur di rumah keluarga Asma (63), di jorong Ambacang, Nagari Magek, Kamang Magek, Agam, Kamis (29/4). IST/HUMASPROV

PADANG, hantaran.co — Sejak masih menjabat Wali Kota Padang, Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, punya kebiasaan khas setiap kali Ramadan datang. Kebiasaan Singgah Sahur atau mampir bersantap sahur di rumah warga, sudah sangat melekat dengan Gubernur dengan julukan Buya tersebut. Bukan singgah sekadar singgah, karena lewat program ini, ia bisa menyelami kehidupan warganya lebih dalam.

Ramadan 1442 Hijriah atau 2021 Masehi menjadi yang pertama dijalani Mahyeldi dengan status sebagai Gubernur Sumbar. Jika semasa masih wali kota ia berkeliling Kota Padang untuk sahur bersama warga, maka sebagai Gubernur program ini pun diperluas. Tak kurang dari 16 rumah warga yang tersebar di kota/kabupaten di Sumbar, dikunjungi saat dini hari.

“Kita tak bisa menutup mata karena faktanya masih banyak warga kita yang mengalami keterbatasan. Termasuk dalam kebutuhan papan atau rumahnya. Oleh karena itu, pada setiap Singgah Sahur, kita juga selipkan penyerahan bantuan membedah rumah warga yang dikunjungi. Alhamdulillah sampai sekarang masih berjalan,” kata Mahyeldi kepada Haluan di Istana Gubernuran, Rabu (5/5/2021).

Sebagai pemimpin daerah, Mahyeldi mengaku sangat perlu bagi dirinya melihat langsung kondisi warga ke lapangan. Terlebih dalam momentum Ramadan, di mana setiap pekerjaan dan tindakan akan dinilai lebih dan akan lebih bermanfaat pula. Mahyeldi berharap, agar kebiasaan ini juga memancing pihak-pihak yang memiliki kemampuan, untuk saling meringankan satu sama lain.

Dengan berkunjung ke rumah warga pada pagi buta di saat sahur, Mahyeldi merasa lebih dapat melihat realitas kehidupan. Termasuk, fakta bahwa masih banyak warga Sumbar yang tinggal menetap di rumah yang jauh dari kata layak. Ia pun mengajak semua pihak, termasuk swasta dan dermawan, untuk ikut memberikan perhatian.


Gubernur Sumbar masuk ke rumah Irwandi Sutan Rumah Panjang (36), buruh tukang bangunan di Lasi, Kecamatan Canduang, Agam, yang rumahnya dibedah lewat kunjungan Singgah Sahur Gubernur, Sabtu (1/5). IST/HUMASPROV

“Mengapa saya memilih waktu sahur. Sebab, waktu sahur itu adalah waktu yang baik. Lewat kunjungan ini tentu kita bisa bangun lebih awal, mendirikan Ramadan dengan salat malam. Setelah itu baru bersiap-siap ke rumah warga yang hendak dikunjungi, yang mereka sendiri tidak tahu bahwa kita akan berkunjung,” kata Mahyeldi lagi.

Bukan hanya menebar manfaat bagi orang yang dikunjungi, Mahyeldi merasa rombongan yang ikut bersamanya untuk Singgah Sahur pun akan mendapatkan banyak nilai dan pelajaran dari kunjungan tersebut. Setidaknya, dengan berkunjung ke rumah warga tesebut, pikiran akan lebih lapang dan hati akan menjadi lunak untuk terus berbuat kebaikan.

“Dari kunjungan seperti ini, yang tiba-tiba tanpa diketahui tuan rumah, kita bisa melihat langsung kepayahan warga. Ada sentuhan rasa di sini, dan dari kunjungan ini kita berharap dapat merumuskan program-program pembangunan yang lebih terukur, yang kemudian dapat menjawab masalah dan meringankan kepayahan warga,” ujarnya lagi.

Menurut Mahyeldi, program Singgah Sahur sendiri mendapat respons yang luar bisa baik dari banyak pihak. Terbukti, sudah cukup banyak pihak yang ingin terlibat untuk membedah rumah warga yang tak layak huni. Bahkan, sang Istri, Harneli Bahar yang juga Ketua TP PKK Sumbar, ikut bergerak mengumpulkan data rumah-rumah warga yang layak diberi bantuan perbaikan.

“Secara bertahap seluruhnya semoga bisa dibantu. Ini juga sesuai dengan pesan masyarakat pada saya sendiri, untuk membawa program-program yang baik dari Pemko Padang ke Pemprov Sumbar. Program ini akan terus dilaksanakan setiap Ramadan. Untuk tahun ini, kita cukupkan setelah keluarnya edaran Kemendagri terkait pembatasan berkumpul di tengah pandemi,” ucap Mahyeldi.

Melalui program ini pula, Gubernur Mahyeldi berharap Pemerintah Kabupaten dan Kota melalui Bupati dan Wali Kota masing-masing turut melakukan kegiatan yang sama, atau setidaknya membentuk program khusus yang langsung turun ke lapangan untuk melihat realitas kehidupan warga. Sebab dengan demikian, perencanaan pembangunan juga bisa lebih dimantangkan.

Landasan Mengambil Kebijakan

Melihat pelaksanaan program Singgah Sahur yang dijalankan oleh Gubernur Mahyeldi, Sosiolog Universitas Andalas (Unand) Dr. Indraddin menilai, program tersebut adalah bagian dari program jangka pendek yang sangat bermanfaat sebagai tambahan bahan bagi pemerintah untuk merumuskan kebijakan.

“Ada program jangka panjang dan pendek. Saya lihat, Singgah Sahur ini semacam program jangka pendek yang baik. Terlebih jika melihat dari kondisi masyarakat, tentu program ini sangat positif. Sebab masyarakat mendapat kunjungan langsung. Tentu berbeda jika ada program bedah rumah tertentu, yang biasanya pakai proses berjenjang dan tahapan yang panjang. Bahkan pendataannya kerap keliru dan tidak tepat sasaran,” kata Indaraddin kepada Haluan.

Indradding menilai, program seperti Singgah Sahur dapat menjadi landasan atau dasar berpijak bagi seorang pemimpin untuk mengambil keputusan atau pembuatan kebijakan. Sebab pemimpin itu sendiri sudah melihat langsung bagaimana kondisi masyarakat di lapangan. Di samping itu, program ini juga bisa menjadi ajang perkenalan atau sosialisasi kepala daerah baru kepada masyarakat.

“Kalau dibahas dari sisi politis, ya sah-sah saja. Namun, dari kacamata sosial ini merupakan program yang positif, yang bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. Selagi program ini tidak menganggu kerja atau tugas dan kewenangan pokok kepala daerah bersangkutan, ya tentu tidak masalah dan layak dilanjutkan,” katanya lagi.

Namun demikian, Indraddin berharap dari program dadakan semacam Singgah Sahur dapat lahir kebijakan yang dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat secara luas. Oleh sebab itu, ia memberi saran agar ke depan program tersebut lebih bersifat pada pemberdayaan. “Orang yang mendapatkan bantuan bedah rumah itu harus dicatat, bahwa keluarga itu mesti diberdayakan ke depan agar mereka yang sudah punya tempat tinggal nyaman, juga bisa dan nyaman dalam berusaha, sehingga ada peningkatan ekonomi keluarga,” katanya menutup. (*)

Riga/Ishaq/hantaran.co

Exit mobile version