Lemak dan Minyak Nabati Masih Dominasi Ekspor Sumbar

ekspor

Aktivitas bongkar muat petikemas di Pelabuhan Teluk Bayur tercatat mengalami peningkatan yang positif pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 meskipun pandemi Covid-19 merebak sejak triwulan pertama tahun 2020 sampai tahun 2021. TIO

PADANG, hantaran.co — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Barat mencatat, pada Januari 2021, nilai ekspor turun sebesar 8,33 persen. Di sisi lain, nilai impor Sumbar justru naik 44,56 persen dibanding bulan sebelumnya.

Kepala BPS Sumbar, Herum Fajarwati mengatakan, nilai ekspor pada Januari 2021 mencapai USD212,08 juta. Sedangkan nilai impor mencapai USD17,61 juta.

“Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor asal Sumbar pada Januari ini naik sebesar 84,15 persen. Dan nilai impor Januari 2021 turun 31,40 persen dibandingkan Januari 2020,” ucap Herum.

Ia menyebut, golongan barang ekspor pada bulan Januari 2021 paling besar adalah lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar USD166,06 juta. Diikuti oleh golongan karet dan barang dari karet sebesar USD15,42 juta.

“Ekspor ke negara Pakistan memberikan peranan sebesar 31,10 persen terhadap total ekspor asal Sumbar. Di bawahnya ada India sebesar 21,22 persen,” katanya.

Berdasarkan sektor, ekspor produk industri pengolahan mengalami penurunan sebesar 6,31 persen dibanding ekspor Desember 2020. Ia juga menambahkan, nilai ekspor yang dikirim melalui pelabuhan di Sumbar pada Januari 2021 tercatat sebesar USD189,78 juta. Jumlah ini turun sebesar 11,97 persen dibanding ekspor pada Desember 2020.

Kemudian, golongan barang impor pada Januari 2021 paling besar adalah bahan bakar mineral sebesar USD10,33 juta dan ampas atau sisa industri makanan sebesar USD3,66 juta.

“Untuk negara pemasok impor bulan Januari 2021 terbesar adalah dari Singapura, yakni senilai USD10,33 juta dan Amerika Serikat USD3,66 juta,” tuturnya. (*)

Yesi/hantaran.co

Exit mobile version