BeritaEkonomiGaya HidupSumbarviralWisata

Maelo Pukek, Tradisi Turun Temurun Masyarakat Nelayan di Koto Taratak Pesisir Selatan

11
×

Maelo Pukek, Tradisi Turun Temurun Masyarakat Nelayan di Koto Taratak Pesisir Selatan

Sebarkan artikel ini

Pesisir Selatan, hantaran.co – Hembusan angin kencang dan cuaca yang cukup terik tidak menyurutkan niat sekelompok orang paruh baya untuk maelo pukek (menarik pukat) di tepi Pantai Nagari Koto Taratak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).

Diketahui, maelo pukek merupakan tradisi turun-temurun nelayan di Pantai Koto Taratak yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Gosong Taratak. Mereka menangkap ikan dengan cara menggunakan jaring pukat tradisional yang disebar ke tengah laut menggunakan perahu.

Jaring yang disebar berjarak sekitar 500 meter dari bibir pantai. Kemudian tali pukek akan ditarik kembali ke tepi pantai secara berkelompok yakni antara sisi kiri dan sisi kanan yang masing-masingnya berjumlah 8 orang hingga lebih.

Pantauan wartawan di lokasi, untuk maelo pukek hingga sampai ke tepi pantai membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam. Setelah sampai di tepi, ikan-ikan akan terlihat tersangkut dijaring pukat nelayan, mulai dari ukuran kecil, sedang dan besar. Tak jarang pula sampah plastik juga ikut tersangkut pada pukat tersebut.

Salah satu nelayan setempat, Malis (74) mengatakan, dalam sehari jika cuaca cerah maka maelo pukek bisa dilakukan lebih dari satu kali.

“Ya, jika cuaca cerah dan hasil tangkapan banyak kami di sini bisa maelo pukek sampai tiga kali tarik,” katanya pada wartawan disela-sela kegiatannya menarik pukat, Kamis (7/3/2024).

“Kegiatan maelo pukek merupakan tradisi turun temurun sejak dari nenek moyang kami. Ketika saya masih kecil kegiatan maelo pukek ini juga sudah ada. Maelo pukek dimulai sejak pukul 07.00 WIB,” ucapnya lagi.

Pria gaek (tua) yang akrab disapa Wan Gobe ini menjelaskan, jika akhir pekan atau musim liburan tiba, banyak masyarakat yang turut menikmati tradisi maelo pukek tersebut. Menurutnya, nelayan tidak membatasi siapa saja yang mau ikut untuk menarik pukek ke tepi pantai.

“Ya, siapa saja boleh ikut, baik pengunjung maupun masyarakat sekitar pantai. Sebab, pekerjaan ini tidak ada sekolahnya,” ujarnya.

Ia menyebut, hasil tangkapan maelo pukek biasanya dijual langsung di tepi pantai. Jika tidak habis, baru dijual ke salah satu pasar tradisional yang ada di Kecamatan Sutera, yakni Pasar Surantih.

“Tapi biasanya toke sering menjemput kesini. Karena kami sudah langganan,” tuturnya.

Hantaran/Okis