Ketua DPRD Pessel Sarankan Pos Retribusi Kawasan Pantai Carocok Dipindahkan, Ini Penjelasannya

PESSEL, hantaran.co – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Ermizen menyarankan agar pos retribusi masuk kawasan wisata Pantai Carocok Painan tidak dipusatkan di depan Masjid Samudera Ilahi atau Masjid Terapung.

Menurut Ermizen, pos retribusi masuk kawasan wisata Pantai Carocok seharusnya dipindahkan saja kesamping atau kebelakang Masjid Terapung Samudera Ilahi. Sebab, jika tetap diposisikan di depan masjid, maka akan menyebabkan kerancuan bagi pengunjung yang belum mengetahui fungsi dari pos retribusi tersebut.

“Iya, sebaiknya dipindahkan saja,” ujar Ermizen saat dihubungi wartawan di Painan, Minggu (15/5/2022).

Politisi PAN itu menyebut, pemerintah daerah melalui dinas terkait disarankan untuk membuat pos retribusi satu paket dengan pintu masuk yang dijaga dinas perhubungan di kawasan utama wisata Pantai Carocok Painan.

Bahkan, kata dia, Pendapatan Asli Daerah (PAD) bakal bertambah jika dijadikan satu paket di pintu utama masuk kawasan Carocok.

“Bisa di tempat semula atau dipindahkan ke pintu masuk utama dekat gerbang. Nanti dijaga petugas Dishub. Jadi, langsung satu paket dengan parkir. Bisa bertambah PAD kita,” ucapnya.

Disisi lain, kata Ermizen, Pemda tidak usah cemas soal berkurang atau bertambahnya PAD daerah melalui retribusi masuk kawasan wisata. Bahkan, jika pengelolaannya tertata dengan baik dan maksimal, maka kebocoran PAD yang dikhawatirkan dapat ditekan.

Seorang pengunjung kawasan wisata Pantai Carocok Painan, Baron (nama samaran) berharap, pemerintah daerah mesti transparan dan profesional mengelola seluruh kawasan wisata yang ada di daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu.

Baron menyebut, jika memang pos retribusi itu ditempatkan di depan Masjid Terapung Samudera Ilahi yang baru-baru ini viral di medsos, ia berharap harus ada sosialisasi dari dinas terkait sehingga masyarakat atau pengunjung yang datang dari luar daerah tidak salah paham dengan pemungutan biaya masuk oleh petugas retribusi.

“Kalau saya melihat, tempat pemungutan karcis masuk itu sepertinya dadakan saja. Atau karena kemarin itu momen lebaran ya, sehingga untuk meningkatkan PAD dibuat kebijakan seperti itu. Nah, sekarang menjadi bola liar dan dipelintir oleh banyak orang. Ini akibatnya kalau sosialisasinya tidak berjalan dengan baik. Tentu kita juga yang malu sebagai putera daerah,” katanya.

Ia berharap, dengan viralnya Masjid Terapung Samudera Ilahi di medsos kemarin, dapat menjadi pembelajaran bagi pemerintah daerah untuk berbenah dalam pengelolaan kawasan wisata kedepannya.

“Ya, ambil saja hikmahnya dari semua kejadian itu. Kritik dan saran dari masyarakat, pengunjung, bahkan netizen jadikan bumbu pelengkap untuk lebih berbenah kedepannya. Tidak usah dicari lagi pembenaran, atau siapa yang benar dan siapa yang salah,” ujarnya menegaskan.

hantaran/okis

Exit mobile version