Kepala Dispar Tanggapi Data BPS Terkait Kunjungan Wisman ke Sumbar

Dispar

wisman. Ilustrasi

PADANG, hantaran.co — Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sumbar, Novrial, mengungkapkan bahwa data BPS Sumbar terkait jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung tidak dapat dijadikan patokan mutlak dinamika kepariwisataan di Sumbar, khususnya selama masa pandemi Covid-19.

Hal tersebut lantaran data BPS Sumbar hanya dihitung dari jumlah kedatangan wisman melalui pintu masuk utama, yakni Bandara Internasional Miangkabau (BIM). Jumlah wisman yang nihil tersebut, katanya, tak terlepas dari kebijakan maskapai penerbangan Air Asia yang memutus penerbangan internasional langsung ke BIM.

“Wisman yang datang ke Sumbar sebagian besar kan berasal Malaysia, dan biasanya datang menggunakan Air Asia. Karena Air Asia memutus penerbangan langsung, akhirnya memang tidak ada wisman yang datang melalui BIM,” ujarnya kepada Haluan, Selasa (1/12/2020).

Kendati demikian, ucapnya, bukan berarti tidak ada sama sekali wisman yang datang ke Sumbar, khususnya selama masa pandemi. Wisman yang datang tersebut bisa jadi datang ke Sumbar melalui daerah-daerah lain, seperti Bali atau Jakarta.

“Boleh jadi mereka masuk ke Indonesia dan mengurus paspor di daerah lain, dan dari sana datang ke Sumbar. Makanya, tidak terhitung sebagai wisman yang datang ke Sumbar. Sebagian besar wisman yang berlibur dan surfing di Mentawai datang dengan cara seperti itu,” katanya.

Bahkan, beberapa wisman yang berlibur di Mentawai tersebut sempat terjebak di Sumbar, dan tidak bisa kembali lantaran negara asalnya tengah menerapkan lockdown. Novrial menyebut, Pemprov Sumbar terpaksa melakukan tes swab di kapal pesiar yang digunakan wisman tersebut untuk berlibur ke Mentawai.

Sekalipun begitu, ia juga mengaku pihaknya tidak berharap lebih dari kedatangan wisman ke Sumbar selama masa pandemi, setidaknya selama akses penerbangan internasional langsung ke Sumbar masih terputus.

Di samping itu, ia juga sedang dan akan menerapkan strategi promosi baru untuk menggaet wisman. Promosi, ujarnya, ke depan hanya akan difokuskan ke pasar-pasar potensial, seperti Malaysia dan Singapura. Ini, menurutnya, merupakan langkah paling realistis untuk mengembang sektor pariwisata di Sumbar.

“Wisman yang datang ke Sumbar itu, sebagian besar memang berasal dari kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura. Sementara untuk Eropa dan Amerika memang nyaris tidak ada. Jadi, buat apa kita capek-capek promosi ke negara-negara yang potensinya kecil. Biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang didapat. Hanya akan buang-buang anggaran saja,” ucapnya.

Strategi yang sama juga diberlakukan untuk menggaet wisatawan domestik. Pihaknya hanya akan memfokuskan promosi ke sembilan daerah yang memiliki penerbangan langsung ke Sumbar. Daerah-daerah tersebut adalah Medan, Batam, Jambi, Palembang, Bengkulu, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.

“Yang paling penting itu bukan dari mana wisatawan itu berasal, tetapi seberapa banyak yang mereka habiskan di Sumbar. Biar yang datang sedikit, tapi banyak membelanjakan uangnya. Ketimbang banyak yang datang, tapi sedikit membelanjakan uangnya,” kata Novrial. (*)

Hamdani/hantaran.co

Exit mobile version