Leonardy Dorong Pengembangan Batik Limau Purut

Batik

Anggota DPD RI, Leonardy Harmainy, bersama dengan perangkat Nagari Limau Purut Kecamatan V Koto Timur. ZULFADLI

hantaran.co — Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Leonardy Harmainy, mendorong agar Wali Nagari Limau Purut bisa mengembangkan batik dengan motif khas Limau Purut lewat Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag). Diharapkan, dengan pengembangan melalui BUMNag itu, batik khas itu akan semakin dikenal ke depannya.

“Pengembangan batik khas Limau Purut bagus dilaksanakan. Batik produksi masyarakat dibeli oleh BUMNag, lalu dipasarkan oleh BUMNag,” ujar Leonardy saat berkunjung ke Nagari Limau Purut Selasa (15/12/2020).

Menurut Leonardy, BUMNag dapat memasarkan batik sebagai pakaian seragam perangkat nagari. Lalu budayakan pemakaiannya secara luas di nagari. Wali Nagari melalui Forum Walinagari Padang Pariaman bisa pula merintis penggunaan batik ini oleh 103 Wali Nagari di Padang Pariaman.

Bahkan tak tertutup kemungkinan untuk penggunaannya oleh pegawai kabupaten. “Semua itu tergantung bagaimana upaya Wali Nagari mendapatkan aturan yang melandasinya. “Jika sudah seperti ini, makin banyak keuntungan Bumnag yang bisa dinikmati oleh nagari nantinya,” ulas Ketua Badan Kehormatan DPD RI itu.

Dengan dukungan penuh Wali Nagari dan BUMNag, perajin batik yang telah dilatih ISI Padang Panjang dengan dibiayai nagari, akan mendapat perbaikan ekonomi. “Sangat bagus upaya nagari untuk memberdayakan ekonomi anak nagarinya. Ini harus didukung, didorong, dan difasilitasi agar terus berkembang,” ujarnya.

Tak hanya itu, kebijakan Wali Nagari dengan mengambil jenis usaha pangkalan gas 3 kilogram sebagai usaha utama BUMNag sangat membantu masyarakat Limau Purut. Masyarakat merasakan dampaknya dengan harga merata di level Rp22.000. Padahal sebelumnya bisa mencapai harga Rp27.000, hingga Rp30.000. Selain harga yang tinggi, gas pun seringkali langka.

Leonardy juga menyarankan agar Wali Nagari mengembangkan usaha BUMNag ke Pertashop. Jajaki kemungkinan-kemungkinan bisa dijadikan usaha Bumnag pula.

Wali Nagari Limau Purut Kecamatan V Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman, Agusriadi, memang mengharapkan dorongan dari Leonardy terhadap pengembangan batik khas Limau Purut. Diungkapkannya, pernah digagas bersama Camat V Koto Timur untuk menggunakan batik ini sebagai pakaian seragam di kecamatan. “Pak Camat menyetujui, namun dia keburu diganti. Hingga kini, rencana kebijakan ini terhenti begitu saja. Tak bisa ditindaklanjuti bersama Camat yang baru,” bebernya.

Untuk itu dia berharap dorongan dari Leonardy agar batik ini jadi seragam kecamatan, kabupaten bahkan provinsi. Wali Nagari menjelaskan pula bahwa BUMNag direncanakan pada 2018, baru terealisasi pada 2019. Untuk BUMNag, nagari melakukan penyertaan modal sebesar Rp112.000.000.

Normalisasi Batang Sumbu

Wali Nagari juga berharap agar Leonardy turut memfasilitasi pembangunan nagari. Agusriadi mengharapkan dukungan pembangunan normalisasi Batang Sumbu. Batang Sumbu ini berhulu di Padang Alai dan bermuara di Manggung. Sungai yang melewati nagari itu sering banjir. Banjir selain menggenangi sejumlah kawasan di Limau Purut juga menimbulkan bencana.

“Beberapa waktu lalu, banjir menghanyutkan rumah dan padi-padi masyarakat yang baru saja di panen. Sangat memilukan, masyarakat kami hanya bisa memandangi padi mereka dihanyutkan banjir,” ungkap Agusriadi yang didukung penjelasan lain dari tokoh masyarakat setempat.

Menanggapi harapan Wali Nagari dan masyarakatnya, Leonardy menerima aspirasi tersebut dan dalam waktu dekat akan berupaya melihat ke lapangan dengan Dinas PSDA Sumbar. (*)

Isra/hantaran.co

Exit mobile version