Pendidikan

Kualitas Pendidikan di Sumbar Tak Karu-karuan karena Pembatasan

5
×

Kualitas Pendidikan di Sumbar Tak Karu-karuan karena Pembatasan

Sebarkan artikel ini
Pendidikan
Gubernur Sumbar Mahyeldi, didampingi Kadisdik Adib Alfikri, memimpin rapat dengan jajaran dinas pendidikan se-Sumbar, Kamis (29/7/2021). IST/BIRO ADPIMPROV

PADANG, hantaran.co — Pemerintah daerah (Pemda) terus berupaya menjaga kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar di tengah pembatasan dampak dari kebijakan pengendalian penularan Covid-19. Di Sumbar, Gubernur Mahyeldi meminta adanya kajian ulang untuk mengukur kualitas pendidikan Sumbar saat ini.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumbar, Adib Alfikri menyebutkan, bahwa berbagai langkah telah diambil dan disiapkan oleh Pemda untuk menjaga kualitas pendidikan agar tidak mengalami penurunan akibat keterbatasan yang terjadi selama pandemi Covid-19. Seperti, penerapan belajar dari rumah yang saat ini diberlakukan kembali.

“Selama pandemi tentu saja semua terbatas, tapi kita upayakan agar kualitas pendidikan kita tidak turun. Namun, kualitas pendidikan juga sulit ditingkatkan jika metode pembelajaran dibatasi,” ujar Adib di Kantor Gubernur Sumbar, Kamis (29/7/2021).

Ia menyebutkan, salah satu upaya yang disiapkan pemerintah adalah memperkuat pembelajaran untuk praktik dari teori-teori yang sudah banyak diajarkan selama penerapan sekolah daring. Pihaknya pun tengah menggagas penerapan praktik yang tepat dan bisa dilaksanakan secara tatap muka.

Pelaksanaannya, kata Adib, akan diberlakukan skema sesi atau paruh waktu antara siswa. Namun, hal itu masih dalam proses perencanaan, sembari melihat kondisi penularan Covid-19. “Salah satunya kembali mendukung metode pembelajaran praktik yang nantinya akan kita atur sedemikian rupa secara luring atau tatap muka. Kalau teori sudah bisa diterapkan daring, sudah satu tahun lebih berjalan,” ujarnya.

Selain itu, Adib  menambahkan, pihaknya juga mendorong adanya percepatan pemberian vaksin Covid-19 bagi tenaga pengajar dan para siswa, sesuai dengan arahan Kemendikbud Ristek sebagai persiapan sekolah tatap muka. Menurutnya, program vaksinasi untuk sivitas sekolah akan meminimalisir potensi penularan.

“Untuk mengantisipasi terjadinya klaster, vaksinasi guru dan siswa terus berjalan. Hanya saja saat ini stok vaksin habis, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menfasilitasi vaksin,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang Panjang, M. Ali Tabrani juga mengakui, pihaknya kesulitan untuk menjaga kualitas pendidikan di masa pandemi Covid-19. Ditambah lagi dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang memerintahkan kegiatan belajar wajib dari rumah.

“Untuk sementara ini, selagi pandemi kualitas pembelajaran tentu tidak bisa optimal. Apalagi di masa PPKM ini, dan hal itu juga terjadi di daerah lain, bukan hanya di Padang Panjang,” ujar Ali.

Di samping itu, Ali menyebutkan, terjadi kendala dalam menentukan indikator untuk mengukur kesuksesan proses pendidikan yang berjalan saat ini. Ia berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir, dan proses belajar mengajar kembali normal.

“Belum ada indikator yg bisa dipakai secara resmi untuk keadaan ini. Kami Hanya berdoa pandemi cepat selesai, dan meningkatkan kualitas serta daya dukung belajar daring,” ujarnya.

Adapun di Kota Bukittinggi, Disdik menyiapkan program afirmasi dan matrikulasi untuk  mengejar ketertinggalan pelajaran akibat pendemi. Sebab, menurut Kepala Disdik Bukittinggi Melvi Abra, proses belajar mengajar belum bisa berjalan efektif selama pandemi Covid-19.

“Setelah kita teliti, ternyata belajar secara daring hasilnya tidak memuaskan. Kita akan siapkan program afirmasi dan matrikulasi untuk  mengejar ketertinggalan pelajaran akibat pendemi,” tuturnya.

Melvi menyebutkan, dalam kondisi pandemi ini, Disdik Bukittinggi memberlakukan kurikulum esensial bagi pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kurikulum tersebut tetap mangacu kepada kurikulum 2013 dengan penyamarataan semua mata pelajaran.

Kaji Ulang Kualitas

Sementara itu Gubernur Sumbar, Mahyeldi, memerintahkan pengkajian ulang terhadap kualitas pendidikan. Sebab, ada indikasi lulusan Sumbar sulit bersaing di kancah nasional. Termasuk juga memenuhi kebutuhan daerah akan SDM yang unggul.

“Ada indikasi lulusan dari Sumatra Barat sulit bersaing di kancah nasional. Pasti ada faktor penyebab yang harus diperbaiki. Untuk mengetahuinya perlu kajian-kajian yang lebih dalam,” ujar Mahyeldi saat rapat dengan jajaran Dinas Pendidikan, Kamis (29/7).

Menurut Mahyeldi, dengan adanya kajian tersebut bisa memberikan gambaran dari kualitas pendidikan saat ini dan memetakan masalah yang terjadi. Sehingga, katanya, kebijakan dan solusi yang tepat bisa diambil segara.

“Kalau nanti berdasarkan kajian ternyata kendalanya adalah di internal maka kita bisa segera melakukan tindakan perbaikan secepatnya. Kalau nanti ternyata kendalanya adalah faktor eksternal, akan dicarikan pula formulasi yang tepat agar lulusan dari Sumbar tidak kalah bersaing,” ujarnya.

Selain itu, Mahyeldi berharap, dengan adanya kajian tersebut, nantinya juga bisa dilihat kondisi kualitas pendidikan Sumbar dengan potensi-potensi kebutuhan dunia kerja ke depannya. Sehingga, lulus SMA/SMK bisa disiapkan sejak dini.

“Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan di masa yang akan datang, seiring dengan itu kebutuhan di dunia kerja juga akan berubah, oleh karenanya dibutuhkan prediksi yang tepat agar lulusan dari Sumbar telah siap secara kualitas saat perubahan itu terjadi,” ujarnya. (*)

hantaran.co